ayana seorang gadis desa berniat merantau untuk memperbaiki ekonomi keluarga nya, ayana hanya tinggal berdua denga ibunya setelah ditinggal pergi sang ayahnya,
ayana bekerja di sebuah toko kue yang sangat terkenal tidak disangka dia bertemu jodohnya disana, ayana dijodohkan dan menikah dengan anak bosnya, lika liku hubungan mereka, ada masalah tetapi tetap bisa mereka hadapi bersama, sampai bahagia pun menghiasi pernikahan dan rumah tangga ayana dan dewa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zainul Anwar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
jodohku adalah anak bosku
Kalo jalan pake mata" Ucap aya dengan nada tinggi.
"Bukannya kamu yang nabrak duluan" Jawab ayana yang sama sama emosi, ayana membela diri karena merasa tidak bersalah.
"Berani yah lo sama gue" Ucap aya semakin emosi.
Seketika para tamu yang ada di kafe berdatangan ,karena melihat ada nya keributan disana.
Begitu pun dewa yang penasaran akan hal itu pun langsung menghampiri .
Suasana semakin memanas diantara keduanya.
Dewa yang sampai ditempat keributan melihat disitu ada ayana dan aya sedang beradu emosi,
Aya yang berada di puncak emosi hendak melayangkan tamparan ke pipi aya.
Namun seketika tangan aya ditahan oleh tangan kekar yang tak lain adalah dewa.
"Apa apaan ini? " Ucap dewa kesal dengan kejadian itu.
"Awww sakittt" Teriak aya.
Aya seketika langsung menghempaskan tangan dewa yang menahannya.
"Emmm anu, itu dia jalan engga pake mata, main tabrak tabrak aja" Jawab aya masih sedikit emosi sambil menunjuk ayana.
"Apaan bohong kamu, orang baru aja aku keluar dari toilet, kamu yang buru buru masuk engga liat liat"jawab ayana membela diri.
" Jangan bohong kamu aya"ucap dewa yang ikut emosi melihat ayana difitnah atas kejadian itu.
" Iya tuh mas, kaka ini yang nabrak duluan"ucap salah satu pengunjung kafe yang kebetulan melihat kejadian itu sambil menunjuk ke arah aya.
"Banyak ko saksinya" Lanjutnya.
"Iya iya tuh" Jawab beberapa pengunjung lainnya.
Aya pun merasa sangat malu, pipinya sangat merah memendam emosi.
"Ohhh, kamu belain dia dewa, apa dia pengganti aku? " Belum sempat dijawab dewa ,aya kembali melanjutkan perkataannya.
"Selera kamu menurun dong kalo sama dia hahahaha" Lanjut aya sambil tertawa mengejek.
"Itu bukan urusan kamu" Jawab dewa emosi.
Tak lama Romi yang melihat itu langsung menghampiri sumber keributan itu.
Melihat keberadaan aya yang terpojok, romi langsung membubarkan kejadian itu.
"Sudah ,bubar bubar kalian semua" Teriak romi sambil menarik tangan aya dan membawanya pergi dari situ.
"Urusan kita belum selesai yah ayana, tunggu pembalasan gue" Teriak aya yang segera meninggalkan mereka.
"Huhhhhhh" Ucap semua orang yang berada disitu.
"Kamu gapapa kan ay? " Ucap dewa khawatir sambil memegangi kedua pundak ayana.
"Emmmm, aku gapapa ko tuan" Jawab ayana dengan senyum teduhnya yang menenangkan dewa.
"Ya sudah, ayo kita balik ke tempat duduk kita" Ajak dewa sambil memegang tangan ayana.
"Baik tuan" Jawab ayana merasa gugup .
Sesampainya disana mereka segera mendudukin tempatnya.
"Kamu minum dulu aya, biar tenang" Perintah dewa sambil memberikan satu gelas air minum ke ayana.
"Makasih tuan" Jawab ayana menerima minuman itu dan segera meminumnya.
"Sekarang sudah tenang? "Tanya dewa yang masih khawatir dengan kejadian tadi
" Sudah ko tuan, tenang saja"sambil senyum agar dewa tenang.
"Hemmm baiklah" Jawab dewa.
"Lanjutin makannya ay, dari tadi kamu belum makan apa apa"
"Baik tuan" Jawab ayana nurut sambil mengantuk makanannya.
Setelah ayana selesai menyantap makanannya ,dewa berencana mengajak ayana ke tempat yang lebih nyaman .
"Ayo ikut saya" Sambil menarik lembut tangan ayana dan menggandeng nya.
"I iya tuan" Jawab Ayana yang gugup dengan perlakuan dewa, Ayana segera berdiri dan mengikuti langkah dewa.
Dewa membuka pintu mobil dan mempersilahkan Ayana masuk kedalamnya.
"Masuk, ay"
"I Iyah tuan, terimakasih tuan"jawab Ayana menurut dan segera menaiki mobil. Disusul dengan dewa yang duduk dikursi pengemudi.
Dewa segera melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang meninggalkan kafe itu.
Ditengah perjalan yang hening itu, ayana berniat membuka obrolan.
" Tuan, mau ajak saya kemana"tanya ayana yang sedikit penasaran .
"Nanti juga kamu tau" Jawab dewa kembali singkat padat.
"Hemmm baiklah tuan" Jawab ayana pasrah.
Ayana yang mulai bingung harus ngapain lagi dia segera mengambil ponselnya dan berencana mengirim pesan ke temannya neya.
"Ney, kamu lagi apa"isi pesan Ayana kepada neya.
" Lagi tiduran nih ay, gimana makan malamnya ay"balasan dari neya.
"Ya gitu deh ney, nanti aku ceritain kalo udah sampe hotel yah"
"Oke ay, selamat bersenang senang" Balasan neya .
Ayana kembali memasukan ponselnya kedalam tasnya.
Dan kembali menatap ke arah jalanan yang semakin malam semakin ramai itu.
Ayana berniat membuka pembicaran lagi, karena dia sedikit penasaran dengan laki laki yang tadi bersama aya itu.
"Tuan" Panggil Ayana sambil menoleh menatap dewa.
"Hemmm" Jawab dewa singkat dan dingin seperti biasa.
"Aneh banget ini orang, makin dingin gini makin ganteng"gumam Ayana sambil tersenyum tipis memandangi wajah dewa.
Dewa yang menyadari dirinya sedang di tatap sambil senyum senyum seperti itu oleh ayana.
"Udah kenyang liat akunya ay" Tanya dewa memecahkan lamunan ayana.
"Ehh apa sih tuan" Jawab ayana segera memalingkan wajahnya merasa malu dirinya ketahuan memandangi dewa.
"Haha ada ada saja kamu ini aya" Jawab dewa sambil menyubit kecil pipi ayana yang gemas itu.
"Awwww tuan" Jawab ayana malu dan mukanya terlihat mulai memerah .
"Tadi kamu manggil aku, mau nanya apa ay" Mengalihkan pembicaraan karena melihat ayana malu.
"Emm itu tuan, tadi yang sama mba aya itu siapa yah" Tanya ayana penasaran.
"Oh itu, dia romi ay" Jawab dewa.
"Romi?, bukannya mba aya pacarnya tuan?, ko bisa mba aya sama romi romi itu" Tanya ayana semakin penasaran.
"Kepo kamu" Jawab dewa sambil menyentil dahi ayana.
"Ihhh tuan, sakit tau" Sambil mengusap usap dahinya.
"Sudah, sudah jangan bahas dia yah " Jawab dewa sambil mengelus kepala ayana .
"Iya tuan, maaf" Jawab ayana merasa tidak enak.
"Dan satu lagi" Ucap dewa belum selesai, langsung dijawab ayana.
"Apa tuan? "
"Sabar dulu dong ay, belum juga aku selesai ngomong" Jawab dewa tertawa geli.
"Hehe, iya iya tuan maaf yah" Jawab ayana ikut tertawa malu.
"Jangan panggil panggil aku dengan sebutan tuan lagi yah" Lanjut dewa dengan nada lembut menenangkan.
"Emmm emang gapapa tuan"
"Ini perintah ayana, jadi nurut saja oke? " Ucap dewa memaksa.
"Emmm, ayana jangan panggil saya tuan" Ucap dewa yang gemas mendengar ayana masih memanggilnya dengan sebutan tuan.
"Terus manggilnya apa dong? Atau panggil pak" Tanya ayana yang bingung.
"Emang aku bapak kamu, panggil ka, mas, sayang juga boleh" Jawab dewa sedikit kesal namun masih dibalut dengan candaan.
"Emm Iyah deh sayang" Jawab ayana bercanda sambil senyum senyum mengejek.
Dewa tersedak mendengar ucapan ayana , dia tidak menyangka ayana seberani itu.
"Kenapa tuan? Kan tadi tuan yang nyuruh" Jawab ayana yang masih tertawa dengan kelakuan dewa.
"Nah, iya deh itu bagus" Jawab dewa.
"Bercanda ko mas, maaf yah hehe" Ucap ayana nyengir kuda.
"Iyah" Jawab dewa lembut sambil membelai rambut ayana.