Blurb...
"Sejak kapan kau mencintaiku hubby?" Tanya Alena setelah mereka selesai dengan percintaan panas mereka dan kini mereka saling memeluk satu sama lain.
"Sejak kau memakai hijabmu ini honey, kau semakin cantik setelah mengenakan hijab." Ucap Abraham sembari membelai lembut wajah cantik sang istri.
"Kalau begitu aku adalah pemenangnya hubby, karna aku sudah mencintaimu sejak pertama kali kita bertemu" Bangga Alena sembari mengecup bibir sang suami.
"Aishhh! kau pikir ini sebuah perlombaan!" Pekik Abraham sembari mencubit hidung sang istri dengan gemas"
Akankah pernikahan mereka bertahan hingga akhir?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teman baru
"Huhf! Gara-gara kak Angela aku jadi pulang kemalaman seperti ini!"
Gerutu Alena sembari berlarian menuju bis jurusan kota Bandung yang hanya tinggal 1 kali keberangkatan lagi.
"Dia itukan seorang dokter, masa tidak bisa membedakan mana kontraksi palsu dan mana kontraksi sungguhan!" Geramnya lagi dengan bibir yang mencebik.
Alih-alih bisa menghabiskan waktu dengan kakak sepupu yang kini menjadi kakak iparnya itu, Alena malah di buat kerepotan oleh ibu hamil itu.
Sesaat setelah Alena datang, Angela malah mengalami kontraksi hebat seperti hendak melahirkan. Dan setelah sampai di rumah sakit rasa sakit yang Angela rasakan tiba-tiba menghilang, dokter kandungan disana menyatakan Angela hanya mengalami kontraksi palsu.
"Tunggu! Tunggu!"
Kesialan Alena hari ini seakan belum selesai juga. Bis jurusan kota Bandung yang tinggal satu-satunya itu, mulai melaju padahal tinggal 5 langkah lagi Alena akan tiba di bis berwarna putih itu.
Alena terus mengejar bis itu dengan langkah seribunya, Beruntung salah satu penumpang di dalam bis itu melihat Alena.
"Tunggu! Tunggu pak! Sepertinya masih ada penumpang yang mau naik" Teriak seorang pria muda sebaya Alena, sembari menatap Alena lewat jendela mobil bis tersebut.
Bis itu akhirnya berhenti karna ucapan pria muda tadi.
"Terima kasih ya pak!" Ucap Alena pada kernet dan supir bis tersebut, sebelum Alena melangkah masuk ke dalam bis yang masih terlihat lengang itu.
Hanya ada beberapa penumpang saja di dalam bis itu, hingga masih menyisakan begitu banyak bangku kosong.
Alena memilih untuk duduk di barisan paling belakang.
"Alhamdulillah akhirnya aku bisa pulang juga."
Ucap Alena sembari menyandarkan tubuh lelahnya di sandaran kursi penumpang.
"Astagfirullah, aku lupa memberitahu Abraham kalau aku pergi ke rumah abbi Harun hari ini. Dia pasti sedang mencemaskan aku sekarang."
Pekik Alena sembari merogoh ponsel di dalam tas ranselnya.
Ada banyak pesan masuk dan panggilan tak terjawab dari sang suami.
Alena terlalu panik melihat kondisi Angela tadi, hingga baru sempat memeriksa ponselnya sekarang.
Tuuut.. Tuuut...
Alena mencoba untuk menghubungi sang suami.
"Alena! Dimana kau sekarang! Kenapa pergi dari rumah tidak bilang-bilang!"
Umpat Abraham ketika sambungan telepon mulai terhubung.
"Maafkan aku hubby, aku---"
Tuuut... Tuuut...
Alena belum sempat menyelesaikan ucapannya namun panggilan telepon sudah terputus.
"Yah lowbat lagi!"
Pekik Alena sembari mengusap wajahnya dengan kasar.
"Kenapa mbak?" Tanya seorang pria yang duduk tepat di seberang Alena. Pria itu adalah pria muda yang menghentikan bis tadi, hingga Alena bisa naik.
"Eh gakpapa kok mas. Aku cuma kesel aja karna Hp aku lowbat"
Ucap Alena apa adanya.
"Oh, nih pake powerbank aku dulu aja mbak."
Ucap pria itu sembari memberikan powerbank miliknya pada Alena.
"Wah..makasih mas, jadi enak hee.."
Seru Alena sembari meraih powerbank itu dengan wajah sumringahnya.
Setelah daya ponselnya terisi sedikit, Alena kembali menghubungi sang suami lewat pesan chat.
Alena mengatakan ia sedang ada di dalam bis menuju kota Bandung dan akan tiba di terminal sekitar satu setengah jam lagi.
Dan Abraham membalas akan menunggu sang istri di terminal.
Alena sengaja tidak melakukan sambungan telepon karna takut mengganggu penumpang lain yang kebanyakan sudah tertidur pulas.
"Ini mas, makasih ya powerbanknya" Ucap Alena pelan sembari tersenyum manis, tangannya terulur untuk mengembalikan powerbank milik pria baik itu.
"Sama-sama mbak. Tapi jangan panggil aku mas dong! soalnya aku masih muda lho, usiaku baru 18 tahun."
Beritahu pria itu sembari tersenyum lebar, memamerkan deretan gigi putihnya.
"Wah berarti kita seumuran, kalau gitu jangan panggil aku mbak juga dong!" Ucap Alena tak mau kalah.
"Ok! Nama aku Arkan" Ucap pria itu sembari mengulurkan tangannya ke arah Alena.
"Alena." Membalas uluran tangan Arkan.
Mereka berdua membicarakan begitu banyak hal. Dari obrolan itu Alena tahu kalau Arkan baru saja lulus SMA dan akan kuliah di kampus yang sama dengan Alena nantinya. Bahkan satu jurusan pula.
Alena merasa senang karna belum mulai kuliah saja ia sudah punya teman baru.
Mendapat teman ngobrol yang seru dalam perjalanan kali ini, membuat waktu selama hampir 2 jam jadi tak terasa.
Kini bis yang di tumpangi Alena dan Arkan sudah tiba di salah satu terminal yang ada di kota Bandung.
"Kamu yakin tidak mau aku antar pulang Al? Kakak sepupuku sudah menjemput aku disana."
Ucap Arkan sembari menunjuk kijang inova berwarna hitam milik kakak sepupunya.
"Tidak usah Ar, terima kasih. Aku udah ada yang jemput kok. Kamu duluan aja" Tolak Alena secara halus.
"Ok, kalau gitu aku duluan ya! Sampai ketemu di kampus nanti." Pamit Arkan sembari melambaikan tangannya pada Alena.
"Ok, by." Alena melambaikan tangannya pula ke arah pria baik itu.
Tanpa Alena sadari, Abraham terus menyaksikan interaksi antara Alena dan pria asing itu dengan rahangnya yang mengeras.
Bersambung 🤍