Dalam menggapai cita citanya menjadi seorang Kultivator dengan kultivasi yang tinggi, Yan lan dengan sekuat tenaga terus berlatih dan pada akhirnya dia menjadi kultivator yang tak tertandingi di Benua Permata Hijau.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lazuardi aqbar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari Yan Lan
Setelah kepergian Yan Lan, Zhao Quin mencoba melakukan pemurnian pil obat penyembuh luka sesuai dengan metode yang di ajarkan oleh Yan Lan.
"Wow ..!! akhirnya aku berhasil juga, ini adalah pil obat penyembuh luka," sorak Zhao Quin yang berhasil memurnikan pil obat dengan tehnik yang baru di pelajarinya dari Yan Lan.
Pagi hari saat matahari menyingsing dari ufuk timur, kehebohan terjadi di dalam klan Zhao dimana putri pertama dari ketua klan Zhao yang bernama Zhao Quin, berhasil dalam melakukan memurnikan pil obat penyembuh luka dengan sempurna.
Dan rencananya ketua klan Zhao akan memproduksi pil obat itu secara besar besaran, yang akan di jual bebas ke 12 klan yang berada di Benua Permata Hijau.
*****
Seorang wanita muda dengan rambut lurus panjang dan kulit putih bersih sedang menyusuri gang, di mana para murid klan pria tinggal. Wanita itu lagi mencari kamar Yan Lan, dia adalah Zhao Quin putri pertama dari ketua klan Zhao.
Zhao Quin berjalan santai sambil matanya tak henti hentinya melirik ke arah para murid pria yang berada disana. Di dalam genggaman Zhao Quin terdapat sebuah bungkusan berwarna biru yang akan di berikannya kepada Yan Lan.
Pemandangan yang sangat langka bagi para murid klan pria, yang bisa menyaksikan secara dekat wanita tercantik di klannya berjalan jalan di tempat tinggal para murid pria.
Biasanya Zhao Quin hanya sesekali saja bisa terlihat diantara murid klan Zhao, karena Zhao Quin lebih banyak menghabiskan waktunya untuk belajar meracik tumbuhan roh, dan pemurniannya.
Zhao Quin merasa heran, begitu banyak murid pria yang di tanyai, tapi tak ada satu murid pun yang mengenal Yan Lan.
Dari ke jauhan Zhao cie melihat kakaknya sedang berjalan jalan di gang kamar tempat para murid pria berada.
"Mengapa kakak Zhao Quin berada di gang kamar murid pria? apa yang di carinya disana? atau kakak Zhao Quin sedang menunggu seorang pria di sana!?," batin Zhao cie.
Berbagai pertanyaan mewarnai pikiran Zhao cie, karena selama ini dia tak pernah melihat kakaknya Zhao Quin mencari seorang pemuda, apalagi sampai mendatangi pemuda itu kekamarnya.
Yang Zhao cie tau, malah para pemuda yang mengejar ngejar dan terkagum kagum akan semua yang di miliki oleh Zhao Quin, baik sifat, perilaku serta parasnya yang menawan.
"Aku harus mengetahui, apa yang tengah di lakukan oleh Zhao Quin disana," batin Zhao cie yang terus memantau kakaknya dari kejauhan.
Dalam pencariannya, di dalam hati kecil Zhao Quin sekarang mulai merasa resah karena belum bisa menemukan pemuda yang di carinya.
"Di mana kah Yan Lan berada?" tanya Zhao Quin pada dirinya sendiri.
Tak lama senyum mengembang dari bibir Zhao Quin yang melihat Yan Lan berjalan di kejauhan.
"Akhirnya ketemu juga," bisik Zhao Quin.
Zhao Quin sedikit berlari kearah Yan Lan berada.
"Yan Lan..!!," teriak Zhao Quin.
"Aku sangat susah mencari kamarmu!, memangnya kau tinggal di kamar no berapa?" tanya Zhao Quin.
"Aku tak tinggal di kamar yang tak bernomor Zhao Quin, aku tinggal di belakang sana, sekitar seratus meter dari sini," jawab Yan Lan.
"Bukannya bangunan itu sudah tak layak lagi di tempati, tapi kok kamu di suruh untuk tinggal di situ?" tanya Zhao Quin kembali.
"Sudah lah.., kita tak usah membahasnya lagi, yang penting aku nyaman berada disana, karena tempatnya juga tak terlalu buruk untuk di tinggali," jawab Yan Lan kembali.
"Apakah ada yang bisa kubantu Zhao Quin sehingga kau mencariku?," tanya Yan Lan.
"Aku cuma ingin mengucapkan terimakasih karena kau telah mengajariku cara memurnikan pil obat penyembuh luka," jawab Yan Lan.
Yan Lan sebenarnya merasa risih berada dekat dengan Zhao Quin, karena pandangan mata para murid pria yang berada di tempat itu sangat tak bersahabat, mereka menatap Yan Lan dengan penuh rasa iri.
Zhao Quin mengetahui kegelisahan di hati Yan Lan, diapun mengajak Yan Lan untuk pergi dari tempat itu.
"Yan Lan bolehkah aku untuk sekedar melihat tempat kediamanmu?" tanya Zhao Quin.
Tak ada alasan bagi Yan Lan untuk menolak ke inginan Zhao Quin untuk melihat tempat kediamannya.
"Tentu saja boleh, ayo ikut aku!!," jawab Yan Lan sambil melangkah beriringan dengan Zhao Quin menuju ke kediamannya.
Zhao cie yang melihat pemuda bersama dengan kakaknya, menjadi bertanya tanya dengan keberadaan pemuda itu, karena sepanjang penglihatan Zhao cie, kakaknya selama ini tak pernah begitu sangat akrab dengan seorang pemuda.
Zhao cie yang melihat Zhao Quin pergi bersama pemuda yang tak dikenalnya, segera mengikutinya dari kejauhan.
"Bukannya itu tempat kediaman Yan Lan!!, mengapa Zhao Quin bisa mengenal Yan Lan seakrab itu, ini tak bisa di biarkan! aku tak mau Zhao Quin menjadi orang yang bodoh karena mencintai Yan Lan.
Di dalam kamar, Yan Lan mempersilahkan Zhao Quin untuk duduk di kursi kayu yang berada di dalam kamar itu.
"Maaf Zhao Quin, aku tak bisa menyajikan apa apa karena aku tak punya sesuatu yang bisa kusajikan padamu di kamar ini," ucap Yan Lan.
Zhao Quin hanya tersenyum, dia memaklumi keadaan Yan Lan.
"Oh ia Yan Lan, aku membawakan mu sup ikan buatan ku, semoga kau menyukainya," ucap Zhao Quin.
Zhao Quin menaruh bungkusan yang di bawanya ke atas meja dan segera membuka bungkusannya.
Seketika wangi aroma masakan keluar dari dalam wadah tempat menaruh sub ikan yang di buat oleh Zhao Quin.
Rasa lapar tiba tiba menghinggapi perut Yan Lan.
Setelah Zhao Quin mempersilahkan Yan Lan untuk memakan masakan yang di buatnya, tanpa pikir panjang Yan Lang langsung memakan sub ikan buatan Zhao Quin itu dengan sangat lahap.
"Masakan sup ikan buatanmu ini sungguh benar benar sangat nikmat Zhao Quin, aku baru kali ini makan sup ikan yang selezat ini," puji Yan Lan.
"Kalau kau suka, besok aku akan membuatkannya untukmu lagi," ucap Zhao Quin.
Tiba tiba Zhao cie masuk kedalam rumah, yang membuat Yan Lan seketika menghentikan makannya.
"Kakak..!! ada urusan apa kakak Zhao Quin kesini?" tanya Zhao cie sambil melirik ke arah Yan Lan.
Zhao cie tersentak kaget melihat perubahan yang ada pada Yan Lan, wajahnya terlihat sangat tampan memakai baju murid klan Zhao pemberiannya, "mengapa pemuda ini sangat tampan, tak seperti saat pertama aku bertemu dengannya?" batin Zhao cie.
Zhao cie segera menepis semua rasa kagumnya dengan ketampanan Yan Lan, dan kembali kepada niat awalnya untuk menjauhkan kakaknya dari Yan Lan.
"Aku berteman dengan Yan Lan, tak ada salahnya kan kalau aku ketempatnya," sahut Zhao Quin.
"Aku tak ingin kakak dekat dengan pemuda ini, karena pemuda ini tak jelas asal usulnya," jawab Zhao cie tegas.
Zhao Quin berdiri dari tempat duduknya.
"Adik jaga bicaramu!!, kamu sudah sangat keterlaluan!! ini masalah pribadiku kau tak usah ikut campur!! itu terserah aku kalau aku ingin berteman dengan siapapun," hardik Zhao Quin.
"Kakak jangan terperdaya dengan omongan nya, kakak hanya di manfaatkan olehnya untuk sesuatu hal," teriak Zhao cie.
"Dan kamu Yan Lan, kalau bukan pertolongan dari kakek guruku kau sudah mampus di tangan Dong Kun, aku menyesal membawamu kesini!!," ucap Zhao cie menahan amarah.
Yan Lan hanya terdiam, dia bingung harus berbuat apa melihat kedua wanita cantik yang ada di hadapannya sedang berdebat.
Tak lama Zhao Quin dengan menahan amarah, meninggalkan ruangan itu tanpa mengeluarkan satu kata pun.
"Kita belum selesai," ucap Zhao cie sambil menunjuk kearah muka Yan Lan. Dia pun pergi meninggalkan kamar Yan Lan pergi menyusul Zhao Quin.