Trio Kampret Next Gen
Giliran keturunan Trio Kampret plus Dewa n Romeo
- Alsaki Baskara dan Kaysa tidak pernah akur namun mereka akhirnya jatuh cinta dan akhirnya menikah.
- Kaivan Reeves bertemu dengan Anastasia Bulgakov, gadis Russia yang menjadi guru di sebuah biro pelajaran bahasa Russia ketika hendak dirampok saat pulang mengajar. Beda bahasa, membuat keduanya mengalami gagap budaya tapi malah membuat semakin dekat.
- Raiden Park bertemu dengan Dewi Mentari, seorang gadis indigo yang marah karena maketnya dihancurkan Raiden. Pasangan itu menjadi pasangan paling kacau dari trio kampret.
- Sagara Hadiyanto jatuh cinta pada Khadijah Al Kahfi sejak SMA. Pria itu jatuh bangun untuk meyakinkan gadis yang lebih tua darinya.
Generasi ketujuh klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Paijo bin Paino bin Paijem
"Kaivan, apa maksud Opa kamu ?" tanya Anastasia bingung.
"Aku sudah menyelidiki siapa kamu, Anastasia. Semua yang kamu ceritakan pada Kaivan memang terbukti. Oh, jangan salah, channel aku tersebar di seluruh dunia. Bahkan aku kenal salah seorang mafia Russia yang memang berteman baik dengan keluarga Blair dan Giandra dari dulu." Hoshi menatap serius ke Anastasia. ( Baca Menikahi Suami Sahabatku ).
"Apakah Mr Reeves bekerjasama dengan mafia Russia?" tanya Anastasia bergidik.
"Bukan, hanya bersahabat dengan baik. Jadi kalau aku mendapatkan klien atau siapapun dari Russia, aku bisa tahu latar belakangnya. Kamu tahu sendiri kan, agen rahasia Russia atau Sluzhba Vneshney Razvedki yang disingkat SVR, merupakan suksesor dari Direktorat Utama Pertama ( PGU ) di bawah KGB sejak Desember 1991. Sahabat aku, bermain dua kaki, Agen SVR dan juga anggota keluarga mafia. SVR dan dia sama-sama saling memanfaatkan satu sama lain," jawab Hoshi.
"Kami pernah obrak Abrik CIA," bisik Kaivan. "Maafkan keluarga aku yang begitu aduhai."
Anastasia semakin bingung. Keluarga kalian itu sebenarnya pengusaha atau mafia sih?
***
Polda Metro Jaya Jakarta
Lachlan dan Raiden berjalan bersama Nonik untuk melihat dari balik pintu, seperti apa wajah Indra Timotius. Keduanya seperti déja vu saat dulu mereka ditahan dan Raiden memasang wajah usil, dan entah mengapa Nonik seperti kompak dengan remaja itu membuat Lachlan jengah.
"Don't !" ucap Lachlan.
"Oh yeah !" cengir Raiden dan Nonik bersamaan.
"Seriously?" Lachlan menatap sebal dengan dua orang eh, satu orang dan satu hantu yang seolah kompak all the time.
"Oke mbak Joyce, mbak Ela, mbak Iis dan mbak Chyntia, kita hajar si Paijo bin Paino dan bin Paijem !" ucap Raiden. "Rencananya begini..." Remaja itu berbicara dengan keempat arwah super serius sementara Lachlan menoleh ke petugas polisi yang bersama mereka dengan wajah tidak enak.
"Aku tidak mau tahu, Mas Lachlan. Soalnya aku salah satu polisi yang berada di ruang monitor saat ada hantu anak kecil muncul di layar," jawab petugas polisi itu.
"Aduh, maafkan Nonik ya pak ..." ucap Lachlan dengan wajah meminta maaf.
"Aku hampir pingsan lho mas."
Lachlan menoleh judes ke Nonik yang hanya memasang wajah sok imut sambil menggoyangkan tubuhnya.
"Salah siapa dia kaget. Kan Nonik hantu imut," jawab Nonik sok polos.
Lachlan menggelengkan kepalanya. Ampun deh !
***
Lachlan dan Raiden meminta untuk berada di ruang monitoring dengan didampingi oleh Iptu Dean Thomas dan Aiptu Rayyan. Aizen pun datang bersama Septian yang akan menjadi pengacara keempat korban pembunuhan.
"Sebenarnya kalian itu mau ngapain?" tanya Septian ke ketiga keponakannya. Meskipun Septian tidak ada hubungan darah, tapi dia menganggap semua generasi ketujuh adalah keponakannya. Keponakan yang sering membuat dirinya migrain tiba-tiba karena sering aneh-aneh
"Watch and learn, Oom Tian," jawab Raiden usil.
"Haaaahhh?" Septian memegang pelipisnya. Ampun deh anaknya Mas Shinichi ini ya.
***
Indra Timotius merasa lega karena dia di sel sendirian, tidak bersama napi-napi yang berada di sel depannya. Pria itu masih saja kesal karena pengacaranya tidak bisa datang sebab masih ada seminar di Bali dan baru pulang besok sore.
Toh cuma semalam juga. Paling besok aku sudah bebas dengan jaminan. Aku bisa bayar berapapun juga. Indra tersenyum smirk.
"Ada orang kaya lagi yang ditahan ..."
Indra menatap sinis ke gerombolan napi itu tapi sudah tidak ada pak Jampang karena usai sidang, dikirim ke Salemba.
"Tapi yang ini tidak seperti keempat orang sebelumnya," kekeh yang lain. "Yang ini lebih sombong."
"Aku penasaran dia kenapa ya bisa ditahan?" sahut napi berbadan kecil. "Terkadang aku kangen keempat orang itu."
***
Lachlan dan Raiden saling berpandangan.
"Kalian mau masuk sel lagi ? Ada yang kangen," goda Aizen.
"Kampret lu !" sungut Raiden membuat semua orang di ruang monitor tertawa.
***
Sementara di ruang tahanan, Indra memilih diam saja daripada harus berhubungan dengan orang-orang rendahan menurutnya. Tak lama dua orang petugas kepolisian datang membawakan makan malam. Salah seorang napi bertanya soal Indra, tapi mereka memilih diam karena masih dalam proses penyelidikan.
Indra hanya mendengus saat melihat menu makan malam mereka hanya nasi bungkus.
"Makanan apa ini ?" ucap Indra sinis.
"Kalau kamu tidak mau makanan macam itu, jangan masuk penjara bung !" ucap salah seorang napi.
Indra menyingkirkan nasi bungkus itu dan seorang petugas kepolisian mendekati selnya. "Bersyukurlah masih bisa makan karena saat kamu nanti dipindah ke Salemba atau Cipinang dan bisa saja ke Nusakambangan, kamu akan merindukan nasi bungkus itu," desis polisi itu galak.
Indra hanya tersenyum smirk. "Aku bahkan bisa bebas lusa karena jaminan!" ucapnya sombong.
"Tidak semudah itu, pembunuh! Aku tidak perduli kamu crazy rich ! Pembunuh tetap saja pembunuh !" balas petugas kepolisian itu membuat para napi melongo.
"Whoaaahhhh ! Dia seorang pembunuh! Apa yakin bisa bebas?" gumam pria-pria yang berada di tahanan.
Petugas kepolisian itu pun keluar dari ruang tahanan dan para napi pun menatap dingin ke Indra.
"Dikiranya kalau membunuh, bisa bebas dengan jaminan," seringai para napi. "Lupa ya, dia orang kaya, kita hanya remahan rengginang."
Indra hanya menatap sombong ke para napi itu.
"Tapi nanti kalau di Cipinang atau Nusakambangan, tidak ada artinya ya..." Sontak semua napi terbahak. "Dia bakalan jadi incaran banyak orang karena tampan dan kaya. ATM berjalan."
Indra mengacuhkan ucapan mereka semua dan memilih tidur di atas jaketnya yang digelar lantai. Ketika sedang tiduran menghadap langit-langit ruang selnya, matanya melotot sempurna saat ada arwah Joyce berada disana dengan wajah mengerikan.
"Halo, pak Indra .. Ingat aku?" ucap Joyce membuat Indra langsung terlonjak.
"A .. Apa ... Itu ..." Wajahnya langsung memucat dan para napi yang sudah katam gara-gara pernah bersama keempat anggota keluarga Pratomo, sudah tahu pasti ada hantu disana. Kali ini mereka tidak takut karena bukan mereka yang kena.
"Eh pas nih, pas ada makanan, lihat live Dunia Lain" ucap salah satu napi yang langsung duduk bersila sambil melihat Indra ketakutan.
"Apakah mbak Kunti datang, orang kaya?" goda lainnya. "Kami sudah biasa !"
Indra semakin menjerit-jerit ketakutan karena di keempat sudutnya terdapat arwah keempat korbannya dengan kondisi membusuk membuat Indra semakin histeris.
"Pergi kalian ! PERGIIIIII !" teriak Indra.
"Wah ini lebih seru dari film Malam Satu Suro Suzanna," ucap salah satu napi.
Sementara Lachlan hanya bisa menggelengkan kepalanya karena sang sutradara adalah si hantu imut cilik itu.
Ya Allah Niiiikkk! - batin Lachlan gemas.
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaaaa gaeeesss
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️
maaf2 baru habis baca🙈🙈🙈
senengnya lihat anak laki-laki yang dekat sama mamanya, pasti nanti dia akan meratukan wanitanya