Lensi Deva Gumilang. Seorang anak kandung yang tersisih. Anak pengusaha ternama, namun lebih bahagia hidup di dunia hitam. Siapa sangka pergaulannya di dunia itu, menjadikan dirinya dijuluki sebagai Dewi judi.
Lensi seorang gadis lulusan design. Menjadi seorang model busana muslim. Prkerjaan sampingan yang tidak seorangpun tahu, kecuali sahabat setianya. Perjodohan bisnis yang dilakukan ayahnya membuat dirinya kabur dari rumah, dan mengikuti perjudian kelas kakap. Lensi memenangkan hasil perjudian 300 milyar dan dikejar oleh bandar judi. Hingga dirinya masuk kedalam kawasan terlarang dari dunianya, dan bertemu seseorang yang mampu menggetarkan hatinya.
Akankah Lensi selamat? apakah Lensi mampu menundukkan hati pria pujaannya?
Yuk kepoin kisahnya🙈🙈🙈
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neti Jalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Aksi Dewi Judi
Lensi tiba di lokasi perjudian pukul 7 kurang 15 menit. Sementara teman-temannya sudah sampai ke tempat tujuan 15 menit sebelumnya. Sesuai kesepakatan, mereka saat ini tengah mengenakan jaket kulit berwarna hitam dengan baju kaos berwarna senada di dalamnya. Lensi hanya bisa mengulum senyum saat melihat penampilan teman-temannya terutama teman-teman prianya.
Karman yang berambut ikal menyisir rambutnya menjadi belah tengah, dengan minyak rambut sedikit lebih banyak dari biasanya. Rambutnya terlihat licin, hingga nyamuk saat menempelpun bisa tergelincir.
Sementara Riko, masih bertahan dengan rambut gondrongnya. Namun dia mengenakan headben di kepalanya itu.
Mawan dengan rambut era tahun 90an. Benar-benar membuat rambutnya yang licin itu menjadi belah pinggir. Tidak lupa dompet yang dirantai menyengkang dibelakang saku celananya.
Sementara Okta membuat dandanannya sedikit lbih gotic, namun Lensi melihatnya lebih mirip anak funk.
"Are you ready?" tanya Lensi sembari menahan tawanya.
"Ready, kemon- kemonlah." Jawab Karman yang berjalan lebih dulu dari teman-temannya.
Merekapun pergi menuju pintu utama tempat perjudian. Namun langkah mereka harus tertahan, karena mereka harus diperiksa terlebih dahulu. Siapapun tidak boleh membawa senjata tajam atau senjata api dalam bentuk apapun.
Setelah melewati serangkaian pemeriksaan, merekapun masuk kedalam ruangan itu. Hal yang mereka tangkap pertama kali tentu saja suasana ramai dan hiruk pikuk. Saat mereka masuk, Lensi dan Okta sedikit jadi pusat perhatian, karena jenis kelamin mereka yang perempuan. Beruntung saat ini Lensi tengah mengenakan masker berwana hitam, jadi mereka tidak bisa melihat betapa cantiknya gadis dibalik masker itu.
"Aduh neng. Daripada ikut kompetisi judi, mending melayani abang di kasur. Abang kembalikan deh uang tiket, sekaligus uang sewa jasa," ujar salah seorang pengunjung.
Mawan dan Riko yang tidak terima Lensi di lecehkan, hendak maju ingin menghajar pria itu. Namun Lensi menahanya dengan tangannya.
"Tidak usah di gubris. Kita beri pelajaran dengan mengalahkannya di atas meja judi. Aku akan menguras habis uangnya malam ini," ucap Lensi.
"Okta. Bersiaplah, tas ranselmu yang kosong melompong akan dipenuhi dengan uang malam ini," sambung Lensi.
Lensi dan kawan-kawan mencari tempat duduk masing-masing, dengan berbaur dimeja lain.
Sementara itu di tempat berbeda, Surya baru tiba ditempat perjudian dengan mengenakan jas berwarna hitam. Wajahnya tersenyum semringah seolah semua orang tengah menantikan kehadirannya.
"Tiket vip 1," ujar Surya pada salah satu petugas klub.
"Atas nama siapa?" tanya pria itu.
"Surya Gemilang." Jawab Surya.
Petugas itu saling melihat pada temannya yang lain. Mereka kemudian mengangguk satu sama lain, karena nama itu memang sudah di wanti-wanti oleh bosnya.
"25 juta," ujar salah seorang pria sembari memberikan tiket berwarna hitam.
Surya mengeluarkan uang cash dari balik jasnya. Dan kemudian meraih tiket yang disodorkan oleh petugas. Surya kemudian melangkah pergi masuk ke dalam, dengan diantar oleh seorang petugas menuju ruang vip.
Pssstt
Pssstt
Pssstt
Desas desus tentang kedatangan seseorang membuat Lensi menajamkan telinganya.
"Bukankah itu pengusaha Surya Gemilang?" bisik-bisik seseorang.
"Ya. Aku dengar dia juga ikut andil kompetisi nanti. Ada rumor beredar, kalau selama ini dia sering bermain judi dan tidak pernah kalah," timpal seseorang.
"Benarkah? tapi aku tidak pernah melihat dia di rumah judi manapun?" tanya seseorang.
"Mana sempat dia berjudi secara langsung begitu. Dia itu pengusaha terkenal, jadi judinya secara online dan mungkin cuma sekedar iseng saja,"
"Kenapa dia ada disini? sejak kapan dia suka bermain judi?" batin Lensi.
Lensi masih belum tahu, kenapa Surya bisa berada di tempat itu.
Tidak berapa lama kemudian, seorang pembawa acara memberikan pengarahan, bahwa kompetisi akan segera dimulai. Pria itu juga menjelaskan aturan mainnya. Tidak jauh berbeda diruang ekonomi, di ruang vip juga sedang dijelaskan aturan mainnya.
Lensi sengaja duduk satu meja dengan orang yang melecehkannya, dan mulai menggulung lengan jaketnya.
"Permainan dimulai!" suara lantang dari pembawa acar menggema diruangan.
Tap
Tap
Tap
beberapa orang yang bekerja di klub membagikan kartu diatas meja. Semua orang mulai mengangkat kartu mereka masing-masing. Hanya Lensi yang terlihat santai, sembari memperhatikan lawannya satu persatu.
Lensi kemudian mulai meraih kartunya dan tersenyum saat melihat kartu-kartunya
Tap
Tap
Tap
Satu persatu dari mereka mulai perang kartu rummy diatas meja. Memperlihatkan keunggulan kartu mereka masing-masing.
"Tunggu. Ada yang mau taruhan secara pribadi denganku? jadi sambil mengikuti kompetisi, kita bisa memenangkan uang yang lain juga," ujar Lensi.
"Tidak masalah. Tapi kalau kamu kalah, bagaimana kalau kamu tidur denganku?" ucap pria yang melecehkan Lensi sejak awal gadis itu masuk ke ruang judi.
"Tentu. Lalu berapa taruhan yang akan kita keluarkan?" tanya Lensi.
"Sepertinya menarik. Apa kamu masih perawan? kalau iya, aku juga ikut," timpal pria yang lain.
"Baiklah. Kalau begitu kita mulai dengan 10 juta," ujar Lensi sembari melempar uang 10 juta dari balik jaketnya.
"Apa kamu tidak merasa rugi menjual keperawananmu dengan harga 10 juta?" tanya pria itu.
"Kamu tidak usah susah payah memikirkan itu, itu sudah jadi urusanku." Jawab Lensi.
"Aku ikut,"
"Aku juga,"
Dan pada akhirnya ke empat pria yang berada dimeja itu mengikuti pertarungan itu.
"Ayo lakukan dengan cepat. Tempat ini harus mengurangi manusia, agar tidak terlalu pengap," ujar Lensi.
"Betul juga. Setelah kupikir-pikir, aku jauh lebih tertarik menikmati keperawananmu, daripada ikut kompetisi ini,"
Tap
Tap
Tap
Mereka kembaii berperang kartu. Lensi mengeluarkan kartu dengan cepat, begitu juga saat mengambil kartu yang dia butuhkan.
"Sial," dua orang pria melempar kartunya karena sudah merasa kalah telak.
Tap
Tap
Tap
"Akhhhh" pria yang duduk tepat dihadapan lensi menggeram kesal karena dirinya tersingkir dari pemainan itu.
"Nona. Sebaiknya kamu segera mengucapkan selamat tinggal pada keperawananmu. Malam ini aku akan menikmati tubuhmu, dan akan aku traktir kamu dengan uang ini," ujar pria yang telah melecehkan Lensi.
Pria itu hendak meraih uang 40 juta yang ada diatas meja, namun tangan Lensi menahannya.
"Sebaiknya kamu keluarkan saja dulu kartunya, setelah itu aku baru akan mengikutimu," ujar Lensi.
Pakkkk
Pria itu melempar kartu ke atas meja dengan senyum kemenangan. Lensi hanya menanggapinya dengan menaikkan satu alisnya. Lensi kemudian meraih uang 40 juta diatas meja, dan meletakkan kartu terakhirnya yang membuat mata keempat pria itu melotot.
"Ti-Tidak mungkin!" pria mesum itu sampai memegangi kedua sisi wajahnya karena syok.
"Silahkan kalian keluar dari ruangan ini, karena akulah pemenangnya di babak ini," ujar Lensi.
"Ta? lemparkan tas ranselnya padaku," ucap Lensi setengah berteriak.
Okta dengan senyum semringah mengantarkan tas ransel itu kedekat Lensi. Namun sayang, Okta, Karman, Riko, dan Mawan. Harus tersingkir dibabak pertama. Mereka sangat bangga pada Lensi, karena dewi judi mereka bisa mengembalikan uang tiket yang mereka hilangkan dengan cuma-cuma.
males ah klu rebut rebut