Hidup kamu selama ini sudah enak, jadi mama mau kamu merelakan suamimu untuk kakakmu, dan kamu ambil suami kakakmu yang tidak berguna itu!" ucap seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah mama tirinya pada Natalie, anak keduanya di keluarga Jonathan.
"Maksud mama aku disuruh bertukar suami dengan kakak?"
Bagai disambar petir disiang hari, Nathalia yang baru saja pulang kerja harus mendengar permintaan sang mama yang terdengar aneh. Namun disini Nathali tidak bisa menolak permintaan konyol ibu sambungnya, hingga mau tidak mau Nathali harus merelakan suami yang menikahinya satu tahun yang lalu untuk sang kakak dan menikah dengan suami kakaknya yang dingin dan juga cuek. Abian namanya.
Bagaimanakah perjalanan pernikahan Nathali dan Abian? ikuti yukkk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Mia Novita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malapetaka
Jesika berjalan mondar mandir di dalam kamarnya. Kejadian malam itu kembali berputar dan membuat Jesika merasakan ketakutan yang begitu besar. bagaimana jika nanti ada yang melaporkan kejadian itu pada pihak yang berwajib. Apalagi setelah teringat cerita sang mama yang tadi mengatakan bagaimana kondisi Abian malam itu.
"Bagaimana ini? apa Abian meninggal karna kendala biaya. Apa itu artinya suatu hari nanti aku akan dipenjara?"
"Kalau Abian meninggal, bagaimana jika nanti arwahnya mendatangiku untuk meminta pertanggung jawaban"
"A...aku harus bagaimana? apa yang harus aku lakukan" kata Jesika yang mulai merasa bingung. wanita itu menggigit kukunya mencari cara agar semuanya tetap baik-baik saja.
Tiba-tiba saja Deve yang melintas dalam pikirannya. Jesika harus bertemu dengan Deve untuk membicarakan masalah ini pada pria itu.
Jesika mengirimkan pesan untuk Dave yang langsung dibaca oleh pria tersebut.
[Gue tunggu di cafe Alaska satu jam lagi ]
Drrrrr....drrrrrr
[ Siap ]
Jesika sudah memutuskan untuk meminta Dave yang mengakui jika yang mengendarai mobil milik Jonathan malam itu adalah Dave.
"Bagaimanapun aku nggak mau dipenjara" kata Jesika
Satu jam kemudian
Riko dan Cindy sudah melakukan janji temu untuk meeting dengan klien mereka di ruangan VIP di cafe Alaska. dari dalam ruangan yang menggunakan kaca film itu Cindy bisa melihat keberadaan Dave mantan kekasihnya yang sudah mematahkan hatinya hari itu ada di tempat yang sama.
wajah sekertaris Riko tersebut menjadi redup dengan kedua tangan mengepal. "Kamu kenapa?" tanya Riko yang menyadari perubahan raut wajah Cindy.
"Tidak apa-apa, pak." balas Cindy yang berusaha menetralkan perasaannya kembali. sesekali wanita itu melirik pada Dave yang menemui seorang wanita yang tak lain adalah Jesika.
"Jesika.bertemu siapa dia?" kata Riko setelah melihat kedatangan Jesika.
"Bapak kenal perempuan itu?" tanya Cindy pada Riko"dia istri saya" balas Riko sejujurnya.
"apa, jadi perempuan itu istri anda. Tapi dia-" Cindy tidak melanjutkan perkataannya"dia apa? kenapa berhenti bicara?" ujar Riko yang penasaran.
"Tapi anda jangan marah, pak"
"Katakan apa yang kamu ketahui. Saya nggak akan marah" Riko masih terus menatap Jesika dan Dave yang terlihat serius.
"jadi perempuan itu selingkuhan mantan tunangan saya, pak. namanya Dave."
"Apa? selingkuhan?"
"Benar, pak Riko. saya memergoki mereka sedang bercinta di apartemen milik saya enam bulan yang lalu" kata Cindy yang masih mengingat jelas malam dimana dirinya menemukan Dave sedang bercinta dengan Jesika di apartemen miliknya.
Riko tak menjawab, pria itu hanya terus menatap pada mereka berdua yang terlihat sedang membicarakan hal yang penting. Sontak hal itu membuat Riko sedikit penasaran.
"Hei, kamu. tolong kamu letakkan alat penyadap suara ini di meja nomor 15. Perempuan itu istri saya, saya ingin tau dia sedang membicarakan apa dengan pria lain" ucap Riko pada waiters yang mengantar minuman pesanan mereka. "baik, pak" balas waiters itu lalu mengambil alat penyadap suara berukuran kecil dari Riko.
Riko bersikap biasa saja tanpa terlihat terkejut dengan apa yang baru saja dia dengar dari Cindy. karna Riko memang sudah tau seperti apa wanita yang dia nikahi enam bulan yang lalu.
"Jadi, bagaimana, Dave. kamu mau kan jika suatu hari nanti ada yang mengungkit masalah kecelakaan kita empat bulan yang lalu" kata Jesika pada Dave.
"Tergantung"
"Kali ini saja, Dave. kalau kamu tidak mau melakukannya untukku, setidaknya untuk anakmu, anak kita"
Terdengar jelas perkataan Jesika itu pada Riko dan juga Cindy. membuat Riko mengepalkan kuat kedua tangannya. padahal dirinya sempat bahagia dengan kehamilan Jesika, tapi ternyata anak yang ada dalam kandungan wanita itu adalah anak orang lain.
"Kurang ajar!"batinnya sambil terus mendengarkan pembicaraan kedua manusia itu.
"pantas saja malam itu dia sangat yakin bisa mengandung anakku, jadi ini alasannya" Riko hanya membatin dengan tatapan masih memperhatikan Dave dan Jesika.
"Gue bersedia gantiin Lo, tapi Lo tau sendirilah, nggak murah apalagi gratis" balas Dave pada Jesika dengan senyuman liciknya.
"Kamu itu bener-bener ya, Dave. yang ada di otak kamu hanya duit...duit ..duit" umpat Jesika menahan kesal. disituasi yang seperti ini saja Dave masih memikirkan tentang uang.
"duit itu segalanya, sayang. kalo nggak ada duit seperti terbunuh tapi nggak mati" balas Dave menatap pada Jesika " 250 juta saja cukup" lanjut pria itu.
"Apa. Kamu mau ngerampok apa bagaimana?"
"Kalau gak mau ya sudah, aku tinggal katakan saja jika memang kamu pelaku tabrak lari di jalan merpati nomor 15"
"Pelan kan suaramu!"
"250 juta untuk ganti posisi, 50 juta untuk tutup mulut" kata Dave yang semakin membuat Jesika kesal. Dirinya benar-benar merasa apes bertemu dan mengenal dengan pria itu. Berawal dari kejadian menjebak Nathali beberapa tahun yang lalu hingga berakhir menjadi teman penghangat ranjang yang berujung musibah.
Bagi Jesika Dave adalah malapetaka terburuk yang dia temui seumur hidupnya. "Sial! dia sudah membuatku nggak bisa berkutik. Tapi awas saja, Dave. gue bakal membalas apa yang Lo lakukan hari ini!" batin Jesika menatap pada Dave yang sudah mengukir senyum karna mendapatkan transferan uang sejumlah 300 juta.
"Terimakasih, baby. Senang bekerja sama denganmu. Muachhh" Dave beranjak pergi setelah mendapatkan apa yang dia inginkan. tidak perlu bekerja keras untuk mendapatkan uang sebanyak itu.
setelah kepergian Dave, Jesika juga beranjak pergi dari sana dengan membawa kemarahan.
"Yang sabar ya, pak. saya tau apa yang anda rasakan, karna saya pernah merasakan kekecewaan yang sama" ujar Cindy sambil menatap pada Riko.
Riko hanya membalas dengan senyuman.
"Ini pak Max kok belum juga datang? coba kamu hubungi lagi" Riko baru menyadari jika klien yang mereka tunggu belum juga datang.
"Maaf, pak. ternyata ada pesan dari asisten pak Max. beliau tidak jadi datang karna mendadak mendapat kabar istrinya mau melahirkan" kata Cindy pada Riko.
"Oh yasudah. lebih baik kamu habiskan dulu makanannya setelah itu kita kembali ke kantor"
Cindy mengangguk lalu memakan dessert yang sudah dia pesan tadi. namun beberapa saat kemudian wanita itu tidak sadarkan diri dan membuat Riko cukup terkejut.
"Cindy....Cindy bangun" Riko menepuk kedua pipi Cindy dan berusaha membangunkan wanita itu. namun Cindy masih tidak menunjukkan reaksi sedikitpun. membuat Riko sedikit khawatir dan membawanya kerumah sakit.
Riko menunggu di depan ruangan IGD
"keluarga ibu Cindy" panggil seorang dokter yang baru saja keluar dari ruangan itu
"Bagaimana keadaanya,dokter?"
"Anda tenang saja, istri dan anak yang ada dalam kandungannya baik-baik saja. hanya saja ibu Cindy harus dirawat inap agar kondisinya lebih baik" kata dokter itu kemudian beranjak pergi.
