Sam hanyalah pemuda miskin biasa yang baru saja dipecat oleh managernya. Setelah itu, dia juga dipukuli oleh orang yang menyebabkan dia dipecat, hanya karena dia cemburu dengan Sam.
Padahal, Sam memiliki banyak hutang yang dia tanggung.
Karena kesialan yang bertubi-tubi, dia pun mendapatkan sebuah sistem yang aneh.
888 triliun bebas dia belanjakan, tapi tidak boleh untuk dirinya sendiri.
Ini sangat aneh.
Sam hanya mendapatkan 10% dari apa yang telah dia belanjakan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dee hwang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 30. Hanya teman biasa
Angel tiba-tiba datang menemui Sam, dia segera memeluk Sam segera setelah melihat Sam.
Sam hanya diam, dia bingung harus bagaimana.
Dibilang sakit hati, dia biasa saja. Mungkin memang Sam tidak terlalu menyukai Angel, dia hanya terbawa suasana karena Angel cantik dan baik saja.
Tidak apa, masih banyak wanita lain.
“Ada apa kamu kemari?“ Tanya Sam.
”Apa aku tidak disuruh masuk dulu? Aku membawakan bakpia basah untukmu, diberi temanku yang baru saja kembali dari Sidoarjo.“ ucap Angel, sambil mengangkat bungkusan berisi dua kotak.
Akhirnya Sam meminta Angel masuk, setelah dia melepaskan pelukan Angel.
Setelah masuk dan duduk, Angel kembali menarik Sam agar duduk di sebelahnya.
”Cobalah satu dulu, semoga kamu suka.“ ucap Angel.
Dia membuka satu kotak bakpia tersebut. Sam sangat menyukainya. Bakpia dari Jogja atau bakpia lain. Pernah juga teman kampusnya dari Sidoarjo yang membawa bakpia seperti itu, karena pabriknya dekat dengan rumahnya.
Dia ingin makan, tapi bagaimana jika bakpia itu diberi sesuatu di dalamnya? Sam sangat curiga.
[Tidak ada apa-apa didalamnya, master]
[Jangan khawatir]
Syukurlah.
Angel yang ingin menyuapi Sam, terkejut saat tiba-tiba Sam merebut bakpia dari tangan Angel dan memakannya sendiri.
”Benar! Enak banget, kayaknya ini lebih enak dari yang dulu dibawakan temanku.“
Angel yang kesal, sekarang kembali tersenyum, ”tentu saja! Temanku membeli dari toko mewah yang hanya orang kalangan atas saja yang bisa pergi kesana.“
Sam heran, memangnya bakpia kalangan atas beda cara pembuatannya? Atau diberi serbuk emas, gitu?
Padahal setelah dia rasakan, sepertinya komposisi bahannya sama saja dengan yang dulu dibawakan temannya.
”Oh, gitu ya.“ balas Sam, terdengar tidak terlalu peduli, dia hanya mencomot bakpia lain dari dalam kotak.
”Sam, aku sedang membutuhkan banyak uang, karena ayahku memiliki banyak hutang untuk perusahaannya.“ ucap Angel.
Oh, jadi sekarang begini cara mainnya?
Sam menoleh pada Angel, melihat wajah cantik itu yang menatapnya dengan tatapan memohon yang sangat menggemaskan.
Seperti kucing kecil yang minta makan royal canin.
”Hutang? Bukankah itu biasa jika perusahaan memiliki hutang?“ Tanya Sam, jaman sekarang, mana ada orang membangun bisnis tanpa hutang? Bisa rugi besar!
Kecuali Sam tentu saja.
Jika dia berhutang, bagaimana bisa dia mendapatkan uang dari sistem, jadi tentu saja dia akan membangun bisnis dengan uang sistem.
”Iya, tapi aku tidak mungkin membiarkan ayahku berhutang? Tidak banyak Sam, hanya 300 miliar saja kok. Kamu bilang jika aku butuh uang, aku bisa mengatakannya padamu, kan?“
Sejak kapan 300 miliar itu 'hanya'?
Sam memegangi kepalanya yang mendadak pusing. Ternyata jika dibiarkan, Angel semakin menjadi saja.
Sam sangat penasaran bagaimana cerita dibalik semua ini. Karena pasti ada alasannya.
”Ku rasa, bukan ayahmu yang membutuhkan uang itu, tapi Carl— apa aku benar?“
Wajah Angel menjadi pucat.
”Kenapa kamu menyebut namanya? Dia tidak ada hubungannya denganku! Baiklah aku jujur, aku membutuhkan uang itu untuk diriku sendiri.“
Sam tersenyum tipis, ”kenapa kamu marah? Memangnya bercumbu ditempat parkir restoran seafood itu bukan hubungan, ya? Kan tidak mungkin kamu melakukannya dengan sembarang orang.“
Angel terlihat panik mendengar ucapan Sam.
”Ap—apa maksudmu?“
Sam menepuk bahu Angel, ”nggak perlu pura-pura nggak tahu, Angel. Nggak apa-apa kok, kamu lebih cocok sama dia. Dia lebih ganteng, background keluarga juga bagus banget… kayaknya dia sempura deh buat kamu.“
Angel terlihat kebingungan dan aneh, lalu dia meraih kedua bahu Sam, ”Sam, pasti ada orang yang tidak bertanggungjawab mengatakan semua itu, itu tidak benar! Aku tidak ada hubungannya dengan Carl!“
”Nggak perlu malu, Angel… sebagai teman, aku akan bahagia kok melihat kamu sama dia. Ngomong-ngomong, aku nggak punya uang sebanyak itu kalau diberikan pada teman. Kalau tiga juta sih, okelah.“
Angel pun berdiri, meraih tasnya, lalu pergi begitu saja meninggalkan Sam.
Sepertinya dia tidak menyangka jika Sam hanya menganggapnya teman, atau dia tersinggung karena Sam mengetahui hubungan dia dengan Carl.
Sam tidak tahu, yang pasti, dia mengikuti Angel.
Untuk menutup kembali pintu apartemennya, lalu menguncinya.
”Apa teman biasa akan mudah memberikan uang 300 miliar? Ku rasa jika ada, dia sangat bodoh. Mending buat aku beli saham— hmm, saham ya?“
Sam kembali duduk, memakan bakpia rasa coklat, sambil berpikir.
”Kira-kira jika aku membeli banyak saham pada The Royalty, apa Kaiden Kaiden itu akan melirikku? Aku hanya ingin bertemu dia.“ gumamnya.
Sam pun meraih smartphonenya, lalu menelfon Deva.
(Halo, boss? Ada apa?) Deva sepertinya mengantuk, atau Sam yang mengganggu tidurnya, karena Deva sedang menguap beberapa kali.
”Kamu ngantuk? Kalau begitu besok aja.“
(Nggak kok boss! Katakan aja) Sekarang dia terdengar seperti tidak mengantuk sama sekali.
”Oh, oke. Aku cuma mau nanya, bisa nggak aku meningkatkan sahamku di The Royalty sampai 8 atau 10%?“ tanya Sam.
Deva pun benar-benar tidak bisa mengantuk malam itu.
(Kayaknya itu nggak mustahil, boss untuk saat ini. Karena saham mereka sedikit menurun, itu artinya ada cukup banyak yang ingin menjual saham The Royalty. Kita cari celahnya disana.)
”Baiklah, kalau begitu, ayo beli sahamnya sekarang!“
(Se—sekarang banget?)
”Menurutmu?“
(Iya boss, iya…)
Beberapa saat kemudian…
[Anda mengeluarkan uang sebanyak 570 miliar untuk membeli saham The Royalty]
[Anda mendapatkan 570 miliar masuk ke dalam rekening pribadi anda]
aku arep gawe panti asuhan kalih mbangun mesjid
nggo sangu neng akhirat