NovelToon NovelToon
AKU MENYERAH

AKU MENYERAH

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / CEO / Playboy / Kehidupan di Kantor
Popularitas:1.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Rahma AR

Renata menatap dingin dua sejoli yang berdansa mesra di depannya sambil meneguk minuman dinginnya.

Joandra, tunangannya seakan ngga mempedulikannya dan terus saja berdansa dengan Saraswati, model di perussahaan mereka.

Renata dan Joandra dijodohkan kedua orang tua mereka demi perjanjian bisnis keluarga. Tepatnya orang tua Renata berhutang cukup besar pada keluarga Joandra.

Tapi jauh sebelum itu Renata dan Joandra sudah saling mengenal. Joandra bahkan sempat menyatakan sukanya pada Renata lewat teman dekat Renata. Tapi karena sesuatu hal, Renata teepaksa menolak.

Tapi takdir mempermainkan mereka. Mereka kembali disatukan lewat perjodohan bisnis

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penuh Tanda Tanya

Renata terpaku melihat Joandra berdiri di depan rumahnya.

"Mama lupa ngasih tau, Joandra akan mengantar jemput kamu karena kamu akan sering lembur, sayang," ucap mamanya lembut

Mamanya baru saja menyusulnya di pintu depan. Begitu juga dengan papanya.

"Pagi, Om, Tante," sapa Joandra sopan.

"Pagi," sahut keduanya berbarengan.

Renata sendiri masih terpaku. Dia merasa seperti sedang bermimpi. Mimpi yang sangat buruk.

Apa yang sedang dia rencanakan?

"Kami berangkat dulu," pamit Joandra sambil menggandeng Renata yang hanya diam saja. Dengan sangat gentle, Joandra pun membukakan pintu nobil untuk Renata. Melindungi kepala Renata agar ngga terbentur bagian atas mobil dengan lengannya.

Perbuatannya itu membuat kedua orang tua Renata saling pandang dan tersenyum senang.

"Perlu aku pake kan seatbelt?" bisiknya di telinga Renata, membuatnya merinding dengan desiran aneh di dadanya.

"A aku pake sendiri," tolaknya sangat gugup

Joandra tersenyum lembut sebelum menutup pintu mobil.

Huufft.

Renata menghembuskan nafasnya ketika Joandra sudah pergi.

Dia melirik mama papanya masih berdiri di depan dan tersenyum melihatnya.

Kalian baru saja memasukkan aku ke lubang yang penuh anaconda.

Renata mengerti akan salah paham yang dialani kedua orang tuanya. Pasti saat ini mereka akan menganggap kalo Joandra adalah menantu idaman.

Renata menoleh sekilas mendengar suara pintu di samping terbuka sebelum kemudian meluruskan lagi pandangannya ke arah orang tuanya.

"Kenapa?"

"Hemm?" Joandra yang sedang memakai seatbelt nya meliriknya ngga acuh.

Tanpa menjawab pertanyaan Renata, Joandra pun menghidupkan mesin mobilnya, dan segera berlalu diiringi lambaian tangan kedua orang tuanya.

"Mereka terlalu tinggi berharap pada hubungan kita," kata Joandra sinis.

Renata memejamkan matanya sebentar untuk meredakan rasa sakit di hatinya.

"Jangan libatkan mereka."

"Mereka yang melibatkan diri."

Renata diam. Hatinya kembali terasa sakit. Dia bisa menahan penghinaan Joandra. Tapi kalo membawa keluarganya, pertahanannya lama lama bisa jebol juga.

Prinsipnya sejak dulu ngga ingin menyusahkan dan menyakiti hati kedua orang tuanya.

Dia sudah melakukannya dulu dengan sangat baik. Tapi sekarang, dia ngga tau sampai kapan bisa bertahan.

Joandra pun ngga berkata apa apa lagi. Mereka kini saling diam hingga mobil sampai di basemen perusahaan.

Begitu mobil berhenti Renata langsung membuka pintu mobil. Karena dia yakin Joandra ngga mungkin akan melakukannya sekarang tanpa ada orang tuanya yang melihat.

Mereka berjalan bersisihan menuju lift.

Para pegawai yang ada di situ menatap takjub. Belum ada sekertaris yang diperbolehkan menumpang mobil mewah bosnya. Bahkan Prisila sekertaris terakhir yang seksi itu juga ngga pernah.

Bu Inggrid sampai membetulkan kacamatanya.

"Itu Pak Joandra sama Renata?" tanya beliau sambil berpaling pada Salsa yang juga menatapnya dengan bingung.

"Iya, Bu."

"Kenapa mereka bisa bersama, ya," gumamnya lirih.

Baru kemarin keduanya terlihat seperti pasangan suami istri yang bertengkar hebat. Tapi kini mereka seperti sepasang suami istri yang sudah berbaikan.

"Iya ya bu, kok, bisa ya," balas Salsa agak iri.

Sekertaris baru ini sepertinya sangat mudah mendekati bosnya. Padahal dulu sekertaris lamanya ngga pernah seberuntung itu.

Joandra dan Renata pun jadi sasaran tatapan pegawai yang ada di situ.

Tapi Renata sama sekali ngga sadar, dia sibuk dengan pikirannya sendiri. Menduga duga apa yang akan Joandra lakukan selanjutnya.

Di dalam lift mereka ngga hanya berdua, beberapa orang direktur dan menejer ikut bersama mereka.

"Hai," sapa Andara ramah begitu melihat Renata.

Renata ingat laki laki yang dijumpainya di pantry. Andara.

Renata pun tersenyum.

Saat ini posisinya berada di samping Joandra di depan lift. Sedangkan Andara berada tepat di belakangnya.

Melihat keakraban itu membuat dua pasang mata direktur laki laki paruh baya dan sepasang mata menejer muda yang cantik menatap keduanya penuh makna. Sedangkan Joandra terlihat ngga peduli.

"Sekertaris baru?" tanya salah seorang direktur yang sebaya dengan papanya ramah.

"Iya, pak."

"Saya pak Alam. Direktur riset. Hasil rangkuman meeting kamu bagus sekali dan mudah dimengerti," pujinya membuat teman sebelahnya pun tersenyum meng iyakan.

"Terima kasih, pak."

"Ya, tidak perlu saya edit lagi. Sangat rapi," puji temannya yang merupakan Direktur Pengembangan proyek.

"Syukurlah, pak."

Hati Renata langsung menghangat mendapat respon yang baik dai dua laki laki yang seusia papanya.

Ucapan mereka bagai air yang dia butuhkan di gurun pasir yang kering kerontang.

Kerjaannya dihargai, itu yang membuat hatinya sedikit melupakan kekhawatirannya atas sikap aneh Joandra.

"Beliau Pak Rino, direktur pengembangan proyek," jelas Andara sangat ramah.

"Iya."

"Kalo ini menejer Pengembangan proyek, Talisha," kata Andara lagi mengenalkannya pada menejer cantik yang sepertinya seusia dengan Andara.

"Renata," ucap Renata sopan.

Talisha hanya tersenyun tipis.

Tapi Renata dapat merasakan senyum itu sedikit dipaksakan

Mungkin perasaanku saja, batinnya ngga mau berprasangka buruk.

Terdengar bunyi lift berdentang. Pintu lift pun terbuka

"Kita duluan, nak Joandra," pamit Pak Alam.

"Silakan, pak."

Kedua laki laki itu tersenyum pada Renata sebelum pergi yang juga dibalas Renata dengan sopan.

"Duluan, Renata," ucap Andara pelan ketika melewatinya bersama Talisha.

Keduanya pun menganggukkan kepala dengan hormat pada Joandra sebelum pergi.

"Mangsa baru?" tuduh Joandra sinis ketika pintu lift sudah tertutup.

Renata menatap Joandra tajam sebelum mengalihkan tatapannya pada tombol lift.

Tinggal dua lantai lagi dia bisa bernafas dengan bebas. Renata menutup mulutnya rapat rapat menahan rasa keingintahuannya bertanya maksud ucapan Joandra yang merendahkannya.

Joandra tersenyum sinis ketika ngga mendapat respon Renata. Tapi tatapan tajamnya sesaat tadi susah membuat Joandra puas karena tau kalo Renata merasa tersakiti dengan ucapannya.

Begitu pintu lift terbuka, keduanya kembali berjalan beriiringan diiringi tatap heran para pegawai yang berada di lantai yang sama dengan mereka.

Lia sampai mengucek matanya. Dia yang membuatkan SP 1 untuk Renata benar benar ngga percaya dengan apa yang tersaji di depannya.

Bos sudah jinak?

"Lo kenapa?" tanya Eni yang berada di sebelahnya heran.

"Nggak," bohong Lia. Dia ngga mau menciptakan rumor. Bisa langsung dipecat kalo sampai ke telinga si bos. Tanpa SP-SP an.

Ob muda yang tau Renata menangis hebat kemarin dan bosa nya yang nampak terpuruk juga bengong melihat kedatangan keduanya.

"Langsung ke ruanganku," tukas Joandra ketika melihat Renata yang akan menghampiri mejanya.

Tanpa menjawab Renata pun mengikuti bosnya dan masuk ke dalam ruangan Joandra.

"Renata mana?"

Suara sapaan Bu Inggrid yang baru datang bersama Salsa menyadarkan kebengongan mereka.

Ob belasan tahun itu pun segera menyingkir ke pantry. Masih teringat akan ancaman Bu Inggrid padanya kemarin.

"Eh, di di dalam ruangan Pak Joandra, bu," agak tergagap Lia menjawab.

Eni dan dua temannya pun pura pura merapikan meja mereka yang sudah rapi saking gugupnya. Tapi sepertinya Bu Inggrid ngga menyadari tingkah aneh mereka.

"Oooh," jawabnya sambil berlalu ke ruangannya.

Salsa pun berjalan ke arah teman temannya.

"Kalian kenapa?" tanya Salsa heran, karena dia merasa suasana berubah tegang, ngga seperti biasa.

"Nggak, nggak pa pa, kok," yang menyahut adalah Lia dan dia dengan cepat tanpa setahu Salsa memberi kode pada teman temannya agar tutup mulut.

Salsa pun berusaha bersikap biasa, walaupun kini dalam pikirannya masih bertanya tanya tentang keanehan sikap bosnya pada sang sekertaris.

1
Nanik Lestyawati
keren
Simba Berry
sayang sekali dicerita ini tdk diceritan sudah berapa tahun berlalu.tahu2 sudah renata sudah befubah aja wajahnya.bingung kita bacanya.
Siti Suhaenah
Luar biasa
Anita Choirun Nisa
good
Uba Muhammad Al-varo
Renata punya sahabat penghianat begitu juga papa joandra penghianat,hadeuh ........
Uba Muhammad Al-varo
kasian kamu Renata karena kesalah pahaman membuat kamu dibenci oleh joandra,begitu pun mamanya joandra karena kamu miskin.
Uba Muhammad Al-varo
huh joandra lain dimulut lain dihati
bunda DF 💞
bagus bgt ceritanyaa,, lanjut aku baca cerita yg lainnya yaaa
RithaMartinE
luar biasa
Lenni Namora
😘
sansan
mampir kesini sambil nunggu novel nya kaysar sama gista up lagi... udah maraton pokok nya ini.. dr nathan sama zoya .. early sama edna.. fazza vanda... skrg lanjut kesini dulu ..
💗vanilla💗🎶
yg bikin suka itu ceritanya gak panjang2 , tp gak pendek jg , pas lah .. ada plot twist nya jg , semangat berkarya trs thor
💗vanilla💗🎶
cerita susan sm bisma lucuk jg , gak ada lapaknya ni
Rahma AR: blm ada ....
total 1 replies
like
Kecewa
like
Buruk
💗vanilla💗🎶
pengertian sekali ob nya
💗vanilla💗🎶
lho bukannya udh kenal ya , wkt kena bola basket itu
💗vanilla💗🎶
brarti si diana nih biang kerok nya .. np jg msh pake kurir2 , gak komunikasi lsg hp ada 😁
💗vanilla💗🎶
br mampir di sini thor /Smile/
Lailatul Ella
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!