NovelToon NovelToon
Mission In Disguish

Mission In Disguish

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Lita

Dua anak kembar yatim piatu yang dipisahkan sejak mereka dilahirkan. Gayatri dibesarkan oleh keluarga angkatnya yang kaya raya sedangkan Gayathi diberikan kepada keluarga miskin.
Gayatri yang dinikahkan oleh keluarga yang sederajat dengan orang tua angkatnya mengandung anak perempuan sedangkan posisi untuk mewarisi kerajaan bisnis keluarga suaminya terancam karena istri kedua suaminya mengandung seorang bayi lelaki. Gayatri dan Gayathi sepakat untuk menukar kedua bayi mereka yang dilahirkan pada hari yang sama. Bayi lelaki Gayathi yang berparas mirip dengan anak bayi perempuan Gayatri ditukar demi menyelamatkan posisi keturunan Gayatri yang nyaris direbut oleh madunya. Apakah misi mereka berhasil? Dapatkah keturunan Gayatri mewarisi harta keluarga ayahnya? Menjadi pewaris tahta kerajaan bisnis ayahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Lita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Quarrel

Semakin dewasa, wajah Satria semakin tampan. Prestasi sekolah serta tingkah lakunya yang nyaris sempurna membuatnya menjadi kebanggaan keluarganya. Menjadi pewaris kerajaan bisnis keluarga ayahnya.

Malik merasa berada di bawah bayang-bayang kakaknya. Dia selalu menginginkan semua yang Satria miliki.

Ibunya yang selalu membelanya. Om Raka yang melindunginya seperti kristal dan permata membuatnya semakin besar kepala terhadap kakaknya.

Apapun yang aku lakukan tidak dapat melampaui kakakku. Semua perhatian tertuju padanya. Hanya Mima dan om Raka yang selalu memperhatikan serta mengistimewakan ku. Ibu selalu berkata kakak mengambil sesuatu yang seharusnya menjadi milikku. Apakah seharusnya aku yang menjadi pewaris kerajaan bisnis papa? Tapi dia kakakku? Aku tidak mengerti ucapan Mima. Apakah dia bukan anak papa?

Malik memberanikan diri untuk bertanya kepada ibunya. Maksud perkataan ibunya yang kerap dilontarkan saat ibunya memarahi kakaknya.

"Apa maksud Mima mengatakan bahwa kang mas Putra mengambil sesuatu yang harusnya menjadi milikku? Mimi mengambil papa dari Mima?"

"Usiamu belum lima belas tahun. Apakah kau bisa mengerti jika ku jelaskan?"

"Aku sudah mengerti banyak hal Mima. Aku mengerti bahwa seharusnya aku yang menjadi pewaris kerajaan bisnis papa bukan kang mas."

"Mimi mu merebut papamu dariku. Harusnya aku lah istri papamu satu-satunya. Dengan begitu, kau yang menjadi pewaris tahta kerajaan bisnis ayahmu satu-satunya!" Jelas ibunya.

"Aku sekarang mengerti!" Sahut Malik mulai memahami perkataan ibunya,"lalu apa yang harus kita lakukan agar tahta tersebut kembali kepadaku dan Mima bisa menjadi istri satu-satunya papa?"

"Tidak ada yang bisa dilakukan. Papamu tidak akan menceraikan Mimimu. Selamanya, Satria akan menjadi kakakmu dan pewaris tahta kerajaan bisnis ayahmu."

Raka membuka suaranya mendengar percakapan mereka berdua. Memandang wajah Miranti.

"Apakah sangat penting bagimu, Malik menjadi pewaris tahta kerajaan bisnis keluarga dan kau menjadi istri satu-satunya tuan Putra?"

"Apakah salah?"

"Tentu tidak."

"Aku senang kau selalu mengerti." Miranti memeluk Raka membuat wajahnya memerah.

Satria merasa gembira. Ibunya akan meluangkan waktu untuknya di saat menstruasinya tiba. Saat ibunya berlibur dari semua pekerjaannya.

Merasakan bahwa sosok ibunya akan menjadi lebih hangat dan perhatian kepada dirinya.

"Bagaimana jika kita berjalan-jalan dengan menggunakan jet pribadi?" Tanya ibunya kepadanya.

"Kita tidak bisa pergi jauh-jauh karena aku sekolah." Terang Satria.

"Aku akan memintakan ijin pada sekolahmu."

"Kau selalu menjadi sosok yang berbeda jika sedang datang bulan." Ujar Satria,"biasanya kau tidak pernah mengijinkan aku bolos sekolah."

"Aku ingin menghabiskan waktu bersama mu. Hanya ini waktu yang ku punya bersama mu setelahnya aku akan kembali tenggelam ke pekerjaan ku."

"Ya, kau benar!" Ujar Satria memeluk ibunya,"kita akan kemana Mi?"

"Bangkok! Aku akan berbelanja di sana. Kita akan berlibur ke Phuket."

"Selera pakaianmu juga berubah jika kau sedang berhalangan." Ujar Satria.

"Itulah keajaiban hormon. Merubah mu menjadi sesuatu yang sangat berbeda karena mungkin hormon mu bekerja lebih keras dari biasanya dengan cara yang berbeda."

"Maksudmu jika biasanya ke kanan. Akan ke kiri dan sebaliknya. Itu sebabnya selera dan karakter mu jadi berkebalikan atau berubah drastis?"

Gayathi memeluk putranya dan menciumnya dengan penuh kasih sayang,"kau memang anak yang pintar! Kau akan menjadi penerus ayahmu yang hebat!"

Mata Satria berbinar mendengar pujian ibunya. Dia sangat menyukai ibunya saat hormonnya bekerja dengan sebaliknya.

Sebagai anak tentu dia menyukai apa pun keadaan ibunya. Hanya saja ibunya menjadi lebih hangat dan dekat di saat-saat ini. Dia juga bisa lebih bebas melakukan serta mengekspresikan emosi dan perasaannya. Bahkan dia bisa melakukan perlawanan pada Malik. Dia tidak membutuhkan psikiaternya.

"Bu! Kita ke rumah Malik dulu."Pintanya.

Ibunya menyanggupi,"apa yang ingin kau lakukan padanya? Apakah dia melakukan sesuatu padamu lagi?"

"Dia merebut mainanku. Aku menghadiahkannya mainan yang sama dengan ku. Tapi hal itu justru memicu kemarahan Mima kepada ku."

"Baiklah! Kau boleh melakukan apa pun yang kau sukai terhadapnya!"

Satria kembali memeluk ibunya,"terima kasih, Mimi!"

Mereka menuju kediaman Malik menggunakan kendaraan milik Gayatri yang dikendarai supir.

"Kau juga malas menyetir jika sedang dikuasai hormon." Ujar Satria.

"Hormon ku membuatku lelah." Yang sebenarnya, Gayathi tidak bisa mengendarai mobil. Dia sedang belajar mengendarai motor milik suaminya. Itu pun dia sering kesulitan mengendarainya dikarenakan harus menyeimbangkan tubuhnya. Sesuatu yang tidak mudah untuknya. Mobil mereka tidak punya dari mana dia bisa belajar mobil. Jika dia mengambil kursus mengemudi khawatir akan menimbulkan kecurigaan karena terlalu mencolok mengingat Gayatri bisa mengemudi dengan sangat baik sehingga untuk apa kursus mengemudi lagi?

"Keduanya memasuki kediaman Miranti. Malik sedang sarapan ditemani Miranti dan om Raka.

"Sarapan kesiangan!" Cetus Gayathi.

"Kau selalu berubah menjadi sangat menyebalkan jika tiba waktu menstruasi mu."Ujar Miranti sebal.

"Anakmu membuat anakku kesal. Dan dia harus bertanggung jawab dan memperbaikinya."Ujar Gayathi marah,"kau! Rubah cilik! Kau membuat kakakmu pergi menemui psikiaternya dikarenakan kelakuanmu yang tidak tahu aturan!"

"Jangan membentak anakku!" Seru Miranti berteriak. Raka hanya diam tidak mampu menengahi keduanya yang sedang berseteru.

"Memang kau bersikap baik pada anakku? Kau selalu meracuni anakmu bahwa aku dan anakku merebut suami dan tahta kerajaan bisnis ayahnya!" Suara Gayathi semakin lantang,"kau mau ku jambak lagi dan ku seret ke kamar mandi? Ku guyur air?"

"Kau sangat barbar!" Ujar Miranti memandang Gayathi dengan wajah ngeri. Terakhir mereka bertengkar. Gayathi memang melakukan apa yang dikatakannya. Rambutnya berantakan dan pakaiannya basah kuyup.

"Baiklah! Kau sedang dikuasai setan!" Ujar Miranti pasrah,"kau tidak akan membelaku kan?" sambil berbisik lirih pada Raka.

"Dia perempuan dan dia adalah nyonya rumah utama. Kau yang harus mengalah." Bisik Raka kembali.

"Iya, aku tahu dan dia selalu bertindak gila setiap hormon menguasainya. Dia akan berlaku sebaliknya jika sedang tidak dikuasai setan. Tidak mampu melakukan apa pun walaupun sekedar menggelengkan kepalanya."

"Satria! Kau bisa melakukan apa pun yang kau suka!" Perintah ibunya.

Satria mendatangi adiknya dan berkata dengan lantang," kau selalu berlaku seenaknya padaku!" Dia mencubit dan memukul adiknya yang meringis kesakitan.

"Awww! Kang mas!" Serunya.

"Kau selalu membuatku dimarahi Mima!" Satria kembali memukul adiknya. Wajah Malik nyaris menangis.

Miranti memeloti Satria tetapi diacuhkan Satria. Puas memarahi dan memukul adiknya.

Satria berjalan menuju kamar bermain adiknya.

"Kang mas! Kau mau apa?" Seru adiknya berteriak.

Satria memasuki kamar bermain adiknya dan mengambil semua mainan yang diambil adiknya. Membawanya turun ke bawah.

"Aku akan mengambil ini semua!" Ujarnya pada adiknya.

"Tapi kau sudah memiliki semuanya!"

"Aku ingin kau tahu bagaimana rasanya. Aku akan menahan mainanmu selama seminggu." Jika Miminya sudah kembali seperti biasanya. Dia tidak akan bisa melakukan apa pun kepada adiknya. Miminya akan memilih mengalah daripada berurusan dengan Mima dan adiknya.

"Tapi aku memainkannya setiap hari!" Rengek Malik.

"Hentikan tangisanmu! Anak manja!" Bentak Gayathi.

"Jangan membentak putraku!" Seru Miranti marah.

"Jangan ikut campur jika kau tidak ingin terjadi sesuatu padamu!" Ucap Gayathi memperingatkan,"dan kau rubah kecil! Turuti perintah kakakmu dan jangan pernah berpikir untuk melawannya jika kau dan ibumu tidak ingin mengalami sesuatu yang akan kalian berdua sesali!"

"Nyonya..." Raka akhirnya bersuara,"jika Nyonya dan Aden sudah tidak ada keperluan sebaiknya kembali ke kediaman kalian berdua."

Gayathi memandang sinis ke arah Raka. Kemudian mengalihkan pandangannya kepada putranya. Memandang dengan lembut ke arah putranya,"ada lagi yang ingin kau lakukan?"

"Tidak ibu. Ini sudah cukup."

"Baiklah kita kembali ke rumah."

Satria menganggukkan kepalanya. Memandang ke arah adiknya dengan tegas, "kau baru akan mendapatkan mainanmu setelah seminggu!"

"Kang mas!"

1
Salsabila Arman
lanjut
Eka Lita: Terima kasih kakak...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!