NovelToon NovelToon
Sang Pembangkit Gairah

Sang Pembangkit Gairah

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Hamil di luar nikah / Ibu Pengganti / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Kaya Raya
Popularitas:18.7k
Nilai: 5
Nama Author: JackRow

Hana Deborah, putri angkat dari mendiang seorang mucikari ternama di kota Camelot! yang mencoba untuk tetap kuat menjalani pahit nya kehidupan pasca ditinggal sang ibu! ketidaktahuan Hana perihal pekerjaan sang ibu angkat membuat gadis itu selalu di pandang rendah oleh orang-orang sekitar bahkan sahabat nya sendiri.

'Wanita mana yang rela menyakiti hati perempuan lain?'

Hal itu terus saja berputar di pikiran Hana, namun Raya meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja!

Keberuntungan yang berpihak pada Raya membuat Hana akhirnya tunduk dan menuruti keinginan sahabatnya untuk menjadi wanita penggoda bagi Edward.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SPG-34

Calestia!

Kota kecil dengan nuansa asri dan jauh dari hiruk pikuk kegiatan industri maupun gedung-gedung pencakar langit, kehidupan orang-orang sederhana dengan penampakan para petani juga pekebun yang sibuk mengolah tanah milik mereka.

Ditempat itulah Hana menghabiskan masa kecil juga masa remajanya bersama sang ayah juga ibu angkat, Hana merupakan gadis yang cenderung pendiam juga penurut! alasan ia tak berani membantah perkataan dari ibu Sohwa saat ada sepasang suami istri yang bersedia mengadopsi dan membawanya pergi dari panti asuhan dengan iming-iming kehidupan yang lebih baik dengan penuh kasih sayang, meskipun nyatanya ia harus melalui kehidupan jauh lebih keras daripada saat berada di panti asuhan.

Fajar yang telah menyingsing serta matahari yang mulai menampilkan sinarnya membuat dingin serta pekatnya kabut semakin memudar.

Rasa hangat karena cahaya surya telah menerobos kamar sederhana yang ia tempati membuat Hana tersenyum lebar,

Terima kasih atas tidur nyenyak semalam Tuhan! aku akan mencoba untuk memulai kehidupan baru disini, tak akan menjadi masalah meskipun sedikit sunyi ..., aku akan berusaha untuk menjadi wanita yang lebih baik untuk kali ini,

Jemari gadis itu seketika meraih serta melipat selimut dengan rapi sebelum akhirnya melangkah dengan sedikit menari dan menghibur diri sembari mengikat rambut di depan cermin usang di sudut kamar.

Dirimu memang cantik Hana!

Tatapan Hana kembali terfokus pada kiss marks yang menghiasi area collarbones miliknya, senyum gadis itu sedikit memudar namun ia kembali sedikit tersadar saat telapak tangannya memukul perlahan area kepala.

"Kau harus membersihkan diri dan segera merapikan halaman di depan juga samping rumah kita ini, Hana! ibu pasti akan bahagia jika kau mampu merawat rumah peninggalan nya dengan baik!" Hana berbicara seorang diri, jemarinya kini meraih handuk dan berjalan tersenyum menuju kamar mandi.

******

Dering bel pada pintu kediaman mewah Bertha nampak berbunyi berkali-kali pagi itu, hingga membuat seorang maid berjalan tergopoh-gopoh menuju pintu utama.

"Dimana Bertha?"

"M-maaf! tapi Nyonya masih berada di kamarnya Tuan!"

"Bisakah aku menemui nya?"

"Tapi Tuan-, Nyonya juga Tuan Edward! sepertinya tidak ingin di ganggu untuk saat ini, karena -,"

"Kenapa?" alis William seketika menukik tajam saat sang pelayan menghentikan kalimat.

"I-itu -, maaf saya,"

"Katakan!!!"

"Tuan Edward mabuk berat semalam! ia bahkan tak sadarkan diri, dan di bawa oleh para pengawal ke kamarnya tadi malam."

"Benarkah?" William seketika menampilkan ekspresi terkejut dengan apa yang ia dengar, karena Edward memang terkenal sebagai pria yang anti alkohol selama ini, pria itu selalu menampilkan image pria dingin nan bijak namun lembut pada Bertha.

"B-benar Tuan!"

"Apa kau tahu apa yang terjadi sebelumnya?"

"Maaf saya sama sekali tidak mengerti kenapa Tuan Edward bisa sampai mabuk dan tak sadarkan diri."

"Baiklah! aku akan menunggu disini hingga Bertha keluar dari kamarnya!" William berbicara sembari memperhatikan sekeliling, pria itu juga melangkah lancang sebelum akhirnya mendudukkan diri di sofa.

******

Peluh keringat tampak membasahi dahi juga leher Hana karena aktivitas cukup berat yang ia kerjakan.

"Sepertinya aku harus menanam pohon mempelam atau mungkin muntingia calabura disini! tapi mana yang lebih baik? jika pohon mampelam, aku harus menunggu lebih lama untuk bisa membuat halaman ini teduh! muntingia calabura sepertinya tak terlalu buruk! aku bahkan bisa meminta benihnya secara cuma-cuma pada bibi di rumah seberang!"

Hana mendongak sembari memperhatikan sekeliling, gadis itu kembali memukul-mukul perlahan area pinggangnya setelah hampir dua jam berkutat dengan rumput liar.

🤍 Jangan mengenakan sneaker terlebih dulu, sweetheart! ibu jari kaki mu ini bisa semakin membengkak jika kau tak menuruti perkataan ku! apa kau mengerti?

Hana kembali tersenyum getir saat tanpa sengaja ia memperhatikan ibu jarinya yang terluka.

"Tuan Edward! maaf jika aku tak bisa memenuhi perkataan ku untuk menikah dan menjadi istri kedua untuk mu, tapi aku berjanji! jika kehidupan kedua itu memang nyata adanya-, aku akan mencoba untuk berlari dan menemukan dirimu lebih dulu, Tuan!" Hana tersenyum meskipun air mata kembali jatuh dan membasahi pipi.

Di sisi lain,

Sang pemegang kekuasaan utama dari pihak Jadenz Company itu terbangun karena rasa mual yang begitu mendera dari dalam dirinya, Edward terbangun dengan sempoyongan menuju wastafel yang berada di dekat jendela kamar.

"Oooowwweek!!!"

"Edward? honey?"

Bertha yang turut tersadar seketika berjalan cepat menghampiri sang suami, ia memijit serta menepuk-nepuk perlahan punggung Edward yang masih sibuk membungkuk karena terus memuntahkan cairan dari perut.

"Honey! apa perlu memanggil dokter kembali? apa kau baik-baik saja?"

"Tidak!!! tak perlu memanggil siapapun! cukup panggil Hana kemari jika memang kau peduli padaku!" Edward berbicara ketus setelah ia mematikan keran air pada wastafel.

"Ed-,"

"Tolong Raya! aku sungguh membutuhkan Hana! aku membutuhkan gadis itu Raya! aku tak ingin apapun lagi sekarang!!!!" Edward berteriak dan mendorong kasar tubuh istrinya hingga Bertha jatuh tersungkur di lantai ruangan.

Edward? kenapa dirimu jadi seperti ini?

Wanita itu terkejut sekaligus kecewa, ia masih terdiam dan membeku pada posisinya, memperhatikan Edward yang kini kembali nampak gelisah sembari mengacak-acak rambut hitamnya sebelum akhirnya pria itu kembali melempar tubuh di atas ranjang.

"Hana! kau dimana sweetheart? aku hancur tanpa mu!! kenapa kau meninggalkan ku Hana?"

Racauan Edward yang kembali terdengar membuat Bertha menghela nafas dalam, hatinya sakit tapi ia juga tak rela jika harus melepaskan Edward sang suami untuk sahabat nya sendiri.

Edward! aku janji akan merebut hatimu kembali darinya! aku akan menjadi istri yang baik untukmu! aku akan berubah Ed, aku akan menjadi wanita seperti yang kau mau! aku akan meninggalkan semuanya untuk mu!

Bertha menyeka kilat buliran air mata di pipi, wanita itu akhirnya beranjak dan menghampiri ranjang dimana sang suami tampak kembali terlelap ke alam bawah sadar.

"Aku sungguh minta maaf, Edward! aku bersalah! aku egois! ya itulah diriku! tapi aku sungguh tak ingin kehilanganmu, honey! aku akan menaklukkan kembali hatimu! aku janji, kehidupan kita akan kembali seperti dulu! aku tahu kau hanya jenuh padaku! alasan kenapa dirimu selalu mencari Hana! tak apa! aku akan bersabar untuk mu Edward! aku hanya perlu selalu ada untukmu mulai saat ini!" Bertha berbicara seorang diri, jemarinya kini tampak membelai lembut paras tampan sang suami.

Akan lebih baik jika diriku menyiapkan sup dengan kandungan air jahe untuk Edward, mungkin itu bisa sedikit meredam rasa mual saat ia terbangun nanti.

Bertha tersenyum lembut, wanita itu merapikan selimut pada tubuh Edward sebelum akhirnya beranjak membasuh wajah dan meninggalkan ruang kamar.

******

"Selamat pagi menjelang siang Nyonya!"

"Kau?" Bertha seketika menampilkan raut wajah sinis saat mendapati William sudah terduduk santai di kediamannya.

"Ada urusan apa kau kemari? segera pergi jika kedatangan mu hanya ingin membual dan menuntut tentang permasalahan di masa lalu!"

"Permasalahan di masa lalu? aku sedang mencoba untuk melupakan hal itu, Nyonya Albertha!" William beranjak, pria itu berjalan mengitari Bertha dengan seringai devil.

"Lalu apa yang kau inginkan?"

"Aku tahu semuanya! tentang suami mu, tentang Hana! dan perihal kelicikan hati iblis mu, Nyonya Bertha!" William meninggikan dagu dengan seringai yang tak berkesudahan.

"A-apa? apa maksudmu? darimana kau tahu tentang Hana?"

"Apa lelaki tua yang kau sembunyikan di sebuah kediaman di pinggir kota itu merupakan jaminan supaya kau bisa mengancam juga membungkam Hana?"

"Apa yang kau katakan? aku-, aku sungguh tak mengerti apa maksud mu William!" Bertha seketika gelagapan saat William mengutarakan pertanyaan.

"Cukup katakan padaku! dimana alamat Hana? kemana kau mengusir gadis itu?"

"Aku tak pernah mengusir siapapun! dia yang memilih untuk pergi!!!"

William menaikkan satu alisnya, ia menghentikan langkah dan menatap Bertha dengan tatapan intimidasi.

"Sebuah scandal perselingkuhan dari penguasa Jadenz Company! rasanya itu akan cukup membuat para klien berpikir dua kali untuk kembali melakukan kerjasama dengan perusahaan suami mu, Bertha! haruskah aku membeberkan semuanya?"

"Diammm!!! aku tak akan pernah takut pada ancaman dari mulut ular mu itu, William!!"

"Hahaha!!! mulut ular? lalu bagaimana dengan sikapmu yang menjijikkan itu? menyingkirkan seseorang demi bisa selalu membuat Edward menatap ke arahmu???"

Rahang Bertha semakin tampak tegang! wanita itu terus menatap sinis pada William dengan nafas yang mulai tak beraturan.

"Kau sengaja menyingkirkan adikku! aku tahu betul kecelakaan itu terjadi atas campur tangan mu! dan kepergian Hana dari kota ini, itu semua pasti juga karena ulah mu, bukan? kau-, juga sempat meneror Hana! jangan berpikir bahwa diriku tak tahu tentang hal itu, Nyonya Bertha!"

"Hentikan William!!! pergiii!"

"Kemana kau mengusir Hana?"

"Aku tak mengusir nya!!! dia pergi sendiri! mungkin dia merindukan rumah ibu angkat nya di-," kalimat Bertha terhenti, ia semakin gugup karena William terus berusaha menyudutkan dirinya.

"Dimana?? katakan!!!"

1
Bunda HB
Terllu PD bgt km betha,kata Cerai udah di ucapkan tinggal nunggu minggat dri rmh newah itu.tunggu tgl main nya.
Bunda HB
Pindah apertenen biar bertha gk dtg lgi Edward.kasian hana jdi korban mu dan istri mu.
Kasniwati Kasni
sangat bagus/Proud/
Parnadi
kelanjutannya gimana nih,hadehhhh lagi asik baca 😭
Vika Amalia Oktavia
dan mak lampirpun mulai tersadar..👀
@Biru791
semangatt up yok
Bunda HB
Emang enk di abaiksn bertha...😁😁
Bunda HB
Lho....lho.....skrg tau rasanya kesepian ditinggal suami mu.slma ini kemana aja km istri durjakim.SUAMI juga ada kalanya lelah cri yg lbih bsa mengerti dan bisa menjaga.km istri durjakim hya foya2 ,senang2.Edward buta,tpi skrg dikit2 udah sadar...😁😁
Vika Amalia Oktavia
makin penasaran...
Bunda HB
Sebenarnya burung nya Edward gk berkicau sama istrinya to kak thor,tpi sama hana sll on trs...😂😂
Siti Ariani: 🤣🤣🤣🤭 bisa banget di othor jawabnya
JackRow: kalau untuk jenisnya, akan lebih baik jika menyesuaikan dengan selera para pembaca saja kak, enaknya jenis burung apa 😌
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!