Power Of Woman

Sampai dirumah Rehan merebahkan dirinya ke kasur, menatap atap dengan angannya untuk segera memiliki Reyna, bagaimanapun Rehan merasa sangat bahagia saat bersama Reyna, dan akhirnya Rehan terlelap

"Pagi Han..." Sapa Dinda

"Pagi bund..." sahut Rehan

"Acara hari ini apa saja Han?" Tanya Agam

"Mau ngajak ngomong Reyna biar mau nikah sama Rehan..!"

Uhuk..uhuk...

Suara kesedak yang hampir bersamaan antara agam dan Dinda

"Bagus...harus tanggung jawab dong udah buat Reyna ternoda" jawab Dinda

Uhuk...uhuk...

Kali ini Agam kesedak lagi mendengar kata-kata Dinda istrinya

"Maksutnya..?" Tanya Agam

"Hehehe...maaf yah...itu cuma kekhilafan Rehan aja...habis bibir Rey itu manis " Ucap Rehan sambil nyengir

Jeduk..

suara Agam nonyor kepala Rehan

"Aduh...sakit yah..!" Kata Rehan

"Jangan main nyosor aja...itu anak orang..!" Ucap Agam

"Ya mangkanya Rehan mau tanggung jawab yah..Tapi Rey kayaknya gak mau, Rehan jadi bingung sama sikap Rey"

"Ya nanti coba bunda bilang ke Rey... Mungkin Rey mau dengar kata bunda"

***

"Assalamualaikum..." Suara Dinda di depan pintu kontrakan Rey

"Waalaikum salam..." Sahut Rey yang sudah nunggu kedatangan Dinda karena sebelumnya sudah telepon

Setelah mereka duduk, Reyna segera membawakan minuman dan kue

"Wahh..enak..buat sendiri ni kue nya Rey?" Tanya dinda

"Iya Tante...hehe..." jawab Reyna

"Gini Rey...Tante langsung aja ya, maksut kedatangan Tante mau mewakili Rehan buat melamar kamu...gimna Rey..?"

" Hah...jadi Rehan kemaren ngomong itu serius Tan...?

"Iya lah Rey... Rehan selalu serius kalau soal pernikahan"

"Gimana ya Tante... Rey gak mau Rehan melamar Rey gara-gara kekhilafan Rehan saja... Rey sudah maafkan kok Tan..."

"Ya jelas nggaklah Rey... Rehan tu sayang sama kamu...Tante aja bisa merasakan Lo Rey...masak kamu enggak ?

"Yang bener Tante... hehehe...soalnya Rey emang gak pernah kenal gituan...jadi kurang peka"

"Hihihi...kamu itu masih lugu banget Rey...jadi gimana kalau kamu sudah tau perasaan Rehan seperti itu ke kamu?

" Gini Tan...beri waktu Rey seminggu, bilang ke Rehan mohon tidak menghubungi dan bertemu Rey dulu sampai Rey ngasih jawabannya"

"Oke...nanti Tante sampaikan..."

Setelah perbincangan selesai Dinda segera pamit pulang, dari rumah Dinda menceritakan semuanya, Agam setuju dengan keputusan Rey...sedangkan Rehan yang awalnya keberatan akhirnya menerima permintaan Rey

"Ehhh...sudah jam 7 malam sebaiknya aku siap-siap dulu untuk kepergian besok" batin Reyna

"Assalamualaikum..." Ada suara teriakan salam dari luar pintu masuk

"Waalaikumsalam..." Sahut Reyna, "siapa ya...kayak kenal suaranya" batin Reyna

Ceklek..

Reyna langsung membulatkan matanya terkejut melihat Rehan sudah di depan matanya

"Ada apa kamu kemari..?" Tanya Reyna

" Ya bertemu kamulah...kenapa memang gak boleh...masak calon suami gak disuruh masuk.." kata Rehan sambil melangkah maju mendekatkan mukanya ke muka Reyna, Reyna yang tidak menyangka dengan tindakan Rehan itu langsung menahan dada Rehan agar jaraknya tidak lebih mepet lagi

"Aku kan sudah nitip mesan sama bunda kamu untuk jangan menemui ku dulu, sampai aku memutuskan menerimamu atau tidak" jawaban ketus Reyna sambil memundurkan tubuhnya dan berjalan masuk ke ruang tamu, disusul dengan Rehan jalan dibelakangnya.

"Ya tapi aku kangen Rey..." Jawab Rehan,

Saat Reyna mau duduk, dengan gerakan cepatnya Rehan sudah menduduki tempat yang dituju Reyna, tentu saja Rena langsung duduk di pangkuan Rehan

"Rehan..! Astagfirullah....!"

Teriak Reyna kaget dan segera berniat berdiri tapi Rehan menahan pinggang Reyna kuat

"Apa sihh....disini saja dulu...aku kangen Rey..." Tahan Rehan sambil menempelkan mukanya ke punggung Reyna

Reina semakin meronta-ronta ingin segera lepas dri Rehan

"Jangan gila Han...ini gak pantes, kita bukan muhrim...dilihat orang dikira kita berbuat macem-macem...lepas Han..!" Bentak Reyna kesal

Sementara Ira dan Rama baru sampai dan akan masuk ke kontrakan tercengang melihat adegan di depan matanya...melihat Rey dan Rehan berpangku mesra di ruang tamu

"What...! Anjir lu Han....gak ada tempat lain apa kalian ini..diruang tamu kayak gini.." Kata Rama pelan tapi membuat Reyna malu setengah mati

" Maaf...ini tidak seperti yang kalian lihat..."ucap Reyna sambil meronta-ronta

"Han lepas..!" Jerit Reyna kesal

"Iya bentar lagi...5 menit lagi aku lepas Rey" kata Rehan dan menggigit punggung Reyna pelan

"Ahh..! Han...apa yang kamu lakukan, jangan menggigiti punggungku... sakit.!" Teriak Reyna

"Apa sih...aku cuma gemes ma kamu Rey...jangan gerak-gerak terus...gak takut kamu yang di bawah sana ikutan bangun, hah..! " Jawab Rehan

Sementara Ira...tertawa geli melihat kelakuan Rehan ngerjai Reyna, Rama juga ikutan geleng-geleng kepala melihat kelakuan sahabatnya itu

"Oke...aku lepas sudah 5 menit..."kata Rehan melepas Reyna yang langsung kabur lari ke kamarnya

"Dasar mesum...Gila...gak punya Akhlak..!" Reyna berlari ke kamarnya sambil meneriaki Rehan

Rehan terkekeh geli melihat tingkah Reyna.

Sementara Rama memandang jengah kelakuan Rehan

"Nanti kalau Rey shock dan sakit lagi karena kelakuan lu...bisa di bunuh lu sama nyokap lu.." kata Rama memperingati

"Tenang Ram...itu anak sudah kebal sama kelakuan gue, nanti juga dia bakalan merima lebih dari itu kalau sudah jadi yah sah buatku...hehe" kata Rehan

"Hah...maksutnya...Rey mau nikah sama kak Rehan..?" Tanya Ira penasaran

"Ya nggak tau...Rey masih mikir, minta waktu seminggu...dan gak mau nemuin gue selama seminggu, mangkanya ini tadi gue kesini...melepas rindu, soalnya bakalan puasa seminggu gak ketemu Rey...hehehe" kata Rehan sambil cengengesan

"Heh...Dasar Semprul..!" ayok pulang bareng, dah malam ni... " Ajak Rama ke Rehan

Keesokan harinya Reyna sudah bersiap-siap untuk pergi ke Surabaya, awal tujuannya adalah menemui ustadz Hanan yang sudah dianggap seperti ayahnya sendiri, tentu saja ini berhubungan dengan lamaran Rehan,

Sesampai di Surabaya Reyna segera menemui ustadz Hanan dan meminta pendapat tentang lamaran Rehan

"Aku sarankan kau menerimanya Rey...karena dia sudah menyentuhmu, mungkin kejadian yang menimpamu adalah pertanda dia jodohmu"

"Saya akan mempertimbangkan lagi paman" kata Reyna

Setelah 2 hari di tempat ustadz Hanan, Reyna melanjutkan perjalanannya ke tempat kyai Rahmat, dan petuah yang disampaikan sama seperti ustadz Hanan,selain itu kyai Rahmat juga mengingatkan kepada Reyna bahwa keluarga dalam suatu pernikahan juga sangat penting, akhirnya Reyna memutuskan untuk meminta restu kepada ayah dan keluarganya

Sesampai di depan rumahnya, Reyna sedikit bingung dengan para penjaga yang tidak Rey kenal sama sekali

"Kemana para penjaga yang dulu, kok aku gak kenal sama sekali" batin Reyna

"Maaf nona ada yang bisa saya bantu..?" Kata penjaga

"Apa ini rumah bapak Bramantyo Kusuma ?" Tanya Reyna

"Maaf nona, dulu memang iya... sekarang sudah diambil alih oleh tuan kami.."

Reyna sangat kaget " ohh...baik pak, terimakasih atas informasinya"

Reyna bingung harus mencari kemana orang tuanya, bahkan Reyna masih tidak tau apa yang terjadi dengan keluarganya

Satu tempat yang Reyna ingat yaitu bibi Atun yang dulu membantu dirumahnya, Reyna langsung kerumah buk Atun, setiba disana bik Atun menceritakan semuanya bahwa keluarga mengalami kebangkrutan luar biasa, semua aset di jual dan keluarganya pindah di perumahan biasa. Setelah Reyna mendapatkan alamat tempat ayah dan kakaknya tinggal, Reyna langsung menuju ke alamat itu.

Reyna sangat terkejut ketika melihat 3 orang laki-laki sedang berjalan menuju arahnya dengan memakai baju taqwa sambil membawa sajadah di pundaknya.

Ketiga orang itu terkejut dan terdiam melihat Reyna mematung di depan rumahnya,

"Reyna..?" Bramantyo

"Rey...benarkah kau Rey...adikku ?" Ronan

"Rey...kau kah itu..?" Revan

"Iya yah...kak...ini Reyna..." Reyna langsung lari menuju ke pelukan ayahnya, kedua kakaknya pun langsung memeluk erat Reyna

"Maafkan Rey ayah...kak... Rey bener-bener gak tau musibah yang menimpa keluarga kita"

"Nggak Rey...ayah mungkin sedang diuji sama Alloh...yuk kita masuk dulu"

Setelah semuanya berkumpul dan menceritakan bagaimana semua musibah itu terjadi, Reyna merasa bersyukur dengan perubahan yang terjadi dengan ayah dan kakak-kakaknya, Reyna langsung mengutarakan maksutnya untuk menerima lamaran dan menikah dengan Rehan

Semua keluarga Reyna setuju, dan akan menghadiri akad nikah dan resepsi pernikahan Reyna nantinya, selama hampir 6 hari Reyna bahagia bersama keluarganya.

Akhirnya pernikahan pun terjadi antara Reyna dan Rehan, banyak yang terkagum-kagum dengan sepasang pengantin muda yang sangat serasi ini, satunya cantiknya luar biasa dan sang pendamping yang juga sangat tampan