NovelToon NovelToon
My Teacher My Husband

My Teacher My Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Beda Usia
Popularitas:9.3k
Nilai: 5
Nama Author: Kaikia

Azzalea menyukai gurunya, Pak Dimas. Namun, pria itu menolaknya, bagaimana bisa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kaikia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 28

Sore ini angin berhembus lembut dan tenang. Suasana sejuk yang biasa Azzalea nikmati di pinggir sungai cukup terusik akibat kedatangan sepupunya pagi ini. Ia merasa harinya akan mulai buruk dengan kedekatan mereka. Menghirup udara segar di luar memberi jeda pada dirinya yang belum siap menghadapi sang sepupu.

Azzalea melempar batu kecil ke air sungai yang tampak jernih dan menyegarkan itu. Mengutarakan kesalnya pada beberapa lemparan yang ia berikan.

“Kau menghindariku?”

Suara berat dengan sedikit serak itu kembali terdengar. Tanpa menoleh pun, ia tahu.

“Ck. Kau sadar?” ketus Azzalea yang terus bermain dengan batu-batu kecil.

Gyu berdiri di sebelahnya. “Dasasr bocah. Suka sekali menghindari orang lain”

Gyu hendak menyentil dahi Azzalea, tapi gadis itu lebih cepat menghindar.

“Kau dilarang memukul jidatku. Aku tak suka” ungkapnya.

“Ah, aku kehilangan hobiku” celetuk Gyu menatap hamparan sungai dihadapannya.

“Dasar kurang kerjaan” gerutu Azza dan melempar batu terakhir ditangannya.

“Azza..”

“Apa?”

“Jangan ketus banget jadi calonku”

“Isss... Bisa gak sih, jangan panggil aku kek gitu. Aku gak mau jadi istri kamu, Gyutama” tegas Azzalea menatap kedua manik hitam kakak sepupunya ini.

“Kamu emang segitunya gak mau sama aku. Apa coba kekuranganku? Aku ini baik, tampan, kaya, cerdas, tinggi. Anak yang akan kamu lahirin juga akan sempurna. Kamu rugi nolak aku”

“Kamu mau tahu apa kekurangan kamu?”

“Keknya gak ada” tolak Gyu.

Azzalea menatap penuh yakin. “Aku gak mau punya pasangan dua kepribadian”

Hening. Hanya terdengar desir air sungai yang mengisi kekosongan diantara mereka. Kalimat itu seakan hantaman keras bagi Gyu.

Azzalea dapat melihat rahang tegas Gyu mengeras. Ia telah menyinggung sesuatu yang sensitif pada pria itu.

Gyu meraih pergelangan tangan Azzalea. Menekan kuat. Menatap tajam. “Kau melewati batas, Azza”

“Kenapa? Kau membenciku sekarang? Maka katakan pada Oma kita takkan pernah menikah”

Gyu menarik Azza kesisinya dengan kasar. Gadis itu berusaha menahan sakitnya genggaman kuat tersebut.

“Jika kau ingin kita tetap menikah, maka buang Kak Yuu dari tubuhmu ini” unjuk Azzalea penuh keberanian pada dada tegap Gyu.

“Kau..”

“Apa?” tantang Azzalea balik pada tatapan pria itu.

Dulu ia takut dengan sorot mata hitam Gyu yang menyeramkan. Tidak ada yang mau berteman dengan anak kecil dengan kepribadain ganda. Namun, seiring berjalannya waktu, hanya Azzalea yang bisa bertahan menatap pria ini dan membuang jauh pikiran ketakutan itu. Hal ini juga yang menjadikan pria itu nyaman berada disisinya walau mereka sering cekcok karena kejahilan Gyu.

“Gyu.. Kau telah menyakiti pergelanganku..” lirih Azzalea yang memperhatikan sorot mata Gyu berubah-ubah.

Pria itu segera melepaskan genggamannya. “Maaf”

Azzalea mengusap pergelangannya yang memerah. Ia menghela nafas.

“Dengar, Gyu. Maaf jika ucapanku tadi menyinggungmu. Tapi, ini sebuah kejujuran. Daripada itu, aku juga menyukai seseorang di luar sana. Aku belum menyerah dengan cintaku. Kuharap kau memahaminya” jelas Azzalea.

Mengatakan kebenaran ialah solusi terbaik yang bisa dilakukan. Ia tidak ingin menjadikan sesuatu yang tidak jelas, terutama pada hubungan.

Ia melihat raut wajah Gyu yang mulai tenang dari sebelumnya. Pria itu berusaha keras mengontrol diri. Ketika yakin telah tenang ia membalas tatapan Azzalea.

“Jadi itu alasanmu?”

Azzalea mengangguk. “Yap. I like him”

“Who?”

“Apa yang akan kau lakukan jika aku memberitahmu?”

Gyu berpikir sejenak. “Maybe... aku bisa memastikan bahwa kau bertepuk sebelah tangan”

“Tidak”

“Kalian sudah pacaran?”

“Belum”

“Sebelum jalur kuning melengkung, apa pun bisa terjadi”

“Kami butuh proses”

“Kita juga, butuh proses” balas Gyu yang tak mau kalah.

“Gyu...” bujuk Azzalea yang tidak mau bermain-main.

“Baiklah. Aku terima alasanmu”

Azzalea tersenyum senang.

“Tapi, aku belum bisa mengatakannya langsung pada Oma”

“Kenapa?”

“Kau ingin tahu?”

Azzalea mengangguk penuh antusias.

“Berjanji padaku dulu, kau akan menolongku”

Gyu menunjukkan jari kelingkingnya, mau tak mau Azzalea menautkan kelingking mereka.

“Janji”

Bukan Gyu namanya yang tidak mengambil sesuatu dalam kesempitan. Ia meraih tangan Azzalea, menuntun pelan gadis itu ke bangku di tepi sungai dengan lembut.

“Aku butuh status ini untuk balas dendam. Kau pasti tahu maksudku”

Azzalea diam sejenak. Ia sudah lama mengenal kakak sepupunya ini. Dia pria yang berjuang sendiri dalam bertahan di keluarga yang gila harta dan tahta. Bukan sebuah ketenangan jika dirinya dinobatkan sebagai pewaris sah, ucapan itu hanya awal dari bahaya yang akan datang selanjutnya.

“Oma tidak akan langsung menikahkan kita berdua. Aku harus menyelesaikan pendidikan dan tugas berat ku di perusahaan. Sedangkan kau, masih harus menimba ilmu di luar sana. Keluarga kita bukan orang-orang yang menyepelekan pendidikan. Aku bisa menjamin keselamatanmu dari pernikahan dini. Kau bebas mencintai siapa pun. Hingga tiba waktunya, aku akan mengatakan pada Oma. Kuharap kau mendukungku”

“Tapi, jika kau ingin membatalkan ucapanku tadi. Aku selalu bersedia untuk serius padamu”

Azzalea mencerna dengan baik setiap penjelasan yang diberikan Gyu, walau sehari-hari dalam bergaul dengannya pria itu selalu main-main dan penuh kejahilan tapi jika menyangkut perihal diskusi, dia yang terbaik.

“Baik. Aku terima hal ini”

Gyu tersenyum senang. “Good girl” pujinya mengelus pergelangan tangan Azzalea yang ia buat memerah.

Perasaan Azzalea kini merasa lebih tenang.

“Apa ini sakit?”

“Sedikit”

“Maafkan aku... Tadi aku terbawa emosi”

“Gyu..”

“Iyaa”

“Kau harus segera mengobati diri sebelum bertemu pujaan hatimu”

“Untuk apa? Aku sudah menemukannya”

“Benarkah? Siapa?”

“Kamu” jawab Gyu dengan tatapan penuh yakin.

Jika itu orang lain, jantung Azzalea sudah berdetak tak karuan, namun ia harus tersadarkan bahwa itu adalah Gyu, kakak sepupunya.

Pukulan ringan mengenai bahu Gyu. “Jangan bercanda, Gyu”

Gyu tertawa senang. “Kenapa? Kau takut aku menyakiti pujaan hatiku?”

“Iya, aku takut. Kau harus mengontrol segalanya, karena saat seseorang jatuh cinta, ia tidak bisa mengontrol hal-hal kecil”

Gyu mencubit gemas pipi mulus Azzalea. “Ya ampun.. Bocah SMA ini memberi nasehat menyentuh pada kakaknya”

Azzalea menarik lengannya dari genggaman Gyu. “Kau memang menyebalkan”

Ia bangkit berjalan meninggalkan Gyu begitu saja.

“Menyebalkan tapi ngangenin” balas Gyu yang mengejar langkah cepat Azzalea.

Mereka berjalan beriringan menuju rumah sang nenek.

“Kapan kau kembali ke kota?”

“Besok”

“Bagus. Aku akan mengantarmu besok”

“Untuk apa? Rumah kita berlawanan”

“Aku harus memastikan calon-ku selamat sampai rumah”

Azzalea menghela nafas lelah. “Mulai..” gerutunya kecil.

Gyu menggandeng tangan Azzalea. “Tenang. Sudah ku katakan padamu tadi. Aku bisa memastikan bahwa cinta mu bertepuk sebelah tangan atau tidak”

Mereka saling bertatapan. Azzalea mengerti maksud kakak sepupunya.

“Oke”

***

1
Kia Kai
/Coffee//Cake/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!