NovelToon NovelToon
Dikira Cupu Ternyata Suhu

Dikira Cupu Ternyata Suhu

Status: tamat
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam / Tamat
Popularitas:2.5M
Nilai: 4.7
Nama Author: Hafizoh

(Identitas Tersembunyi) Inarah yang biasa di sapa Nara sudah dari dulu tak mengikuti jejak sang kakak dan sang adik yang masuk pondok pesantren, Nara memilih sekolah di SMA milik sang kakek.

Tak ada yang tau bahwa Nara adalah cucu dari pemilik SMA karena Nara memang tak menyombongkan diri, bahkan Nara yang penampilannya seperti anak pesantren justru menjadi hinaan oleh teman-teman sekolahnya dan jadi korban bullying.

Tapi itu hanya sesaat, ketika Nara sudah lelah berpura-pura menjadi lemah kini taring yang selama ini di sembunyikannya pun keluar juga bahkan membuat para bullying jadi ketakutan.

Ikuti ceritanya Nara?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

"Ada apa, nak?" tanya Mang Udin begitu tau yang mengetuk pintu adalah Erika, seseorang yang selalu di ceritakan oleh anak majikannya temannya.

Di belakang Erika ada Beni dan Adi, orang yang baru pertama kali di lihat Mang Udin. Bahkan Mang Udin juga tak tau siapa dua laki-laki bersama Erika, tapi kemungkinan mereka berdua kenal dengan Nara.

"Selamat siang, Pak. Bapak jemput Nara?" tanya Erika dengan sopan meski Erika tau Mang Udin pasti ingin menjemput Nara, namun Erika sekedar basa-basi sekaligus ingin memastikan.

"Iya, nak. Ini temannya non Nara yang waktu itu menolong Nara, kan?" tanya Mang Udin memastikan jika ingatannya gak salah

"Benar, Pak"

"Ada apa, nak? Kalian sudah pulang, terus non Nara ada dimana?" tanya Mang Udin yang merasa ada sesuatu yang mengganjal di tambah ketika Mang Udin melihat tas milik Nara ada di tangan Erika

"Maaf, Pak. Nara gak balik lagi ke kelas dari waktu istirahat pertama sampai sekarang, kamu sudah cari keliling sekolah namun belum juga menemukannya" jelas Erika

Erika kembali merasakan kesedihan setelah tau bahwa Nara memang menghilang bukan bolos sekolah, Mang Udin bergegas keluar dari mobil lalu mengusap wajahnya dengan kasar karena takut Nara kenapa-kenapa.

"Apa ada tempat yang belum kalian datangi?" tanya Mang Udin serius

"Gak ada, Pak. Kecuali gudang belakang" jawab Erika

"Mungkin dia ada di sana" tebak Mang Udin seolah mendapat petunjuk tentang dimana keberadaan Nara sekarang

"Tapi, Pak. Gudang itu angker, tak ada yang berani ke sana" kata Erika yang tak sempat berpikir kalau Nara akan berada di sana

"Tak masalah, kita coba ke sana saja dulu. Hanya tempat itu yang belum kalian datangi, kan?"

"Iya, Pak"

"Ayo, Bapak khawatir terjadi sesuatu pada non Nara" kata Mang Udin

Mang Udin memimpin jalan di ikuti Erika di sampingnya, Erika menunjukan jalan menuju gudang belakang yang tadi di sebutkannya. Dari luar gudang itu terlihat biasa saja, bahkan tak terasa aura angker.

Meski begitu ketiga teman Nara itu tetap takut, bahkan hanya mengekor di belakang Mang Udin. Mang Udin membuka pintu gudang yang tak terkunci, pintunya berderit karena memang sudah lama dan usang.

Begitu pintu terbuka, debu berterbangan karena tertiup angin. Begitu juga ketika Mang Udin melangkah masuk gudang itu, jika dari debu yang ada di lantai, terlihat seseorang mungkin baru dari gudang tersebut.

Karena ada bekas jejak sepatu di sana, Erika menitikkan air mata saat melihat banyak jejak sepatu di sana. Erika yakin seseorang memang datang ke tempat tersebut, Erika menerobos dan masuk lebih dulu.

Melupakan rasa takut dengan hantu, atau apapun yang kata orang-orang ada penunggu di dalam gudang tersebut. Begitu juga dengan Beni, laki-laki itu langsung mengamati sekeliling gudang tersebut.

"Nara" teriak Erika yang memutari seluruh bekas sepatu, namun Erika tak menemukan siapapun.

"Nara, kamu dimana?" teriak Erika sekali lagi

"Nara"

Kini Beni yang memanggil, laki-laki itu memperhatikan jejak sepatu yang ada. Ada banyak jenis jejak sepatu yang tertinggal di situ, namun kini matanya fokus pada darah yang ada di sana.

Beni juga menemukan sebuah gelang emas, segera Beni mengambilnya. Beni teringat gelang itu gelang yang selama ini Nara pakai, lalu Beni memperlihatkan gelang emas itu kepada semua yang ada di situ.

"Gelang itu milik non Nara" kata Mang Udin mendekat lalu mengambil alih gelang emas itu dari tangan Beni

"Nara ada disini, Nara sempat ada disini tapi kemana Nara sekarang" kata Beni

Keempat orang itu segera keluar meninggalkan gudang, menyelusuri setiap sudut sekolah untuk mencari keberadaan Nara. Nara benar-benar menghilang, Nara tak ada lagi di gudang.

Disisi lain Rendi dan Erisa tengah duduk di sofa ruang keluarga, sedang menikmati kebersamaan mereka sembari menonton TV, keduanya selalu menghabiskan waktu bersama ketika tak memiliki kesibukan.

"Nara hari ini pergi ke sekolah, Mas?" tanya Erisa yang memang tidak tau soalnya pagi-pagi harus bertemu dengan Aisyah sang sahabat untuk membahas soal sekolah TK yang mereka urus

"Iya, aku sudah melarangnya. Tapi kamu tau sendiri anakmu itu seperti apa, selalu keras kepala" jawab Rendi sembari menghela napas panjang

"Dia persis dirimu, Mas"

"Iya dia versi aku ketika masih muda" kata Rendi membenarkan perkataan sang istri sembari tersenyum mengingat dirinya semasa muda dulu

Keduanya terdiam saat mendengar dering HP milik Rendi, pertanda ada yang menelepon. Rendi mengambil HP-nya yang tergeletak di atas meja di hadapan mereka, di lihatnya nomor tak di kenal menghubunginya.

"Halo" sapa Rendi pada penelpon nomor tak di kenalnya itu

"Abi, ini Nara. HP Nara habis baterai, Nara menelpon pinjem HP dengan seseorang yang baik hati disini"

"Nara? Kamu baik-baik saja, nak? Kenapa belum pulang?" tanya Rendi bertubi-tubi

"Nara baik-baik saja, Abi. Nara akan menginap di rumah kakek dengan nenek hari ini, tolong beritahu Mang Udin untuk pulang saja. Nara menghubungi Abi, karena hanya nomor Abi yang Nara hapal"

"Kenapa menginap di rumah kakek dengan nenek? Kenapa tidak pulang saja?"

"Gak apa-apa, Abi. Nara sudah lama tak menginap di rumah mereka, jadi kangen. Ya udah, Abi. Assalamualaikum" kata Nara lalu memutuskan sambungan telepon

Nara menaiki taksi dengan pakaian yang penuh dengan noda merah, hal itu membuatnya sopir taksi menatapnya dengan heran. Namun Nara tampak tak peduli, Nara membuang pandangannya keluar jendela.

Akhirnya Nara tiba di halaman rumah sang kakek dan sang nenek, Nara melihat sang nenek tengah duduk sendirian di teras depan, segera Nara melangkah mendekati sang nenek dengan senyum yang mengembang.

"Nenek..." panggil Nara

Sang nenek terkejut ada seseorang memanggilnya, saat tau siapa yang datang seketika wajahnya berubah ceria, Nara mencium punggung tangan yang sudah keriput itu dengan takzim.

"Sayang, kamu kenapa? Kok merah-merah begitu?"

"Gak apa-apa, nek. Ini cuma pewarna saja, di sekolah Nara praktek drama. Nara jadi sebagai protagonis yang teraniaya, cuma badan Nara agak pegal-pegal saja karena kelelahan" kata Nara sembari cengengesan

"Ohh, nenek kira kamu kenapa. Ayo, masuk mandi terus ganti baju" ajak Sang nenek sembari merangkul lengan cucu kesayangan

Nara bergegas masuk ke dalam kamar pribadinya yang di siapkan sang kakek dan sang nenek di rumah mereka, Nara masuk ke dalam kamar mandi lalu mengambil plastik yang di sembunyikan di dalam pakaiannya.

Tadinya berisi cairan merah yang sengaja Nara siapkan agar terlihat seperti terluka oleh Selina dan geng-nya memukul dengan kayu, Nara sengaja menjadikannya umpan demi mendapatkan rekaman kejahatan Selina.

1
off
mang Udin
Fathur Ben
bukannya sekolah Negeri punya Pemerintah? koq punya kakeknya???
Kembang Api
entah hamil nanti yang ada orang tua yang sedih kmu masih anak sekolah udah pacaran😒😒
Mar
hadeh gak mutu
Mar
apa2an sih, bertele bat, gak jelas
Kembang Api
jahat banget si selina mau nya apa sih
kalea rizuky
helehh suhu apaan/Curse//Curse//Curse/ meski berjilbab tiru donk novel aisyah dia berhijab tp badas g bisa di bully
echahana
bener greget ya kk judulnya aja yg gitu padahal gak dibalas" otor bikin pembaca emosi dan malas baca lagi terlalu lembek melempem kayak kerupuk disiram kuah
Ajeng Sripungga
Luar biasa
菲菲 Dwi L Arema
Pemeran bego apa tolol nih
Surati Surati: elo klau udh ngk suka bc silent aj ngk ush lanjut bc ,bete jg bc komen loo yg trus nyudutin author yg nuliss sabar ya trhorrr tapi kan ini si nara udh ada rencana sendiri moga""berhasil ya nara biar cpt terungkap setiap kejahatan selin biar dia nyungsep di bui aj lanjut thorr smagat trus thorrr/Rose//Rose//Heart/
total 1 replies
菲菲 Dwi L Arema
Naif jg pu nya
菲菲 Dwi L Arema
Bego
Sitti Suci
Katanya mau main cantik, dah babak belur lu, he i thor gmn sich cerita lu tak berbobot
echahana: Yo gak berbobot selalu nyusun strategi gak jelas othornya
total 1 replies
Sitti Suci
Nyusun strategi apaan, yg ada lu dibully trs tanpa perlawanan, tolol dipiara
Surati Surati: haaahaaa yg satu ini keponya kok ngk ketulungan sihh sabar napa author yh punya cerita aj hepi kok situ yg kepoooo....???lanjut aj thor aq menikmati bc nya kok
total 1 replies
Sitti Suci
Bermain cantiknya kpn? Yg ada lu dibully tak mau melawan
Surati Surati: ya tggu waktunya sis si nara akan beraksi ok lanjut thorrr
total 1 replies
Sitti Suci
Lu balas donk, masa terima aja dibully, pdhl sekolah kakek lu punya, bego jgn dipiara nara
Thebora Siagian: cerita taik gak berbobot
total 3 replies
LIXX
aku start baca
Surati Surati: aq jg star bc nya kayanya asikkk niii lanjut thorrr
total 1 replies
Aries suratman Suratman
Iya aku heran Author Asalnya Dari Daerah mana Ya, kadang Kalimat dan Bahasa Indonesianya banyak yang Bikin cerita bacanya kurang nyaman aja?
Warda Saja
lanjut thor
Surati Surati: lanjut thoorrr smagattt/Heart//Heart//Rose//Rose//Rose//Good//Good//Good/
total 1 replies
Warda Saja
lanjut thort
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!