NovelToon NovelToon
Cinta Suci Bilqis

Cinta Suci Bilqis

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Selingkuh / Pelakor / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Biqis seorang wanita yang tak pernah tahu siapa ayah kandungnya karena sang ibu mengandungnya akibat cinta satu malam pada saat memasuki dunia kuliah. Bilqis tak pernah merasakan kehangatan pelukan dari seorang ibu karena sang ibu selalu sibuk untuk menghidupi mereka berdua dengan berjualan hingga saat ia memasuki usia dewasa ia dilamar oleh seorang pria dari keluarga kaya raya bernama Rendi namun sayang saat usia pernikahan mereka yang menginjak 5 tahun, Rendi berselingkuh dengan asisten pribadinya dan rumah tangga mereka pun hancur. Bilqis sedih bukan main dan memutuskan berpisah dari sang mantan suami, di saat itulah ia mengenal sosok Krisna yang perlahan namun pasti bisa mencuri hatinya. Bagaimanakah kisahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Merasa Tak Layak

Bilqis kemudian mengutarakan semua perasaan rendah dirinya pada Krisna dan entah kenapa ia bisa berbicara secara lancar seperti ini padahal sebelumnya ia tak pernah membayangkan akan membicarakan semua ini dengan Krisna yang belakangan ini harus Bilqis akui mulai mendapatkan atensi di dalam lubuk hatinya. Bilqis rasanya tak sanggup untuk menerima semua kebaikan hati Krisna dan Wilda yang terlihat begitu tulus memberikan sesuatu padanya walau tak hanya berbentuk materi namun hal itu yang sungguh mengetuk hatinya.

"Jadi karena itu?"

"Anda berhak mendapatkan yang lebih dari saya."

"Kamu tahu kan apa jawabanku?"

Bilqis memejamkan matanya, ia rasanya ingin menangis saat ini namun ia berusaha untuk menahannya supaya tak terlihat lemah di depan Krisna. Pria itu yang paham mengenai apa yang Bilqis saat ini rasakan memberikan sebuah sapu tangan dan ia menyodorkannya pada Bilqis. Nampak sekali kalau Bilqis ragu akan menerima atau menolak sapu tangan tersebut.

"Kamu ambil saja ini, seka air mata kamu."

Bilqis dengan agak ragu menerima pemberian Krisna ini. Sejujurnya ia merasa tak enak karena merepotkan Krisna namun perasaannya saat ini sangatlah sulit untuk ia kendalikan. Krisna sama sekali tak mengatakan apa pun dan tak menyentuh wanita itu karena tahu Bilqis pasti tak akan nyaman dengan tindakannya. Krisna sangat menghargai Bilqis dan oleh sebab itu ia sejak tadi menahan diri tak menyentuh wanita itu.

"Terima kasih Pak Krisna."

"Tolong kamu pikirkan sekali lagi."

Itulah yang dikatakan oleh Krisna kemudian ia pergi meninggalkan Bilqis. Selepas pria itu pergi kini Bilqis malah sibuk menatap sapu tangan yang diberikan oleh Krisna padanya. Bilqis merasa ada sesuatu hal yang bergemuruh di dalam hatinya namun ia kemudian tepis perasaan tersebut. Bilqis gegas masuk ke dalam rumah dan ia harus segera istirahat karena besok ia harus pergi mengajar. Keesokan harinya nampak Bilqis sudah siap untuk mengajar di sekolah dan mengenakan seragamnya, ia mematut dirinya di cermin untuk memastikan bahwa penampilannya sudah baik.

****

Bilqis terkejut ketika mendapati sosok Amar datang padanya dan mengajaknya bicara. Saat ini adalah jam istirahat dan Bilqis kebetulan hendak melaksanakan ibadah salat dzuhur di masjid sekolah dan Amar pun juga hendak melakukan hal yang sama oleh sebab itu kini mereka berjalan bersama walau tak dekat sekali jaraknya karena Bilqis begitu menjaga jarak dengan lawan jenis.

"Bu Bilqis, maaf kalau saya lancang namun ada sesuatu yang hendak saya tanyakan pada anda."

"Apa yang ingin anda tanyakan?"

"Saya ingin bertanya, apakah pria yang tempo hari datang itu adalah calon suami anda?"

Bilqis terkejut dengan pertanyaan yang Amar ajukan barusan, ia tak menyangka kalau pria itu akan menanyakan hal ini namun kemudian Bilqis mengatakan bahwa dugaan Amar barusan adalah sesuatu hal yang salah.

"Dia bukan seperti yang Pak Amar katakan barusan."

Bilqis kemudian menceritakan siapa Krisna sebenarnya dan raut wajah Amar yang tadi terlihat tegang menjadi rileks selepas mendengar apa yang Bilqis katakan.

"Begitu rupanya, jadi sepertinya saya salah paham saja."

Bilqis hanya tersenyum saja kemudian gegas ia pergi menuju tempat pengambilan wudhu karena mereka sudah sampai di masjid. Amar sendiri sudah berjalan sepelan mungkin sengaja ingin mengulur waktu untuk berbincang dengan Bilqis namun setidaknya kini ia tahu akan satu hal.

****

Cathrine merasa bahwa rumah tangga yang harusnya bahagia kini terancam berantakan dan ia tak bisa menerima semua ini. Ia tak mau berbagi cinta dengan wanita lain, ia tak akan mau melakukan itu dan tentu saja Cathrine tak akan membiarkan Safira terus menerus menjadi perusak rumah tangganya. Wanita itu kini menuju sebuah cafe yang mana ia dan Safira sudah janjian untuk bertemu dan membicarakan sesuatu. Ketika wanita itu tiba nampak Safira sudah menantikan kehadirannya, ia datang terlambat tentu saja bukan tanpa alasan, ia ingin membuat pelakor itu menunggu supaya tahu bahwa ia di sini yang lebih berkuasa dibanding sang pelakor.

"Kenapa kamu datang terlambat sekali? Apakah kamu memang sengaja?" sentak Safira.

"Kalau aku bilang sengaja, lantas apa yang akan kamu lakukan?" tanya Cathrine dengan wajah angkuhnya.

Safira nampak tersenyum dan kemudian ia mengatakan bisa saja mengadukan hal ini pada Rendi dan pria itu pasti akan sangat murka pada Cathrine. Raut wajah Cathrine pun berubah saat ini, wanita itu menatap tajam pada Safira yang kini sibuk dengan minumannya.

"Jauhi suamiku."

"Apa katamu?"

"Aku yakin kalau pendengaranmu masih baik."

"Apakah aku sama sekali tak salah dengar? Kamu meminta aku menjauhi mas Rendi?"

"Aku adalah istri sahnya dan aku berhak untuk mengusirmu menjauh dari kehidupan suamiku!"

****

Bilqis bukan tak merasa kalau Amar sikapnya menjadi agak berbeda ketika tahu siapa Krisna yang sebenarnya. Pria itu menujukan banyak sinyal yang bisa Bilqis tangkap sebagai perhatian berlebih padanya. Awalnya Bilqis tak menganggap semua itu sebagai sesuatu hal yang aneh namun sikap Amar yang memerlakukannya sangat kentara jelas sekali berbeda di mata orang lain apalagi bebebrapa guru juga membicarakan ini secara terang-terangan di ruang guru yang mana mau tak mau Bilqis jadi mendengar apa yang menjadi perbincangan mereka.

"Pak Amar."

"Iya Bu?"

"Saya ingin mengatakan sesuatu."

"Kalau begitu apa yang hendak anda katakan?"

"Saya ingin mengatakan bahwa bisakah anda menjaga jarak dengan saya?"

Amar terkejut ketika mendengar permintaan Bilqis ini. Bilqis menjelaskan bahwa banyak sekali perbincangan dan gosip yang beredar mengenai hubungan mereka dan oleh sebab itu maka Bilqis menjadi tak nyaman sekali dibuatnya.

"Saya paham bahwa Pak Amar pasti paham dengan apa yang saya bicarakan."

Amar bingung apa yang hendak ia katakan pada Bilqis saat ini karena yang jelas saat ini ia ingin sekali dekat dengan Bilqis namun ia tak tahu cara seperti apa yang tepat untuk mendekati wanita seperti Bilqis ini.

"Itu saja yang hendak saya katakan pada anda. Saya permisi dulu."

****

Seperti yang sudah Cathrine duga sebelumnya bahwa Safira pasti akan mengadukan ini pada Rendi karena begitu kembali ke rumah, sang suami langsung berteriak memanggilnya. Cathrine sudah menyiapkan mentalnya sejak tadi semenjak kembali ke rumah ini karena ia merasa baru saja memancing amarah besar Rendi.

"Kamu tak perlu berteriak kalau mencariku. Aku ini masih belum tuli."

"Apa yang kamu sudah lakukan pada Safira?"

"Apa maksudmu?"

"Kamu jangan pura-pura tak paham dengan apa yang aku bicarakan! Aku tahu kamu paham ke mana arah pembicaraan ini!"

"Kenapa kamu malah membela pelakor itu dibanding aku yang merupakan istri sahmu?!"

"Siapa yang menginginkan pernikahan ini?"

1
Lili Ismail
Terlalu bodoh bilqis
Mika Su: Terlalu NYINYIR
Serena Muna: Makasih dibilang BODOH. Biar karya saya VIRAL! Terus aja katain BODOH! Saya malah seneng
total 2 replies
Mika Su
lanjutkan
Serena Muna: terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!