NovelToon NovelToon
Married With Mr. Idiot

Married With Mr. Idiot

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:15.5k
Nilai: 5
Nama Author: Naaila Qaireen

Niat hati mencari suami kaya agar terbebas dari belenggu ibu tiri, membawa seorang Lilyana nekat mengait pria kaya yang ditemuinya di taman. Namun, apa jadinya jika pria itu mengalami keterbelakangan mental alias idiot.

"Ya, ayo menikah ...!" pria berpenampilan tuan muda bertepuk tangan dengan gaya khasnya yang seperti bocah.

"Oh, no!"

Bagaimana kelanjutannya? Yuk, simak ceritanya.

***

Jangan lupa juga baca novel author yang lainnya: (My Son Is My Strength, Sang Antagonis & Membalaskan Dendam Janda)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naaila Qaireen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lily Diculik

“Seharusnya nyonya muda tidak pergi sendirian dengan gadis itu,” suara Yudha membuyarkan suasana di meja makan. Sudah sepuluh menit Lily pergi, namun belum juga kembali.

Vian langsung menatap pengawalnya itu penuh tanya, begitu juga yang lain. “Apa maksudmu, Yud?” tanya Brian mewakili mereka semua.

“Kalian tidak ingat, dia adalah anak dari teman nyonya Kirana yang tempo lalu kita temui.” Zaky, Brian, dan Putra mengingat wajah gadis tadi, dan benar dia adalah anak dari teman Kirana. Sedangkan Vian masih berusaha mengingat memori itu, efek dari obat yang Kirana berikan membuat ia kehilangan beberapa ingatan.

“Bukankah ibu dari gadis itu sangat arogan,” Putra mengingat bagaimana Davina yang membentak Vian dan ingin menjambak Lily.

Vian memegang kepalanya sakit, karena terlalu memaksakan diri. “Tuan, Anda baik-baik saja?” tanya Zaky langsung bangkit untuk melihat keadaan Vian.

Via mengangkat tangan, “Jangan pedulikan aku, cepat cari Lily!” suara Vian terdengar tegas membuat para pengawalnya saling pandang. “Cepat! Apa lagi yang kalian tunggu!” bentakan Vian langsung membuat mereka segera melaksanakan perintahnya.

***

Sementara di sisi lain, Naura menyeret Lily dengan kasar. Mereka sudah sangat jauh dari kafe, bahkan jalan ini pun Lily tidak kenali. Sekelilingnya tampak sepi dengan jalanan legam.

“Sebenarnya, apa yang ingin kamu bicara! Ada apa dengan rumah ayah, kalian ingin menjualnya?!” Lily menyentak tangan Naura kuat hingga terlepas.

Naura tertawa sinis, “Kalau iya, kenapa?” desisnya sembari melihat sekeliling. Matahari semakin memuncak ke atas, membuat terik.

“Kalian tidak bisa melakukan itu!” datar Lily, tentu ia tidak akan terima jika rumah atas jerih payah kedua orang tuanya dijual begitu saja, banyak kenangan tersimpan di sana.

“Hahahaha, kamu memangnya bisa apa? Apa suamimu yang idiot itu mau membelinya?” cebik Naura membuat Lily mengepalkan tangan, mata Naura sambil melirik ke belakang lalu mengedip. “Setelah suamimu sembuh, apa kamu yakin suamimu masih memperlakukan mu seperti ini? Apa kamu yakin dia menerima gadis kampung yang sama sekali tidak memiliki prestasi? Cuih! Jangan terlalu percaya diri!” bibir Lily yang baru saja ingin menyembur, seketika terkatup memikirkan perkataan Naura.

Itu mengingatkannya kembali akan perkataan Kirana tempo lalu, semua orang mengatakan hal yang sama. Sebegitu tidak pantaskah ia bersama Vian, tetapi pertanyaannya apakah Vian akan menerimanya ketika pria itu sembuh nanti?

Memikirkan itu membuat hati Lily seolah di remas, tanda kalau sebenarnya hati gadis itu sudah terpaut pada suaminya yang masih ia kira idiot.

“Hahhaha, jangan bermimpi menjadi cinderella Lily. Ayolah... kembali ke asalmu!” setelah mengata itu, seseorang di belakang Lily yang entah sejak kapan segera membekap gadis itu dengan sapu tangan yang telah diberi obat bius.

Lily sempat memberontak, dan sesaat kemudian pandangannya menjadi kabur.

“Nauraaa—“ desis Lily lalu tak sadarkan diri.

“Mah, mereka datang!” beritahu Naura tak kala orang-orang kekar datang untuk menjemput Lily yang sudah berhasil mereka jebak.

“Bagus kalau mereka datang, pekerjaan kita akan cepat selesai dan semua uang itu akan menjadi milik kita.” Ujar Davina sumringah, mengingat kembali nominal yang ditawarkan oleh Kirana tempo lalu saat menelponnya. Ia tidak sabar segera memegang uang tersebut.

“Tapi, Mah. Apa ini tidak berbahaya?” nampaknya Naura sedikit takut dengan apa yang mereka lakukan.

“Berbahaya apa?! Kamu tidak dengar apa yang dikatakan nyonya Kirana? Lily sama sekali tidak berguna di keluarga itu, lalu suaminya yang idiot itu. Apa yang bisa dilakukannya?” cemooh Davina. “Akan lebih berguna dengan kita manfaatkannya seperti ini!” lanjutnya terkekeh sumbang.

Mau tidak mau, Naura menangguk. Walaupun masih ada keraguan dalam dirinya.

“Nama kami tidak akan terlibat ‘kan?” Naura kembali memastikan, tak kala orang-orang kekar itu memangku Lily layaknya karung goni.

“Ih, kamu ini. Diamlah!” Davina mencubit anaknya gemas.

“Kalian bicarakan saja dengan nyonya Kirana!” balas orang-orang itu acuh tak acuh.

Ting!

“Woaahhh! Dia benar-benar menepati janjinya,” senang Davina tak kala melihat sejumlah uang yang masuk melalui notifikasi ponselnya. Ia menunjukkan pada sang anak, membuat mata Naura berbinar-binar. Ibu dan anak itu sudah tidak sabar untuk membeli barang-barang yang sudah diincarnya. Melupakan perbuatan kriminal yang baru saja mereka lakukan.

***

Hari semakin sore dan menjelang malam, Lily belum juga kembali semakin memperkuat dugaan mereka bahwa gadis itu telah diculik.

Vian berjalan mondar-mandir tak tentu arah, wajah pria itu begitu tegang dengan raut kekhawatiran yang begitu kentara.

“Maaf, Tuan. Kami—“

“Aku tidak ingin mendengarkan kabar apapun, kecuali Lily ditemukan!” bentak Vian pada Zaky yang ingin datang melapor bahwa mereka tidak menemukan Lily.

“Maaf, Tuan. Saya akan mengerahkan tenaga lagi untuk mencari keberadaan nyonya muda.”

“Lakukan, lakukan apapun, asalkan Lily ditemukan.” Tanpa sadar Vian telah menunjukkan pribadi aslinya, pria itu sangat kalut akan kehilangan Lily. Membuatnya mengabaikan penyamarannya lagi.

“Tuan, A-anda—“

“Jangan membahas yang tidak penting Zaky, aku ingin istriku ditemukan!” suara dalam nan penuh penekanannya membuat kepala pengawal yang telah membersamai Vian sejak kecil itu yakin bahwa tuannya tidak idiot lagi. Alvian Adhitama telah kembali pada wujud aslinya.

“Baik, Tuan!” tanpa berani membantah, Zaky segera menjalankan perintahnya. Ia juga meminta bantuan pada pengawal lain yang telah direkrut khusus oleh Vian sejak lama, untuk melakukan pencarian. Beberapa dari mereka juga mulai mengecek CCTV kafe, jalanan, dan gedung-gedung dekat tempat kejadian.

“Tuan, gadis itu membawa nyonya muda terakhir kali di jalanan sepi, titik buta CCTV. Kami sudah menyusuri rekaman jalanan sekitar, gadis itu tidak bersama nyonya, tetapi hanya bersama perempuan paru baya saja.” Lapor Zaky setelah menyusuri sekian CCTV di sekitar kafe, ia juga memberitahu Vian akan mobil yang tanpa mencurigakan melewati jalanan tersebut.

“Kalian melihat nomor platnya?” suara Vian begitu dingin, tangannya pun terkepal kuat.

Zaky mengangguk, “Kami juga sudah melacak lokasinya,” jawab pria itu mantap.

“Kalau begitu jangan buang-buang waktu, aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada istriku!” Vian benar-benar khawatir, jantungnya bahkan tidak berhenti berdegup dengan kencang.

“Tuan, istirahatlah. Kami akan memberitahu jika mobil itu—“

“Aku tidak akan bisa beristirahat sebelum Lily di temukan!” bentak Vian membuat Brian mengatupkan mulutnya.

“Gadis yang bersama nyonya bernama Naura, dia merupakan saudara tiri dari nyonya Lily. Sekarang dia dan ibunya sedang berada di pusat perbelanjaan, dilihat dari riwayat akun banknya, mereka baru saja mendapatkan kiriman uang dalam jumlah besar.” Suara Yudha membuyarkan suasana mencekam itu, tangannya yang aktif pada tablet canggih memindai biodata Naura dan aktivitasnya yang baru saja diretasnya. Alat semakin canggih, hanya dengan wajahnya saja semua dapat dilakukan.

Vian meraih tablet ditangan Yudha, ia mencengkeram benda tak bersalah itu tak kala melihat foto di akun sosial media Naura yang memamerkan tas brandednya beberapa menit yang lalu.

“Tangkap mereka dan cari tahu akun bank yang mengirimkan mereka uang!” Yudha mengangguk dan Zaky segera memerintahkan anak buahnya yang lain untuk menangkap ibu dan anak itu. Semoga mereka selamat, batin Zaky merasa kasihan.

Sedangkan orang-orang yang membawa Lily tengah menunggu arahan Kirana selanjutnya. ‘Lakukan apa saja sesuka kalian, aku tidak peduli, asalkan gadis itu tidak kembali lagi!’

***

1
Tantri Tantri
mana ni update yg baru
Lisa Kusmiran07
lanjut
R4Z1
up lagi Thor
Lisa Kusmiran07
Kirana penuh siasat
Lisa Kusmiran07
semangat up
Lisa Kusmiran07
Lily jangan terpengaruh sama nenek lampir,
Lovely_88
Hahahaha lucu 2 org yg sama2 polos ternyata 😅😅 lily otw unboxing nih
Lisa Kusmiran07
semangat kak up nya
Nurwana
keren...
Lovely_88
Bertindaklah lbh cerdas lili licik dibalas ama licik li kerjain jg tuh emak tiri'y Vian biar kapok loe kan cerdas li 😅😅klo perlu bikin kyk vian jg tu emaknya biar idiot.
Nur Afifah
😁😁😅
Lisa Kusmiran07
lanjut kak,,lucu menghibur
Naaila Qaireen: Siap Kak, makasih dukungannya❤
total 1 replies
Nurwana
Lily mo dikadalin....
Nurwana
dasar Nenek lampir Thu Kirana... gara gara obat itu Vian berubah total.
Nurwana
hahahaha 😂😂😂😂😂
Nurwana
jgan sampai nhe Vian pura pura idiot deh....
Lovely_88
kapan up'y kakak 😊g sabar nih
Lovely_88
aduh jgn2 yg ngebuat vian kecelakaan tuh semoga lili bisa nolongin Vian syukur2 bisa ngebuka deh y busuk'y paman'y 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!