"TERTAWAN GAIRAH PANAS 2 KETUA MAFIA KEJAM"

Manik mata coklat itu mengedar melihat ke sekeliling, dan memperhatikan teman² nya yang sedang duduk di sofa besar.

"Kau sudah sadar?" Ucap Kevin sambil mengarah ke tempat di mana Nathan berbaring lemas

Nathan, masih bingung dan bertanya² di dalam hatinya, mengapa ia bisa berada di sini? Siapa yang membawanya? bukankah tempat ini hanya dirinya, Kevin dan Chaterine saja yang mengetahuinya. Dan saat ia belum pinsan ia ingat bahwa Kevin saat itu mabuk setelah bersenang² dengan J4lanh dan pinsan, lalu siapa yang membawa mereka kemari?

"Kevin" Ucapan Nathan terpotong, karena Kevin duduk di sampingnya dan menutup mulutnya.

"Sssstttt, pasti kau bertanya² tentang mengapa kita di sini bukan?" Ucap Kevin seraya mengangkat sebelah alisnya dengan ekspresi penuh pertanyaan.

Nathan hanya angguk², ia ingin tahu alasan mengapa mereka berada di ruangan SOS Private?

Kevin menghela nafas dalam² lalu membuka bibirnya dan bersuara.

"Chaterine" Ucap getar Kevin

Mendengar nama seseorang yang bisa membangkitkan semangat hidupnya, Nathan kembali tersenyum seakan² ada magnet yang aktif saat nama itu di sebut, dan seakan² ada getaran di dada nya yang menginginkan Chaterine berada di sisinya setiap saat.

"Mengapa? Ada apa dengan Chaterine?" Tanya gusar Nathan dengan panik, seakan² takut kehilangan dan terjadi apa² pada Chaterine.

Kevin menarik nafas dalam² lalu berdiri mengambil macbook pribadi mereka lalu membuka CCTV ruangan Privasi itu.

"Lihatlah" Ucap Kevin seraya menyerahkan Macbook itu ke hadapan Nathan.

Manik coklat Nathan menggedar melihat layar macbook itu dengan teliti dan memperhatikan dengan benar rekaman CCTV itu.

"C-chaterine, S-sayang, ini benar?" Tanya Nathan sambil menahan bendungan air matanya yang mengaburi penglihatannya, bahkan air mata itu ingin jatuh.

Sontak Nathan meraih kotak tissyu di nakas lalu langsung mengusapnya supaya airmatanya bisa tersapu dengan tissyu itu.

"Ceritakan, Marco..." Ucap suara Nathan dengan nyaring.

Marco yang merasa namanya di sebut pun mendekati tuannya Nathan lalu menceritakannya.

"Saat markas di kepung dari segala penjuru arah, tiba² nona Chaterine datang dari arah barat, entah dari mana ia mengetahui jalan rahasia itu, tapi ia berlari dengan tergesa² lalu membuka ruangan ini, awalnya kami mencurigai gerak geriknya..." Ucap Marco terus bercerita.

"Namun... Ia menangis dan memeluk kalian serta membawa kalian ke ruangan ini, melihat itu kami menghampirinya lalu membantu, saat semuanya sudah berada di ruangan ini, ia keluar dan menutup pintu ini" Lanjut Marco.

"Lalu setelah itu apa yang terjadi" Tanya Nathan dengan penuh tanda tanya.

"Sebelum ia menutup ruangan ini, nona Chaterine menghapus jejak CCTV kita di Lab komputer di luar dan langsung mengunci ruangan ini dengan kode pin" Sahut Martis dengan menyerahkan Chip, entah berisi apakah Chip itu, tapi yang pasti Chaterine merogohkan itu dengan tergesa² lalu berkata berikan kepada kalian dengan suara ngos²an, karena ia bersuara sambil berlari.

Di sisi lain Chaterine terbangun, dan menuju ke bawah, karena ia merasa sangat² lapar dan berniat ingin mengambil cemilan ringan untuk di makan.

"Ohh tuhan... Padahal aku sudah makan, tapi mengapa perutku terasa sangat² lapar?" Gumam Chaterine.

Saat berjalan menelusuri lorong kamar, Chaterine mendengar suara pembicaraan laki², awalnya ia cuek saja dengan suara² itu, namun saat Chaterine mendekat² ke ruangan itu ia mendengar ada yang menyebut nama orang tua Chaterine dan nama Nathan, serta Kevin..

Karena penasaran, Chaterine memutusan menguping pembicaraan itu, di balik pintu dengan menempelkan telinganya di balik tembok.

"Apa selanjutnya rencana kita? Sepertinya kita harus membunuh Nathan, dan Kevin menyusul keluarga mereka, karena mereka semua telah menghalangi jalan kita menuju raja dari raja organisasi dan pembisnis dunia"

Mendengar perkataan itu, Chaterine syok dan membekap mulutnya mengenakan ke dua tangannya sambil terus mendengarkan.

"I-itu kan suara Papah George" Chaterine berbicara di dalam hatinya.

"Sepertinya, kita harus memaksakan perniahan mu dengan Chaterine Carl, agar kau mempunyai istri dan keluarga, lalu itu juga bisa memanfaatkan kita agar memancing Nathan, dan Kevin keluar dari sangkar mereka, karena dari informasi yang ku dapat, mereka sangat² mencintai dan menyayangi Chaterine" Ucap Daminan di balik ruangan itu.

Chaterine ambrukh tersungkur, sambil menyeka air matanya.

"Aku tidak sanggup lagi mendengarnya" Gumam kecil Chaterine.

Seketika Chaterine memundurkan diri agar menjauh dari ruangan itu, dan berpura² habis keluar dari kamarnya dan sengaja menyenggol vase bunga, lalu mengeluarkan suara rintihan dan jeritan.

"Aaarrgghhh" Chaterine sengaja menggenggam pecahan vase itu.

Semua laki² dari ruanga itu panik saat mendengar suara rintihan Chatetine.

"Chaterine, pag itu suara Chaterine" Ucap Carl panik lalu segera keluar dari kamar tersebut.

Mereka panik dan menghampiri TKP tersebut, namun tidak mendapati Chaterine di sana, hanya ada bercak darah yang tertinggal di lantai keramik bermotif putih dan hitam itu.

Merwka tak menemukan apa pun, naun mereka hanya melihat beling² kaca vase tersebut dengan bunga yang tergeletak serta tanah yang berhamburan.

Dan manik mata mereka mengarah ke sebuah surat dengan tinta darah yang berisikan.

⬇️⬇️⬇️

Hey bajingan, aku mengetahui rencana mu, maka dari itu aku membawa kekasih ku kembali, supaya kalian tidak bisa memanfaatkan dia, aku akan membunuh kalian, dan tidak akan memaafkan kalian atas apa yang kalian lakukan terhadap kami.

Bey² sobat kita akan bertemu kembali, dan anak mu yang impote itu akan bersedih kala melihat hari di mana pernikahan kami di langsungkan, ouh iya aku memberi kalian clue negara kami akan memulai hidup baru serta menikah di sana.

Clue nya "I" negaranya memiliki banyak kota dan provinsi, serta di kenal akan kaya akan bumbu dapur memasak.

Bay² bajingan semoga panjang umur.

Carl yang membacanya wajahnya sangat² memerah padam, ia menahan emosi yang sangat membuncah dan bergejolak.

Melihat ekspresi itu George langsung merebut surat itu dari tangan Carl lalu membaca isi surat itu.

"Kurang ajar" Ucap George kesal lalu memutuskan menenangkan Carl lalu memberi nasehat dan memutuskan pergi ke Indonesia besok pagi.

Semuanya pun setuju dengan keputusan George, lalu mereka masing² memasuki kamar dan tidur.

Sedangkan Chaterine.

Chaterine bersembunyi di bawah kasur kamar Carl, ia berniat agar bisa mengambil kembali handhphone nya yang di bilang Carl rusak.

Ternyata itu adalah rencana dari Chaterine agar bisa menuntaskan masalah itu dengan baik.

Flash Back On...

Saat di depan kamarnya, Chaterine berfikir keras, lalu ia mendapatkan ide cemerlang, ia segera menulis surat dengan sengaja menusuk jarinya mengenakan jarum pentul, agar mengeluarkan darah sebagai tinta di atas surat itu, setelah ia menyelesaikan menulis suarat itu.