NovelToon NovelToon
Pernikahan Terpaksa

Pernikahan Terpaksa

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:23.4k
Nilai: 5
Nama Author: Elok Oren

Yura adalah gadis kecil yang terlahir dari keluarga berada. Bapak Yura bernama Alwi merupakan Kepala Polisi Angkatan Darat yang bertugas di Tanjung Batu-Kepulauan Riau. Dan Ibunya bernama Lili hanya bekerja sebagai IRT. Yura kecil hidup dalam keluarga yang harmonis dan bahagia. Tetapi setelah dewasa, kehidupannya berubah 180° tak seindah masa kecil nya. Semua bermula saat Bapak nya menjodohkannya dengan lelaki pilihan Bapak nya, yang sama sekali tidak ia cintai. Hingga mengakibatkan Yura hidup dalam penderitaan setelah ia menikah. Yura membesarkan keempat anaknya seorang diri dan hidup dalam kesederhanaan, sebab suami pilihan Bapaknya telah berani mengkhianatinya. Kini Yura hanya pasrah kepada takdir yang sudah Tuhan tetapkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elok Oren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 33 Menata Hidup

...***************...

Di gubuk kecil dalam hutan yang dikelilingi oleh kebun jeruk, disinilah tempat Yura menata hidup bersama keempat anaknya. 

"Bismillah, semoga aku bisa melewati ujian dari-Mu Ya Allah..." Do'a Yura dalam hati. 

"Mami......." Teriak Abel, sambil mengesot menghampiri maminya yang sedang melamun. 

"Ehhhh.... I....ya sayang." Yura tersentak dari lamunannya saat mendengar teriakan maut dari putri bungsunya. 

"Mami, Abel lapar mi... Mau makan." Adu Abel yang ternyata sedang lapar. 

Yura tersenyum dan segera menghampiri putri bungsunya yang sudah lancar bicara tapi belum pandai berjalan di usianya yang menginjak satu tahun setengah. 

"Anak mami sudah lapar ya, ayo kita ambil makan dulu." Ajak Yura, lalu menggendong putri bungsunya itu menuju meja makan.

Abel tersenyum senang lalu menjulurkan lidahnya kearah Tiara yang sedari tadi mengganggu dirinya bermain. 

"Dasar adek cerdik." Geram Tiara, dan kemudian menyusul mami dan adeknya ke meja makan. 

"Mami.... Tiara nih daritadi gangguin Abel main." Adu Abel pada maminya. 

"Dasar tukang ngadu." Celetuk Tiara tak terima atas aduan Abel pada maminya. 

Yura yang melihat tingkah laku anaknya hanya tersenyum, nyatanya dengan kehadiran keempat buah hatinya bisa melupakan rasa sakit hati Yura selama ini.

"Abang sama kakak mana?" Tanya Yura yang tidak melihat kehadiran putra sulungnya dan Maharani. 

"Abang tadi pergi main, kalau kakak pergi main juga." Bukan Tiara yang menjawab melainkan si tukang ngadu yaitu Abel. 

"Tiara.... Panggil Abang  sama kakak, bilang ke mereka mami suruh pulang, makan." Titah Yura yang langsung diangguki Tiara. 

Tiara segera pergi keluar rumah mencari keberadaan Abang dan kakak nya yang sedang bermain di area kebun jeruk bersama teman-temannya. 

"Abang.... Kakak.... Di panggil mami suruh makan." Teriak Tiara. 

"Iya... Tunggu sebentar lagi." Doni tak menghiraukan seruan Tiara dan lanjut bermain dengan teman-temannya.

"Ya sudah, jangan salahkan Tiara kalau mami jemputnya bawa rotan." Ancam Tiara lalu pergi meninggalkan Abang dan kakak nya yang sedang asik bermain.

Doni dan Maharani yang mendengar ucapan Tiara langsung bergegas mengejar Tiara yang hampir sampai kerumah. 

"Tiara tunggu...." Panggil Doni dan Maharani serentak. 

Tiara hanya cekikikan melihat Abang dan kakaknya lari ketakutan. 

"Assalamu'alaikum wr.wb." Ucap ketiga anak Yura serentak.

"Wa'alaikumussalam wr.wb." Jawab Yura dan Abel dari dalam rumah. 

"Abang sama kakak kemana aja? Kenapa tidak makan?" Tanya Yura pada Doni dan Maharani.

"Mami... Ihh... Udah adek bilang Abang sama kakak pergi main, kok malah gak percaya." Kesal Abel sambil cemberut kearah maminya.

Spontan Doni dan Maharani langsung menatap nyalang kepada adik bungsunya itu. 

"Mami.... Lihat tuh, mata Abang sama kakak, dibesar-besarin lihat adek." Adu Abel sambil menunjuk kearah Abang dan kakaknya.

Doni dan Maharani langsung merubah tatapan nyalangnya dengan senyum merekah.

"Gak kok mi, kami kan sayang adek." Ngeles Doni yang kemudian mencubit pipi chubby adek bungsunya.

Abel yang dicubit pun langsung cemberut.

"Sudah.... Sudah.... Kita makan dulu yok." Ajak Yura, sengaja menghentikan pertikaian antara anak-anak nya.

Yura dan keempat anak nya makan dengan lahap. Selesai makan, ketiga anak Yura membantu maminya membereskan piring kotor. 

"Anak-anak, jaga rumah ya. Jangan kemana-mana, apalagi bermain. Mami mau pergi ke kebun dulu." Pamit Yura kepada keempat anaknya.

"Iya mami, hati-hati ya...." Jawab keempat anaknya dengan serentak.

Setelah kepergian Yura, ketiga anaknya tak mengindahkan perintah maminya untuk dirumah saja. Nyatanya Doni tidak mengerjakan tugasnya mengangkat air, dan memilih untuk pergi bermain bersama teman-temannya. 

Begitu juga dengan Maharani dan Tiara, meninggalkan pekerjaan rumah, dan ikut bersama teman-temannya untuk pergi bermain-main. 

Tinggalah Abel sendirian dirumah.

"Huuhhhhh..... Dasar kakak sama Abang pendusta. Lihat aja nanti setelah mami pulang, aku laporkan nanti." Cerocos Abel yang tidak suka melihat perangai kakak dan abangnya yang dianggapnya tidak patuh atas perintah maminya. 

Sore harinya, karena keasikan bermain. Doni, Maharani dan Tiara terburu-buru menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Karena mereka tadi telat pulangnya. 

"Assalamu'alaikum wr.wb." Ucap Yura saat mau memasuki rumahnya. 

"Wa'alaikumussalam wr.wb." Jawab Abel. 

Baru saja masuk kedalam rumah, Abel langsung melaporkan apa yang dilakukan kakak dan abangnya. 

"Mami..... Abang tadi gak ngangkat air. Kak Rani gak sapu rumah. Kak Tiara gak masak nasi. Mereka tadi main-main aja mi kerjaan nya. Adek ditinggal sendiri dirumah. Kalau ada harimau tadi gimana nasib adek mi? Pasti mami kehilangan anak secomel adek." Adu Abel panjang kali lebar. 

"Aduh gawat.... Si ceriwis ngadu pula ke mami." Batin Doni, yang mendengar ocehan adeknya. 

"Gimana ini, mami pasti marah kali sama ku. Memang dasar adek tukang ngadu." Keluh Maharani.

"Pengen ku remes-remes rasanya mulut si Abel ini. Nasib punya adek mulutnya gak bisa di rem." Geram Tiara.

"Sekarang Abang sama kakak mana?" Tanya Yura menanyakan keberadaan ketiga anaknya.

"Mereka baru aja pulang main mi dan langsung buru-buru nyelesain pekerjaan rumah, takut kena marah sama mami." Omel Abel. 

Yura segera memanggil ketiga anaknya, yang diyakini pasti sudah ketakutan kena marah oleh maminya.

"Bang Doni, Kak Rani, kak Tiara, sini kalian." 

Doni, Maharani, dan Tiara segera berlari kearah maminya karena takut membuat maminya tambah marah jika berlama-lama.

"Angkat tangannya." Titah Yura yang gak mau di bantah.

Pukkk...pukkk....pukkk

Yura memukul tangan anak nya menggunakan rotan yang sudah di jalin. 

"Ini akibat untuk anak yang tidak mau patuh. Kalau tidak bisa lagi di bilangin, mami antar kalian kerumah Rahayu. Biar tinggal sama papi aja kalian." Marah Yura.

"Ampun mi.... Ampun...." Teriak Doni, Maharani dan Tiara, sambil menangis tersedu sedan. 

"Di ulang lagi?" Berang Yura. 

"Gak mi." Lirih ketiga anak Yura yang sedang mendapatkan hukuman dari Yura. 

Yura pun menghentikan pukulannya. Seperti itulah cara Yura mendidik keempat anaknya. Mungkin sebagian orang tidak setuju dengan cara mendidik yang Yura lakukan. Tapi setiap orangtua tentu punya cara yang berbeda dalam hal mendidik anak, terutama Yura. 

Sejak kecil anak Yura sudah harus menjalani kehidupan yang keras akibat perilaku dari ayah mereka yang tidak bertanggung jawab. Bahkan mereka sering mendapat bullyan dari teman-teman mereka, bahwa papinya tukang kawin.

Jangan lupa ya pembaca setia yang saya cintai, untuk meninggalkan jejak komentarnya, like, subscribe, vote, serta tolong membacanya jangan di skip yaa… 🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Terimakasih banyak atas dukungan pembaca dan teman-teman selama ini, dan mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan, kesamaan nama tokoh, tempat dan latar. ❤️❤️❤️

...***************...

1
Kikan Dwi
2 🐠🐋 buat Abel
Kikan Dwi
itu nmanya melotot Abel 😫
Kikan Dwi
nasib bungsu ya gitu harus siap di gangguin 🤭
Elok Oren
ibu bahasa apa ihh??? 🤔🤔🤔
Elok Oren
iyaaa Bu 🤗
Elok Oren
aamiin 😇
Bilqies
dasar si Doni selalu aja ngerjain adenya 😁😁
Elok Oren: hahahaha iya nih, usil dianya
total 1 replies
Bilqies
semangat Yura semoga kau bisa melewati semuanya
MentariSenja
𝚢𝚊𝚎𝚕𝚊𝚑 𝚍𝚒𝚔𝚒𝚝 𝚊𝚖𝚊𝚝


🌹 𝚑𝚊𝚍𝚒𝚊𝚑 𝚌𝚊𝚙𝚎𝚔𝚗𝚢𝚊 🤣
MentariSenja: 𝚒𝚋𝚞 𝚝𝚞𝚗𝚐𝚐𝚞
Elok Oren: Hahahaha iyaa, insyaallah besok dibanyakin 🤗
total 2 replies
MentariSenja
𝚔𝚕𝚘 𝚒𝚋𝚞 𝚜𝚒𝚑 𝚜𝚎𝚝𝚞𝚓𝚞 𝚊𝚓𝚊, 𝚍𝚛𝚙𝚍 𝚋𝚊𝚗𝚢𝚊𝚔 𝚌𝚊𝚔𝚊𝚙 𝚐𝚊𝚔 𝚍𝚒𝚍𝚎𝚗𝚐𝚎𝚛𝚒𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚍𝚒𝚗𝚐 𝚌𝚞𝚋𝚒𝚝 𝚔𝚕𝚘 𝚐𝚜𝚔𝚟𝚢𝚊 𝚙𝚞𝚔𝚞𝚕 𝚙𝚊𝚗𝚝𝚊𝚝𝚗𝚢𝚊
MentariSenja
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/

𝚙𝚞𝚗𝚢𝚊 𝚊𝚗𝚊𝚔 𝚖𝚊𝚌𝚊𝚖 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚗𝚍𝚊𝚗𝚐 𝚔𝚢 𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚗𝚎𝚗𝚐 𝚜𝚎𝚍𝚒𝚍𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚎𝚑
MentariSenja
𝚍𝚊𝚜𝚊𝚛 𝚓𝚊𝚑𝚒𝚕 /Facepalm/
MentariSenja
𝚙𝚒𝚗𝚝𝚎𝚛 𝚓𝚐 𝚒𝚗𝚒 𝚊𝚗𝚊𝚔
MentariSenja
🌹 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔𝚖𝚞
Elok Oren: terimakasih kak 🥰❤️❤️❤️❤️
total 1 replies
Elok Oren
iya kak
Selviana
Vote untuk author nya supaya lebih semangat 💪🥰🥰
Elok Oren: Terimakasih kak , 🥰❤️
total 1 replies
Selviana
yah... ketahui lagi deh...
Selviana
apa polisi itu anak buah ayah Yura
Selviana
putri mu itu terlalu cinta dengan Hamdan.
Selviana
Apa yang mareka lihat itu ayah Yura 🤔🤔🤔
Elok Oren: bukan kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!