NovelToon NovelToon
Merebut Cinta Ibu Tiri

Merebut Cinta Ibu Tiri

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Konflik etika / Selingkuh / Cinta Terlarang / Romansa / Ibu Tiri
Popularitas:12.5k
Nilai: 5
Nama Author: SariRani

Aksara Abimanyu, merebut dan menggauli istri muda ayahnya secara diam diam hingga tumbuh benih cinta atau nafsu yang tak terkendali dari sepasang anak muda. Siapa kah wanita itu? Dan apa yang terjadi jika hubungan terlarang anak tiri dan ibu tiri itu berlanjut? Bagaimana ibu tiri mengatasi dilemanya menjadi istri dari ayah kekasihnya alias kakek dari calon bayinya? Ikuti cerita ini, pasti seru! Beri dukungan yaa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Akrab

Fuza mendapatkan kabar dari dokter jaga bahwa pasien wanita yang ia selamatkan sudah siuman. Ia pun menyempatkan waktu sebelum pulanh kerja, datang menjenguk Saras.

"Selamat sore, Saras" sapa Fuza yang sudah mengetahui siapa wanita dan pria yg ia selamatkan.

Saras yang masih berdiam diri di brankar hanya menoleh ke sumber suara dan menatap tajam penuh curiga kepada Fuza.

"Perkenalkan, saya Fuza Darmawan. Wakil direktur dari rumah sakit ini. Jangan salah paham, saya dan ketiga sahabat saya yang lain telah menyelamatkan kalian dari tepi sungai. Mobil kalian jatuh dari jurang. Entah bagaimana kalian bisa hanyut sampai sungai yang tidak dijamah warga. Kami tau nama kalian setelah menyelidiki siapa kalian sebenarnya. Ternyata kalian orang Jakarta" jelas Fuza.

"Terima kasih" ucap Saras singkat.

Fuza pun mendekat dan duduk di tepi brankar Saras untuk membicarakan identitas pasiennya itu.

"Jadi anda sudah tau siapa kami?" tanya Sara kemudian.

"Iya, kami tau siapa kalian tapi karena berita media tentang kalian tidak baik, maka kami sepakat akan menyembunyikan identitas kalian dulu. Mobil yang kalian tumpangi masih berada di tepi sungai Purawarkarta. Polisi pun tidak tau kasus kalian karena saya yang mengurusnya" jelas Fuza membuat Saras diam saja dengan pikiran berita apa yang tidak baik untuknya.

Tiba tiba Fuza mengeluarkan handphonenya dan memperlihatkan beberapa berita tentang anak tiri yang membawa kabur ibu tirinya.

Mata Saras terbelalak melihat berita tentang Aksa dan dirinya sangat buruk. Meskipun tidak terlibat kejahatan pidana, namun berita mereka merupakan kejahatan sosial.

"Ya kami tau jika anda adalah istri Pak Arman dari Jakarta dan pria yang bersama anda adalah putranya" jelas Fuza.

"Tapi kami tidak ingim memberikan penilaian apapun tentang hubungan atau berita berita ini. Yang saya dan sahabat saya duga bahwa Pak Arman lah yang berniat mencelakai kalian" lanjutnya.

Saras hanya bisa menitihkan air mata kesedihan dan kemarahan yang tertahan.

Ruangan pun hening dan hanya terdengar isakan lirih tangisan pasien.

"Bagaimana keadaan Aksa, Dok? Apakah dia akan baik baik saja?" tanya Saras ketika sudah mulai tenang kembali dan mengingat kekasihnya.

"Hmm, sebelumnya saya sangat minta maaf karena akan menyampaikan berita kurang baik terlebih dahulu terkait kondisi Aksa. Dia mengalami patah tulang di paha kaki kirinya. Dia akan kesulitan berjalan untuk beberapa tahun kedepan karena pemulihannya butuh proses. Ya mungkin setahun dia menjalani fisioterapi akan membaik. Namun yang paling mengkawatirkan adalah benturan dikepalanya. Ia mengalami pendarahan otak sesaat setelah operasi karena gegar otak. Kemungkinan ia akan mengalami efek dari itu. Semoga saja dia baik baik saja setelah siuman" jelas panjang lebar Fuza.

Saras tetap meneteskan air mata ketika mendengarnya.

"Kabar baiknya, sebelum saya kesini, dia sudah dipindahkan ke kamar perawatan karena detak jantung dan tanda vitalnya stabil. Namun belum siuman. Anda bisa mengunjunginya besok" lanjutnya.

"Saya sangat berterima kasih kepada anda, Dokter Fuza. Sudah bersedia menyelamtkan kami" ucap Saras.

"Sudah tugas dokter menyelamatkan semampu manusia bersama kehendak Tuhan. Cepat pulih, aku akan mengenalkan anda dengan istri saya. Dia sangat peduli kepadamu. Lihatlah bunga itu, istriku yang kemarin membawanya" sahut Fuza dan membuat Saras memberikan senyuman tipisnya.

"Istri anda sangat baik, anda juga. Semoga keluarga anda akan diberikan kebahagiaan yang berlimpah dari Tuhan" doa Saras.

"Amiin. Terima kasih. Kamu juga, semoga hidupmu menjadi lebih baik setelah ini" balas Fuza lalu beberapa saat kemudian dirinya izin untuk pulang.

Saras kembali sendirian di ruangannya.

.

Keesokan harinya, pagi pagi setelah mengantar Juza sekolah, Diana mampir ke rumah sakit sang suami untuk menjenguk Saras yang katanya sudah siuman.

"Selamat pagi, Saras" sapa Diana ramah.

Saras masih bingung, siapa lagi ini, kok sudah tau namanya.

Namun melihat Diana yang cantik dan anggun sambil membawa bunga, ia yakin jika wanita itu adalah istri Dokter Fuza.

"Selamat pagi. Anda istri dari dokter Fuza?" sahut Saras.

"Benar sekali. Dia pasti sudah cerita kalau saya cukup perhatian denganmu. Mohon maaf sebelumnya jika mungkin perhatian saya tidak membuatmu nyaman" ucap Diana sambil berjalan mendekat kearah brankar Saras.

"Oh tidak tidak. Saya tidak keberatan selama anda orang baik, saya mengetahuinya. Terima kasih atas perhatian anda" ujar Saras.

"Jangan pakai anda dong manggilnya. Kita temenan yuk. Ketika aku melihatmu pertama kali, aku seperti melihat adikku yang sejak kecil menghilang, jadi maafkan aku jika sedikit lebay" ucap Diana sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

Saras pun menerima uluran tangan Diana terlebih dahulu dan tersenyum.

"Nama ku Diana. Panggil aku mbak aja kalau mau atau nama aja juga boleh. Anggaplah aku temanmu" ucap istri wakil direktur rumah sakit internasional Bandung itu.

"Baik Mbak Diana. Aku Saras, panggil aja Saras" sahut Saras.

Lalu mereka pun saling bercerita dan mengobrol. Setelah menjadi teman, Diana berani menguatkan hati Saras tentang kehilangan calon bayi dan menceritakan pengalaman yang sama.

Kedua wanita itu pun berbicara dengan antusias hingga Diana mendapatkan telepon dari Juza melalui telepon gurunya.

"Mommy, aku udah pulang. Mommy dimana ? Kok belum jemput aku?" tanya Juza yang memang tumbenan Diana terlambat menjemputnya.

"Yaaampun sayaaang!! Maaf maaf ya, mommy segera meluncur. Tunggu mommy ya anak baik. Love u" sahut Diana panik karena kelupaan menjemput anaknya.

Lalu Diana pun buru buru pamit ke Saras untuk menjemput anaknya.

"Aku tinggal dulu ya. Keasyikan ngobrol sama kamu, anakku sampek gak tak jemput. Nanti aku kenalin anakku, dia mirip bapaknya hahaa" ucap Diana.

"Iya, mbak. Hati hati dijalan" sahut Saras.

Diana pun langsung buru buru ke mobilnya yang sudah ada driver.

Saras diruangan merasa bahagia karena memilih teman baru yang terasa begitu akrab dengannya meskipun baru kenal dan bertemu.

Beberapa saat kemudian, Ia pun memutuskan untuk memanggil perawat agar bisa mengantarkannya ke ruangan Aksa.

1
Armyati
lannjjuuuttttt kak 🙏 semangat terus pokoknya ditunggu kelanjutannya 🥰
SariRani: Yaa pasti happy ending 💖💖💖
Armyati: siap kak pastinya setia nunggu sampai akhir bahagia😍🤗🙏
total 3 replies
Armyati
betul begitu semangat terus💪💪
Armyati
jgn gt Aksa jgn minder sama diri sendiri, kamu msh bs sembuh n berjalan diatas kaki kamu sendiri kq, ayo berjuang sama-sama dgn Saras🥰💪💪💪
Armyati
laannjuutttt kak 🙏🙏 please,, tinggal pemulihan Aksa n cari bukti membalikkan keadaan buat si pria tua busuk itu biar mendekam sekalian dipenjara😡😡
Armyati: siap 🙏 sama-sama kak🤗
SariRani: Siaaaap , ditungguuuu yaaaa 😘💖🥰 thanks udah support karya author
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!