Disclaimer: Novel ini berlatar belakang di benua Amerika, sehingga semua dialog sebenarnya diucapkan dalam bahasa Inggris. Namun untuk kepentingan pembaca, budaya komunikasi sebisa mungkin masih mengikuti budaya Indonesia. Mohon maaf apabila ada beberapa panggilan terkesan tak sopan pada karakter di novel ini.
Servo Barga adalah seorang Detektif yang hidup di Los Angeles. Namun tak seperti kebanyakan manusia pada umumnya, dia justru memiliki kemampuan unik yang tak dimiliki para pengguna Sistem di dunianya. Dengan memanfaatkan kekuatannya, dia harus bergerak di dua dunia, dunia mafia dan juga dunia Sistem. Bagaimana cara dia membagi waktu antar keduanya?
Novel ini merupakan Spin Off dari novel Author yang lain. hubungi author apabila ingin mengetahui kisah karakter lain yang muncul di novel ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aldo Hu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 : Meridian Sang Penyanyi Opera
"Apa kau tau cara menon-aktifkannya...?!" bisik Servo ke Delisha, sayangnya gadis itu malah menampilkan raut wajah bingung. Namun tak mau disangka tak bertanggung jawab, Delisha memberi info tambahan.
"Dia hanya muncul ketika sudah mengeluarkan satu atau dua skill yang agak kuat. Lagipula seingatku itu tergantung berapa banyak Mana yang tadi kau kerahkan, Serv!"
Servo termangu, dia lalu mendekati Meridian bersama Kendra. Secara penampilan makhluk itu tentu tampak lebih tua dari dirinya, namun karena wanita itu tampil agak menor dan pucat, tidak terlihat kerutan pada wajahnya yang sendu.
"Meridian, dapatkah kamu kembali ke dimensimu, maaf tadi saya cuma mengetes kemampuan baru saya..." ucap Servo dengan wajah meringis karena merasa tak enak hati. Makhluk itu terdiam, dia lalu tampak berpikir sejenak. Servo dan Kendra saling bertatapan bingung dengan perangai makhluk tersebut.
"Umm...baiklah, Master. Sekedar info saja, anda boleh memanggil saya ketika anda diserang oleh serangan beruntun dan berasal dari banyak arah. Percayalah, saya akan melindungi Master! Gokigen-yo!!" lalu makhluk itu menghilang meninggalkan jejak kristal seolah dirinya terbuat dari kaca.
Servo menahan nafas, untunglah dia sempat belajar bahasa Jepang dari ibu walinya. Gokigen-yo berarti ucapan selamat pagi/siang/malam atau sampai jumpa. Sylvia yang bertugas meneliti kemampuan segera mencatat apa yang dilakukan Servo.
****
Beberapa hari setelahnya....
Servo, Merida dan Delisha telah berbagi kekuatan masing-masing. Hal baru yang pemuda itu tahu adalah, kekuatan yang didapat tersebut ternyata dapat bertahan maksimal 7 hari tergantung fisik pemilik raganya. Karena itulah Delisha dan Merida lebih banyak meluangkan waktu berlatih bersama sambil mencari Parahuman lain.
Berbeda dengan Servo, dia masih telaten mendapatkan klien dari karirnya sebagai detektif. Sialnya saat ini dia sedang membantu seorang pengguna Sistem kabur dari kejaran Artrobot yang berjumlah puluhan.
Mereka berlari hingga ke sebuah tanah kosong di sudut kota. Servo mendapat ide, namun dia harus menjauhkan kliennya itu.
"Nona! Cepat pergilah bersembunyi, saya akan menahan mereka disini!"
"Apa! Tidak, tidak, tidak. Aku takkan membiarkanmu dihajar..." seru Chloe si klien.
"Santai, Nona. Saya ada jurus ampuh hadapi mereka semua!!" sahut Servo, dia lalu berbalik badan. Chloe segera mencari sudut tersembunyi, dirinya agak penasaran dengan apa yang dilakukan detektif tersebut.
Servo menautkan kedua telapaknya seperti berdoa. Dalam pikirannya, dia mencari kekuatan yang dipinjamnya dari Delisha. Dia ingat janji makhluk itu, maka dia ingin melihat keampuhan makhluk tersebut sekarang.
"MERIDIAN!!" seru Servo sambil tangannya yang berpendar hitam-merah, dia menapakkannya ke tanah. Lingkaran Rune segera terbentuk dengan diameter 3 meter. Servo segera mundur beberapa langkah, membiarkan makhluk tersebut muncul.
"Selamat datang kembali, Master, apakah ini panggung yang baru?" ucap Meridian dengan anggun, Chloe ternganga melihat penampilan makhluk tersebut.
"Oh my...banyak sekali penontonnya, haruskah saya langsung mulai dari Reff saja...?!" tambah Meridian, membuat Servo bingung sejenak. Makhluk itu dengan cepat menatap Masternya, dia menunjuk pemuda itu lalu telinganya. Servo paham, dia disuruh menyumpal telinganya oleh makhluk tersebut.
"Oooo...AAAAAAAAA!!!!" senada suara seriosa segera dilantunkan oleh Meridian, cukup bising, apabila Servo tak menutup telinganya, mungkin indera pendengarannya akan berdarah. Karena Chloe sekitar 8 meter jauhnya dari pemuda itu, dia cukup takjub dengan kemampuan makhluk tersebut bernyanyi seriosa.
Sementara itu para Artrobot yang berbondong datang ke arah mereka, tubuh mereka mengalami macet seperti terkonslet di area kepala mereka ketika menerima gelombang suara memekakkan tersebut.
Meridian terus bernyanyi, hingga puluhan robot itu tumbang satu per satu. Sampai tersisa satu robot yang paling belakang.
"aaa....AAAA....AAAAAAAA!!!!" Meridian mengakhiri lantunannya dengan satu tembakan laser dari mulutnya ke artrobot terakhir tersebut. Serangan itu telak mengenai bagian jantung robot tersebut hingga si empunya segera tumbang.
Setelah itu, dengan anggun Meridian menoleh ke Servo dan mengangguk singkat sebelum dirinya segera lenyap dengan butiran kristal. Pemuda itu terkesima dengan kemampuan Meridian tersebut. 'Kapan lagi ngalahin musuh hanya dengan nyanyian?' batinnya bangga. Setelah itu Servo dengan seringai lebar mendatangi tempat persembunyian Chloe.
"Itu pertunjukkan nyanyian Opera terbaik yang pernah kudengar!!" celetuk Chloe ke Servo. Perasaan pemuda itu hanya melambung tinggi saking bangga ketinggian.
