BURN OUT

SENIN, 9 MARET 2020

Pukul 12.40

Nam See Myun kembali masuk ke dalam rumah, membawa bungkusan dari kurir palsu.

"Paket lagi dari penggemar?" tanya Dang Seok menatap istrinya dari tangga.

"Hu-um. Biasa dari penggemar nomor satu." nam See Myun meletakkan bungkusan paket itu di meja lalu naik ke tangga menghampiri suaminya.

"Kita menjemput Areum di sekolah, sambil membagikan undangan untuk ulang tahun anak kita." ucap Dang Seok.

"Oke. Aku ganti baju dulu." Nam See Myun kembali naik menuju kamar, sedangkan Dang Seok mempersiapkan mobil dan beberapa hal lain.

Pukul 12.55

Sepasang suami istri Nam See Myun dan Hong Dang Seok sudah siap di dalam mobil, menuju ke sekolah Hong Areum. Beberapa menit setelah Hong Dang Seok melakukan mobilnya, ponsel Nam See Myun berdering.

"Halo?!" sapa See Myun.

"Eonnie, bolehlah aku menginap di rumahmu untuk beberapa hari?" Pinta seseorang dari seberang panggilan.

"Hyuna!!!! Benarkah itu kamu?" seru See Myun setelah mendengar suara Hyuna.

"Benar!! Ini aku. Aku akan kesana sekarang."

"Baiklah, tapi aku sedang menjemput Areum. Kamu masih ingat kode rumahku kan? Kamu bisa langsung masuk saja." ucap Seseorang Myun.

"Terimakasih,Eonnie. Sampaikan maafku pada senior Dang Seok, aku selalu merepotkan kalian."

"Tidak apa-apa Hyuna, kamu sudah aku anggap menjadi adikku sendiri."

Sementara itu, di tempat Hyuna saat ini, Hyuna sudah berganti pakaian, setelah mengakhiri panggilannya pada Nam See Myun, ia menyerahkan ponsel pada si pria misterius.

"Bagus. Kamu sudah lebih baik?" ujar si pria sambil menunjuk luka di paha Hyuna.

Hyuna tak mampu menjawab, ia menghindarkan dirinya pada tatapan si pria. Ketakutan tak bisa mudah menghilang dari pikirannya. Si pria tak lagi membentak Hyuna, namun tatapan tajamnya selalu membuat Hyuna tak berani menolak semua keinginan si pria. Termasuk saat tadi si pria menyuruh Hyuna memakai baju yang kering. Bagusnya, si pria membiarkan Hyuna berganti pakaian dengan nyaman di dalam toilet, sedangkan si pria menunggu di luar tanpa bergerak.

"Jangan takut. Aku tidak akan melakukannya lagi. Tapi, lakukan semua perintahku."ucap si pria lagi.

Hyuna hanya bisa mengangguk di bawah trauma kekejaman si pria yang sudah dialami Hyuna sebelumnya.

"Selesaikan makanmu dengan cepat. Setelah ini, aku akan mengantarmu ke rumah mewah itu. Lakukan semua hal yang aku perintahkan nanti." ucap si pria lalu pergi meninggalkan Hyuna.

Hyuna sedikit memperhatikan gerak-gerik si pria. Tak ada yang aneh, semua tampak alami biasa saja. Di luar, tampak si pria duduk di bangku taman, dan menikmati hisapan demi hisapan rokok sambil menengadah ke atas, entah apa yang direncanakan selanjutnya.

Hyuna benar-benar kelaparan, namun nafsu makannya seperti menghilang tertelan ketakutannya. Dengan sangat malas ia mengunyah beberapa suap nasi.

"Aku harus makan! Aku harus punya tenaga untuk melawan!" gumam Hyuna menyemangati dirinya sendiri.

Air mata kembali membasahi wajahnya, dengan mulut yang penuh makanan, ia terus berusaha mencerna makanan, sambil mengusap air mata ketakutan yang tak mau berhenti.

Senin, 9 Maret 2020.

Pukul 13.40

"Turunlah." ucap si pria setelah mengantar Hyuna tepat di depan rumah Hong Dang Seok.

"Bagaimana kamu bisa tahu semua hal?" Hyuna memberanikan diri bertanya.

"Lakukan saja bagianmu. Akan kujamin keselamatanmu." ucap si pria.

Hyuna sedikit ragu dengan apa yang harus dilakukannya. Namun kali ini ia tidak punya pilihan selain menurut. Keselamatan ayah dan kakak tirinya lebih penting saat ini.

"Buka pintunya. Bukankah mereka tadi mengijinkan kamu masuk?" ucap si pria yang terus menjaga jarak dengan Hyuna.

"Psikopat ini aneh, dia menyeramkan, kejam, tapi di satu sisi dia juga membuatku aman." ujar Hyuna dalam hati sambil membuka kode kunci pintu gerbang rumah Hong Dang Seok.

Hyuna masuk ke dalam pekarangan rumah Hong Dang Seok diikuti oleh si pria. Hyuna tak bisa berbuat apa-apa selain membiarkannya terus mengikutinya.

"Semoga eonni memiliki CCTV di rumah ini yang bisa menangkap psikopat ini. Apa yang kira-kira diinginkannya dirumah ini?" Gumam Hyuna dalam hati.

Si pria tampak berkeliling dengan santai mengamati setiap detail isi rumah itu, sampai ke halaman belakang rumah itu.

Rasanya ingin sekali melarikan diri saat si pria menjelajah rumah Hong Dang Seok, namun Hyuna kembali teringat bagaimana cara si pria itu memperlakukan dirinya sebelumnya, bagaimana si pria bisa mengambil baju kesayangannya, bagaimana si pria bisa mendapatkan nomor ponsel kakaknya, dan bagaimana si pria itu bisa menemukan rumah Nam See Myun. Hal-hal diluar nalar itu membuat Hyuna kembali merinding ketakutan, lalu terduduk di sofa depan di ruang utama.

"Apa yang harus aku lakukan. Melapor polisi bolehkah?" ujar Hyuna sendirian dengan frustasi.

Hyuna bangkit untuk meraih pesawat telepon kabel yang terpasang di meja, di bawah tangga. Tekadnya sudah bulat, setidaknya ia harus melapor ke polisi agar polisi menjaga keselamatan keluarganya.

Namun suara mobil Hong Dang Seok terdengar memasuki garasi. Perasaan lega membuat Hyuna mengurungkan niatnya menghubungi polisi.

"Hyuna!!! Kamu baik-baik saja?" seru See Myun saat mendapati Hyuna sudah menunggunya di ruang utama.

"Eonnie..." Hyuna menghambur memeluk tubuh See Myun.

"Kamu siapa?" tanya Dang Seok saat melihat si pria misterius berdiri dan menunjukkan kesopanan disana.

Hyuna terkejut saat menoleh dan melihat si pria sudah kembali ke ruangan itu, padahal barusaja sepertinya Hyuna melihatnya masih mondar-mandir di dekat kolam renang.

"Saya kekasih Hyuna." jawab si pria misterius sangat sopan sambil sedikit menundukkan badan.

"Dasar nakal! Jadi kamu menghilang karena mengejar peria itu?" ujar See Myun gemas melirik pada Hyuna.

Si pria misterius tampak tersenyum manis, namun tatapan tajamnya membuat Hyuna tak mampu melawan. Di bawah tekanan itu, Hyuna kembali ketakutan, seakan menyesal telah mengurungkan niatnya menghubungi polisi.

"Iya, eonni... Dia pria yang aku ceritakan." terpaksa Hyuna berbohong.

"Selamat datang, terima kasih sudah membawa Hyuna kesini. Hmm... Apa saja yang sudah kalian lakukan? Kenapa Hyuna tampak kelelahan?" See Myun bertanya dengan nada menggoda.

"Hmmm... Tak banyak, hanya apa yang biasanya dilakukan orang-orang yang sedang berkencan." jawab cepat si pria misterius dengan sangat natural.

"Waaah... Kamu keren bro..." sahut Hong Dang Seok sambil menepuk pundak si pria misterius.

Gelak tawa tercipta sesaat disana. Hyuna pun terpaksa ikut terbahak dibawah ancaman tekanan dari tatapan tajam si pria.

"Baiklah, aku harus segera kembali. Hyuna tak ingin diantar pulang kerumahnya. Dia memilih diantar kesini. Jadi aku akan berkunjung lagi nanti." si pria misterius berpamitan dengan sangat sopan.

...****************...

To be continue....