NovelToon NovelToon
Menembus Puncak Bela Diri

Menembus Puncak Bela Diri

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi Timur / Murid Genius / Mengubah Takdir / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:22.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ichwan Fzn

Hang Jihan, seorang anak jenius dari keluarga sederhana, lebih memilih fokus pada pekerjaannya dan membantu sang ibu yang terserang penyakit. Dunianya yang tenang berubah ketika ia mendengar tentang pil ajaib yang konon dapat menyembuhkan penyakit sang ibu.

Tekadnya untuk menyelamatkan sang ibu menyeretnya ke dalam dunia bela diri yang penuh bahaya. Di sana, bakat terpendamnya bangkit, menunjukkan bahwa dia dilahirkan untuk kebesaran.

Namun, perjalanannya tak mudah. Rintangan tak terduga menghadangnya. Diperkuat oleh harapan sang ibu, Hang Jihan bertekad untuk menjadi kuat, mendaki puncak, dan kembali sebagai orang yang bisa dibanggakan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichwan Fzn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rapat Rahasia Paviliun Pedang Suci

Langit berwarna jingga keemasan saat matahari perlahan terbenam di ufuk barat, menandakan akhir latihan hari ini. Setelah ratusan kali terjatuh dan bangkit, Hang Jihan akhirnya tergeletak di lantai, kelelahan menyelimuti seluruh tubuhnya.

Meskipun latihan yang diberikan Tetua Jing terkesan tidak masuk akal, Hang Jihan merasakan perubahan signifikan dalam dirinya. Instingnya menjadi lebih tajam, keseimbangannya semakin sempurna, dan inderanya terasa lebih peka.

Senyum tipis terukir di bibir Hang Jihan saat ia merasakan perubahan dalam dirinya. Ia tahu bahwa tujuannya semakin dekat. Pertarungannya dengan senior Nie Rong tidak lama lagi, dan ia harus bersiap, mengerahkan semua kemampuannya.

Bagi Hang Jihan, pertarungan melawan Senior Nie Rong bukan sekadar pertarungan biasa. Kesempatan ini menjadi tolak ukur perkembangannya setelah latihan keras yang ia jalani. Ditambah lagi, fakta bahwa Senior Nie Rong memiliki kekuatan di bawah satu tingkat dengan Senior Han Yu semakin membakar semangatnya.

"Nenek beruang! Aku benar-benar menantikan pertarungan ini!" seru Hang Jihan melompat dari tempatnya dengan teriakan penuh semangat. Semua kelelahannya lenyap dalam sekejap, dipenuhi tekad dan keyakinan yang kuat. Matanya berkilauan dengan tekad, keuletannya untuk mengalahkan Senior Nie Rong semakin membara.

Di sisi lain, Tetua Jing mengamati Hang Jihan dengan tatapan penuh kepuasan. Dia melihat api semangat yang membara di mata muridnya, dan salah mengartikannya sebagai tanda kecintaan terhadap latihan yang melelahkan ini. Keyakinannya pada bakat luar biasa Hang Jihan semakin kuat. Tanpa keraguan sedikit pun, Tetua Jing siap untuk meningkatkan level latihan muridnya ke tahap selanjutnya.

"Khufufu, bagus sekali, bocah!" seru Tetua Jing. "Semangatmu luar biasa! Karena kau begitu bersemangat, aku akan menambahkan beban latihanmu malam ini!"

Perkataan Tetua Jing bagaikan petir di siang bolong, menyerang kesadaran Hang Jihan. Matanya terbelalak lebar, seakan tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Batuk kecil tersumbat di tenggorokannya, ia berusaha menelan rasa terkejut yang membuncah. Bibirnya bergetar dengan hebat, ragu untuk merumuskan pertanyaan yang berkecamuk di benaknya.

"Uhuk... Guru, m-maksud Anda apa?"

"Bocah bau, kau tuli ya? Aku akan melatih mu ke tahap selanjutnya!"

"Maaf, Guru. Aku rasa telah terjadi kesalahpahaman. Hari sudah larut dan Jihan perlu istirahat untuk pertandingan besok,"

"Lalu, kemana semangatmu tadi? Pedang yang tajam tidak akan pernah beristirahat!"

"Tapi guru—"

"Baiklah, jika kau terus mengeluh, aku akan meningkatkan intensitas latihanmu menjadi dua kali lipat!" Balas tetua Jing dengan dingin. Tanpa menunggu jawaban, Tetua Jing berbalik dan menghilang dengan cepat dari pandangan, meninggalkan Hang Jihan yang terdiam tanpa kata.

Melihat sikap Tetua Jing yang dingin, Hang Jihan menggertakkan giginya dengan kesal. Frustrasi meremas hatinya, bagaikan ombak yang tak henti-hentinya menerjang pantai.

"Bertarung esok dalam kondisi tak prima, seperti mimpi buruk yang menjadi kenyataan," bisik Hang Jihan. Jauh di lubuk hatinya, Hang Jihan tak bisa membayangkan bagaimana dia bisa melewati pertarungannya dengan Senior Nie Rong. "Guru, bukankah Anda terlalu kejam?" Lanjutnya sambil menghela nafas panjang, pasrah dengan keadaannya.

Sementara itu, di sudut remang aula kitab, Tetua Jing dengan jari-jarinya yang keriput membelai permukaan kitab usang yang memancarkan aura misterius. Ukiran awan yang rumit nan langka, bagaikan jendela menuju masa lalu, menghiasi sampul kitab dan menambah pesonanya.

Wajah Tetua Jing terbungkus dalam kesedihan yang mendalam saat matanya mengamati kitab itu, seolah-olah mengenang kenangan indah yang tersimpan di dalamnya. Kesetiaan Tetua Jing pada kitab itu tampak jelas dari cara dia merawatnya dengan penuh kasih sayang, membersihkannya dengan tangan gemetar dengan kelembutan yang tak terbandingkan. Kitab itu menjadi harta karun baginya, selalu dibawa ke mana pun dia pergi, tanpa pernah membiarkannya jatuh ke tangan orang lain.

Sifat tertutup dan misterius dari Tetua Jing sebenarnya hanyalah topeng untuk menyembunyikan rasa kehilangan di dalam hatinya. Tragedi yang menimpa sekte lima tahun lalu telah meninggalkan luka yang mendalam, menjadi alasan mengapa dia memilih untuk hidup dalam kesendirian di tempat terpencil ini. Tetua Jing bertekad untuk tidak membiarkan tragedi serupa menimpa muridnya, seperti apa yang dialami oleh sahabatnya. Dia ingin menjaga Hang Jihan agar terhindar dari bahaya, bahkan jika itu berarti dia harus bersikap keras dan tegas, meskipun sikapnya sulit dimengerti.

Meskipun kehadiran Hang Jihan baru sekejap, Tetua Jing sudah merasakan kehangatan dalam kebersamaannya. Semangat dan sifat kekanak-kanakannya membangkitkan kenangan indah masa kecil Tetua Jing bersama ketiga sahabatnya yang penuh semangat dan optimisme. Namun, Tetua Jing sadar bahwa situasi sekte yang rumit tidak memungkinkan kedamaian abadi. Intuisi tajamnya meramalkan gejolak yang akan segera melanda sekte ini.

“bocah kecil, aku tidak bermaksud memaksamu, tapi jika kau ingin bertahan hidup, percayalah kau harus meningkatkan kekuatanmu,” gumam Tetua Jing pelan.

Kemudian dia kembali menyelipkan kitabnya ke saku bajunya yang tebal. Sambil memandang ke luar jendela, dia melanjutkan perkataannya dengan nada yang lebih serius.

“Bagaikan rembulan yang menerangi kegelapan, aku tidak mengerti perasaan tidak nyaman ini. Sepertinya orang itu telah bergerak... murid jenius Gedung Dalam, Zhuo Yifan.”

Di tengah situasi yang tak terduga, Tetua Jing bergegas menemui Hang Jihan sekali lagi. Rasa haru dan prihatin menyelimuti keduanya saat Hang Jihan melanjutkan latihannya dengan tekad yang kuat, meskipun rasa sakit dan kelelahan masih membayangi. Malam yang indah disertai dengan suara merdu burung hantu, sementara bulan purnama menjadi saksi bisu akan perjuangan Hang Jihan dalam mengarungi jalan pedang yang penuh rintangan.

***

Di suatu sudut terpencil di paviliun Pedang Suci, tengah berlangsung rapat rahasia yang hanya sedikit orang yang mengetahuinya, tak terkecuali tetua Agung Shi. Zhuo Yifan, sebagai pemimpin rapat, telah mengundang beberapa utusan dari Kuil Agung Surgawi yang tersebar di seluruh Kekaisaran Tianxuan. Kehadiran mereka mengindikasikan urgensi situasi setelah pergerakan beberapa ahli dari kota Yunlan ke hutan Jura, yang memicu kecurigaan terhadap aktivitas Kekaisaran.

Tang Zhiwei, salah satu utusan yang ditugaskan, merasa tidak puas dengan sikap pasif Zhuo Yifan, terutama setelah menyadari bahwa para bandit hutan masih dibiarkan hidup tanpa konsekuensi yang memadai, meskipun tindakan mereka telah merugikan rencana besar kuil.

"Zhuo Yifan, aku dengar beberapa pionmu telah menciptakan keributan, sehingga beberapa ahli dari kota Yunlan sampai turun gunung untuk menyelesaikannya," Nadanya menjadi lebih serius saat ia melanjutkan, "Atau..mungkinkah kau tidak bisa mengendalikan mereka?"

Mendengar penuturan Tang Zhiwei, Zhuo Yifan tidak bisa menahan tawanya, menyebabkan kebingungan di antara semua utusan, termasuk Tang Zhiwei yang merasa kesal karena pembicaraannya dijadikan bahan tertawaan.

"Zhuo Yifan..." Geram Tang Zhiwei, sambil menyentakan tangannya ke arah meja.

Seketika, ketegangan yang tak tertahankan menyelimuti ruangan rapat yang tadinya tenang. Sementara itu, beberapa utusan mulai terbawa suasana, meragukan kepemimpinan Zhuo Yifan dalam menjalankan operasi besar kuil Agung Surgawi.

Melihat situasi yang semakin memanas, Zhuo Yifan hanya bisa menghela nafas panjang, dia mulai menjelaskan bahwa masalah ini tidaklah sederhana.

"Tuan Zhiwei, aku menghormati sikapmu terhadapku. Namun, mungkin ada satu hal yang belum kamu ketahui, bahwa semua ini tidaklah mudah jika hanya dilihat dari permukaannya saja. Itulah sebabnya aku memanggil kalian semua kesini,"

"Apa maksudmu? Bukankah kamu hanya—"

"Tuan Zhiwei bisakah anda berhenti untuk berbicara soal omong kosong? " potong salah satu utusan. Dia tampak seperti wanita dewasa, berpenampilan sebagaimana putri salju, dingin dan anggun. Namanya Xuehua.

"Kau..." Kesal Tang Zhiwei. Bagaimanapun juga, perkataan Xuehua cukup masuk akal. Dia mencoba menenangkan dirinya. Tang Zhiwei sadar bahwa terus mengeluh hanya akan mempermalukan dirinya.

"Haha, terima kasih atas kerendahan hati, Nona Xuehua." Ungkapan terima kasih dari Zhuo Yifan langsung ditanggapi dengan kedipan mata yang indah. Dengan ini Zhuo Yifan melanjutkan kalimatnya dengan nada yang serius.

"Seperti yang kalian ketahui, pergerakan ratusan ahli dari kota Yunlan ke Hutan Jura kenyataannya tidaklah sederhana. Sebagai salah satu kekuatan besar di daratan timur, Kekaisaran Tianxuan tidaklah bodoh. Mungkin saja mereka telah curiga akan campur tangan pihak asing di sekte Pedang Awan sejak lima tahun lalu.

Apakah kalian berpikir bahwa hilangnya nona muda dari keluarga Yun adalah sebuah kebetulan? Disaat mereka tahu bahwa hutan jura adalah daerah yang berbahaya? " tanya Zhuo Yifan kepada para utusan.

Mendengar pertanyaan Zhuo Yifan, para utusan Kuil Agung Surgawi terdiam sejenak. Hingga akhirnya, salah satu dari mereka menjawab dengan bijaksana. Orang itu adalah Yuan Shiaogang, seorang pria tua yang memiliki alis putih panjang layaknya kelopak bunga melati.

"Tuan Zhuo, bukankah itu berarti bahwa nona muda dari keluarga Yun hanya dijadikan umpan untuk mengekspos keberadaan kita? Aku tidak menyangka bahwa Tuan Kota Yunlan, salah satu dari keluarga Kekaisaran, melakukan rencana yang cukup berani."

"Seperti yang diharapkan oleh senior Yuan, Anda sangat bijaksana. Jika kita berpikir untuk mengurai teka-teki yang dimainkan oleh Kekaisaran, itu akan sangat menarik.

Mereka memanfaatkan ketamakan para bandit hutan atas harta untuk membuat alibi seolah-olah itu adalah perjalanan bisnis. Lalu, ketika saya terjebak dalam perangkap karena kecerobohan bandit hutan, paman Fang dikirim untuk mengamati situasi, dan mereka mengutus ahli tingkat benua yang dapat merasakan teknik persembunyian paman Fang.

Haha, ini seperti aku yang telah kehilangan kuda dalam permainan Xiangqi, dan sekarang hanya tinggal menunggu waktu untuk membalasnya, seperti pion yang menanti kesempatan untuk menjadi raja."

Mendengar penjelasan Zhuo Yifan, para utusan menjadi kagum dan terperangah. Penjelasannya sangat sederhana dan jelas bagi semua orang. Beberapa utusan yang sempat ragu dengannya mulai menarik kembali keraguan mereka. Tidak heran, meskipun masih muda, Zhuo Yifan dipercaya oleh Kuil untuk menjalankan operasi di daratan timur Kekaisaran Tianxuan. Dengan kata lain, dia adalah seorang jenius yang ditakdirkan.

"Ahli tingkat benua?" Tidak lama kemudian, salah satu utusan meminta klarifikasi dari pernyataan Zhuo Yifan tentang kehadiran orang kuat yang terlibat dalam operasi Hutan Jura.

"Benar, senior," balas Zhuo Yifan tanpa ragu, lalu melanjutkan, "Paman Fang..."

Tak lama setelahnya, sebuah bayangan hitam tiba-tiba muncul dari balik kehampaan, memancarkan aura dominasi yang menggetarkan jiwa. Kini, sosok paman Fang yang misterius muncul di tengah rapat yang berada pada puncaknya.

"Orang itu bernama Wu Xiaotian, ". Jelas Dai Fang dengan dingin. Bagaimana pun juga dia masih tampak kesal, mengetahui fakta bahwa teknik persembunyiannya dengan mudah diketahui oleh lawannya.

"Wu Xiaotian?" Serentak para utusan, mereka mulai berbicara satu sama lain untuk menebak siapa sebenarnya orang itu, namun perbincangan mereka terhenti saat Dai Fang melanjutkan perkataannya,

"Namun, aku tidak yakin apakah dia adalah ahli dari Kekaisaran atau hanya seorang praktisi bebas yang kebetulan mengikuti sayembara dari tuan kota. Ekspresi wajahnya yang tertutup oleh sebuah topeng membuat aku tidak bisa memastikannya."

Penjelasan itu membuat ruangan menjadi hening. Ketidakpastian apakah orang itu merupakan praktisi bebas atau ahli Kekaisaran membuat para utusan terjebak dalam pikiran mereka. Selain itu, nama Wu Xiaotian yang asing dan tidak terdaftar sebagai salah satu orang terkuat di Kekaisaran Tianxuan, mengindikasikan bahwa ada ahli lain yang bersembunyi di balik bayangan Kekaisaran.

Di sisi lain, Zhuo Yifan hanya bisa menghela nafas panjang menyadari situasi ini. Tentu saja, penjelasan yang ia berikan tadi tidak lebih dari sebuah hipotesis yang masih jauh dari kenyataan sebenarnya. Memikirkan semua ini hanya membuat Zhuo Yifan tertawa getir.

"Hahaha, bagus, sungguh perlawanan yang bagus!" Tuturnya dengan ekspresi gila, melunturkan kesan murid jenius yang menyelimuti dirinya. Dia pun melanjutkan dengan suara yang dingin, "Aku tidak menyangka kalian akan memaksaku hingga seperti ini, tetapi tidak buruk, ini akan lebih menarik."

Kemudian Tang Zhiwei, yang melihat gelak tawa dan optimisme dari Zhuo Yifan, membuka mulutnya.

"Lalu, apa yang akan kau lakukan dengan para bandit sialan itu? Bukankah masalah ini buah dari kecerobohan mereka?"

"Tidak masalah, lagipula cepat atau lambat mereka akan mengetahuinya. Hanya saja, seperti yang aku katakan, 'bagaikan pion yang menanti kesempatan untuk menjadi raja', jika benar mereka melakukan semua ini, itu tampak seperti benteng yang memakan kuda. Mengutus ahli untuk mengekspos keberadaan Paman Fang, menguatkan hipotesis mereka tentang adanya dukungan pihak asing di balik para bandit hutan.

Sayangnya, dalam kasus ini mereka telah meremehkan pion yang telah aku pasang, menjadikan bandit hutan sebagai batu loncatan hanya untuk memakan kuda tanpa menyadari bahwa ada banyak pion yang bisa memakannya kapan saja." Jelas Zhuo Yifan

"Dengan kata lain, kau akan melakukan pembalasan, bukan?" tanya Tang Zhiwei.

"Tentu, tetapi tidak dalam waktu dekat. Bagaimanapun juga, ini tanggung jawabku. Bukankah kalian juga memiliki tanggung jawab masing-masing di setiap kota?"

"Haha, untuk itu aku telah memiliki partner yang cocok," balas Tang Zhiwei dengan percaya diri. Namun tak lama setelahnya, Xuehua membalasnya dengan acuh tak acuh.

"Apa kau sungguh melakukan itu? Kupikir kau hanya beruang yang mengandalkan otot daripada kecerdasanmu."

Mendengar balasan dari Xuehua, sontak membuat beberapa utusan tertawa. Suasana yang tadinya tegang kini diselimuti oleh keceriaan, seolah beban masalah yang mereka bahas hilang begitu saja.

Di sisi lain, Zhuo Yifan mengamati mereka dengan tatapan misterius, seolah-olah dia telah merancang rencana yang tak terbayangkan. Dengan begitu, diskusi di antara para utusan terus berlanjut, membahas berbagai masalah, dan menyusun ambisi besar mereka.

1
Embun Pagi
lanjut
Jatmiko
/Smile//Smile/
Uju Edi
lanjut
Ichwanfzn: siap kak ditunggu ya
total 1 replies
DownBaby
akhirnya up min, Pertemuan pertama yang berkesan antara Hang Jihan dan Zhuo Yifan, dan dimasa depan mereka akan bertarung sepertinya
Ichwanfzn: sepertinya ya
total 1 replies
Embun Pagi
mntap
Sofandsyah
dasar kamprwet....MC kok kalaaah muluuu.... kenapa gak di mampusin ajaaah. lalu di buang di got.
harusnya sebagai MC.... ilmunya di perdalam dulu... yaah kalo kalah sekali kali ya ndak papa... laaah ini, mc kalah muluuu.... hanya mengandalkan nasib baik di tolong orang lain....bener2 naif. gak menarik babarblaaas.
Sofandsyah
kenapa saat di gua misterius tdk berkultivasi dulu u/ menaikkan level kultivasinya.....?
Embun Pagi
mantap Thor, paling ditunggu karyanya
Ichwanfzn: terimakasih atas pujian senior!
total 1 replies
azizan zizan
hmmm...ini yang menyebabkan kebanyakkan pembaca jadi muak belom apa2 udah mau tunjuk hero aduhhh... maaf Thor novel mu terpaksa aku buang dari rak bacaku...
Ichwanfzn: Silahkan, lagipula faktor mc masihlah anak-anak yang masih harus bertahap yang baru masuk dunia bela diri, kedepannya bakal ada perubahan sikap dari mc juga kok, dia bakal belajar seiring berjalannya chapter.
total 1 replies
DownBaby
Ada maksud tersembunyi ini
Ummy Kulsum
lanjut thor
Embun Pagi
lanjut
DownBaby
Coba tebak obsesi Jihan terhadap ibunya apakah sebuah berkah atau justru kutukan
Pasaribu Hengky
siapakah nenek beruang itu yang selalu disebut Hang Jihan ?
Ichwanfzn: kata-kata umpatan, seperti "sialan, brengs*k, dll, sebagai ciri khas. tapi tidak menutup kemungkinan kalo author bkl singgung mengenai sosok nenek beruang ini di masa depan.
total 1 replies
Embun Pagi
akhirnya setelah 25 bab menghabiskan waktu perjalanannya Hang Jihan sampai ke sekte, kira-kira butuh berapa bab ya untuk menghabiskan waktu di sekte ini?
DownBaby
manggil nya Terbalik wkwk
Zoelf 212 🛡⚡🔱
letoy
Ichwanfzn: Cukup wajar karena lawannya berada di tingkat yang lebih tinggi dari kultivasinya saat ini, setiap ranah kultivasi di novel ini memiliki jurang perbedaan yang dalam. bahkan jika itu hanya satu tingkat makanya itu Shi Bai mengatakan, bahkan jika Hang Jihan adalah orang terkuat diranah pemurnian tubuh, itu tidak bisa mengalahkan binatang Roh nya yang setara ahli di ranah peleburan jiwa.
total 1 replies
꧁SNA ⋆⃟
aku mampir, jangan lupa mampir juga ya
DownBaby
Tidak bisa dipungkiri, dalam pemurnian Hang Jihan terhadap Mata air abadi surga dan bumi, memang ada keanehan. aplagi mengingat dia masih muda dan baru masuk dunia kultivasi, bahkan menurut perkataan Zhuo Yifan di bab sebelumnya itu terbilang mustahil, sebagai penikmat fantasi timur ada beberapa kemungkinan.

1. Ada sosok kuat yang membantunya.
2. latar belakang Hang Jihan yang tidak biasa, meski dia tidak mengetahuinya
3. kekuatan dari doa atau harapan ibu pada bab sebelumnya.
4.faktor lain.

dan itu aja teori dari saya hehe
Ichwanfzn: keren bang hehe analisis yang cukup lengkap
total 1 replies
Embun Pagi
Akhirnya ningkat juga kultivasinya... dan kelompok kalajengking hitam sepertinya akan menjadi bahan percobaan dari kekuatannya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!