Kitab Emas Warisan Kake

Matahari pagi mulai menyinari dan menghangat kan kampung kedung asem yang semalam di guyur hujan lebat dan sekitarnya, perlahan sinar matahari pun memasuki kamar Dian melalui jendela membangun kan Dian yang masih memeluk Arya dari dalam selimut tebal nya, Dian melihat Arya dan Nenden yang masih terlelap tidur.

Hooooammm "Sudah pagi rupanya." Dengan malasnya Dian menggeliat kan badan nya karena merasakan seluruh badan nya pegal-pegal semua karena hasil dari pertempuran semalam yang berakhir dengan rasa puas yang dirasakan oleh Dian.

Heeeemm "Lebih baik aku segera mandi dan masak saja dari pada nanti Arya bangun dan minta lagi bisa-bisa remuk semua badan aku."

Gumam Dian dalam hati dan mengigit bibir bawah nya saat tak sengaja melihat joni yang terbangun dari balik selimut, perlahan Dian turun dari kasur empuknya Dian tak ingin di hajar lagi pagi ini, Karena Dian merasakan seluruh tubuh nya terasa remuk karena pertempuran semalam.

"Anita bangun nita." Dewi menggoyang kan badan Anita di samping nya yang masih pulas di alam mimpi nya." Mmmmmh, Anita perlahan mengerjap kan kedua mata menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam kedua mata nya. "Aku malas banget wi mau bangun," Ungkap Anita dengan menggeliat kan badan nya.

Sebenarnya gw juga malas nit tapi gw ga enak sama Dian nit pasti dia sekarang sudah masak nit."

Ungkap Dewi karena kedua telinga sayup sayup mendengar suara dari arah dapur.

\=\=\=\=\=

Tok Tok Tok

Assalamualaikum mba Dian.

Terdengar suara berat seorang lelaki mengucapkan salam dan mengetuk pintu rumah Dian dan di belakang lelaki tersebut ada beberapa Bapak bapak dan ibu ibu.

Walaikumsalam.

Siapa sih tumben banget pagi pagi begini ada tamu yang datang.?"

Gumam Dian setelah membalas salam lelaki tersebut Dian yang telah selesai mandi dan sudah menyiapkan sarapan pagi untuk semua nya melangkah ke arah pintu depan dengan bingung karena baru kali ini ada tamu yang datang pagi-pagi sekali.

"Kenapa brisik sekali." Perlahan Arya membuka mata nya karena merasa terganggu dengan kegaduhan suara di depan rumah," Kenapa bapak bapak dan ibu ibu datang ke rumah Dian pagi pagi begini ya.?" Tanya Arya pada diri nya sendiri setelah dia duduk, Arya langsung mempertajam pendengaran nya karena penasaran ada kejadian apakah di luar.

Deg

Seperti nya bapak bapak dan ibu ibu itu sengaja datang ke sini.!" Apakah mereka tahu kalau di rumah Dian ada aku dan yang lainnya.?" kalau begitu sebaiknya aku segera pergi dari sini sebelum semuanya terlambat dan membuat malu Dian.?" Arya merasakan firasat buruk yang akan datang," Tanpa pikir panjang lagi Arya langsung merapal mantra menghilang nya

"Sayang bangun.!"

Arya mengecup kening Nenden dan membangunkan Nenden berisik pelan di telinga nya, Arya yang telah merapal mantra menghilang nya masih berdiri di samping tempat tidur, sehingga saat Nenden membuka kedua matanya Nenden sama sekali tak melihat Arya yang masih berdiri dan memandang Nenden.

"Pagi sayang." Cek "Mas kamu dimana.?" Ucap Nenden baru menyadari kalau di dalam kamar itu sudah tak ada siapa-siapa Nenden mendecak kesal karena di tinggal sendiri di kamar dengan kondisi nya masih polos

"Iya pak RT ada apa yah pak.?" Dian mengerut kan kedua alis nya bingung saat melihat pak RT dan rombongan bapak bapak dan ibu ibu berkumpul di depan rumah nya.

Mohon maafkan kami kalau mengganggu ketenangan mba Dian pagi pagi begini mba." Saya hanya menjalankan tugas saya sebagai ketua RT di kampung ini mba Dian," Saya mendapatkan laporan dari salah satu warga melaporkan bahwa mba Dian di rumah ini tinggal bersama Arya dan tiga teman wanita mba.!"

Ucap lelaki yang ternyata itu adalah pak RT darto yang mendapat kan laporan dari salah satu warga yang melihat Dian yang membawa Arya dengan yang lain nya kerumah itu.

"Sayang aku harus kembali ke rumah ya.!" Maaf kan aku pamit pada kamu mendadak begini sayang." Aku takut kalau mereka tau aku ada di sini kita semua nya akan di usir dari kampung ini sayang." Dian diam saat pak RT darto menerangkan tentang kedatangan diri nya bersama warga kerumah nya itu." Di saat itu juga suara Arya berbisik di telinganya berpamitan padanya.

Arya sengaja berpamitan hanya pada Dian karena hanya Dian yang tahu kalau Arya bisa menghilang." Walaupun awalnya Dian sempat terkejut dengan suara Arya yang terdengar tiba tiba di telinga nya dan mencium pipi nya itu." Tapi Dian mencoba untuk tetap tenang dan tidak menunjukkan perubahan pada mimik wajah nya," sehingga pak RT darto terus berbicara pada Dian."

Memang benar apa yang pak RT sampaikan barusan pada saya pak," Tapi mas Arya tidak ikut nginap di sini pak, mas Arya langsung pulang setelah mengatakan kami ke rumah pak." Dian pun akhirnya mengonfirmasikan bahwa apa yang di laporkan oleh salah satu warga pak RT itu benar adanya," Tapi Dian berbohong kalau Arya yang langsung pulang itu.

Bohong pak RT jelas jelas aku melihat Dian memasukan seorang laki-laki kerumah nya pak.!" Teriak salah satu ibu ibu yang bernama Mak item yang tanpa sengaja melihat Dian dan lain nya masuk ke rumah." Untuk apa saya berbohong Bu.!" Dengan wajah datar Dian menimpali teriakan ibu ibu itu.

"Kita geledah ke dalam saja pak.!" Salah satu bapak bapak itu mengusulkan agar menggeledah rumah Dian." Tenang dulu ibu ibu bapak bapak.!" Pak RT pun menaikan intonasi suara nya, menenangkan warga nya itu." Maaf mba boleh kita memeriksa ke dalam mba agar warga percaya mba." Dengan terpaksa pak RT mengikuti kemauan warganya itu agar memeriksa ke adaan dalam rumahnya Dian.

Silakan saja pak kalau memang itu bisa membuat bapak bapak dan ibu ibu ini puas silakan kalian periksa saja.!" Tukas Dian merasa kesal dengan Mak item itu karena Dian tau selama ini Mak item selalu saja mencari cari masalah dengan nya," bahkan sewaktu Dian baru menikah saja Mak item memfitnah Dian dan melaporkannya pada pak RT.

Anita cepat bangun di depan seperti nya ada sesuatu yang terjadi.!" Dewi yang baru saja masuk ke kamar setelah mandi, kembali membangun kan Anita yang masih bermalas-malasan di dalam selimut.

Mmmmmh "Memang nya ada apa sih wi.?"

Tanya Anita yang malas bangun dari kasur empuk itu."

Iya makanya itu luh bangun biar kita tau ada apa sebenarnya di depan rumah.!" Pungkas Dewi sembari menyisir rambut nya. "Wi kamu sudah bangun.?" Tanya Nenden dengan menjulurkan kepala nya ke dalam kamar.

"Ehh iya nen itu di depan ada apaan rame rame.?"

Tanya Dewi saat melihat wajah Nenden yang menyembul dari balik pintu. "Aku saja nggak tau wi.!" Sebaiknya kita liat yu wi, mba Anita cepat bangun."

Nenden pun beranjak setelah mengajak Dewi dan Anita agar segera melihat ke depan rumah