WANTED DILARANG JIPLAK !!! LIHAT TANGGAL TERBIT !!!
Karena ketidaksengajaan yang membuat Shania Cleoza Maheswari (siswi SMA) dan Arkala Mahesa (guru kimia) mengikat janji sehidup semati di hadapan Tuhan.
Shania adalah gadis dengan segudang kenakalan remaja terpaksa menikah muda dengan gurunya Arka, yang terkenal dingin, angkuh dan galak.
Tapi perjuangan cinta Shania tak sia sia, Arka dapat membuka hatinya untuk Shania, bahkan Arka sangat mencintai Shania, hanya saja perlakuan dingin Arka di awal pernikahan mereka membuat lubang menganga dalam hati Shania, bukan hanya itu saja cobaan rumah tangga yang mereka hadapi, Shania memiliki segudang cita cita dan asa di hidupnya, salah satunya menjadi atlit basket nasional, akankah Arka merelakan Shania, mengorbankan kehidupan rumah tangga impiannya ?
Bagaimana cara Arka menyikapi sifat kekanakan Shania.Dan bagaimana pula Arka membimbing Shania menjadi partner hidup untuk saling berbagi? ikuti yu asam manis kehidupan mereka disini..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meminta pertanggung jawaban.
Shania sudah sampai di rumahnya, untung saja ia datang sebelum ayahnya, jika tidak kupingnya pasti sudah panas dengan mata kuliah 5 sks dari ayah pasal anak perempuan bandel.
****************
Jika ayahnya ada di rumah otomatis Shania menyalakan alarm, jika sampai pukul 6 ia tak bangun, maka kolam ikan lah jawabannya.
Shania mengoleskan selai di rotinya, ada dua tumpuk roti yang ia siapkan, satu ia tambahkan potongan keju slice, satu lagi coklat. Ia tidak terlalu suka dengan rasa manis yang teramat, karena menurutnya, dirinya pun sudah manis.
Rencananya hari ini, ia akan memberikannya satu pada Arka, dan satu lagi untuknya..hari ini ia ada latihan rutin voli, untuk menyambut pertandingan antar sekolah. Jadi mau tak mau, Shania sudah pasti akan berlama lama di sekolah.
"Bun, Shania pergi yah !" Pamitnya.
"Iya hati hati !" jawab ayahnya yang menyilangkan kakinya dengan secangkir kopi dan koran yang kabarnya masih hangat menemani paginya.
"Assalamu'alaikum, "
"Wa'alaikumsalam, "
Shania melajukan sepeda motornya, gadis yang baru saja mendapatkan ktp dan sim nya itu melajukan motor seraya bersenandung.
Sesampainya di sekolah ia langsung menuju ke kelas untuk menyimpan tasnya, tak ada drama drama pemaksaan yang ia siapkan seperti Maya, yang harus memelas memperlihatkan betapa ia butuh dikasihani. Shania memiliki caranya sendiri, tanpa harus memohon mohon.
"Mau kemana Sha ?!" tanya Inez.
"Ke ruang guru bentar !" pekiknya dengan membawa satu kotak berisi roti dengan selai coklat.
Melihat meja nya yang masih kosong belum terlihat si pemiliknya, Shania hanya menggidikan bahunya, ia menyimpan kotak makan itu, beserta secarik kertas. Lalu pergi begitu saja.
Arka baru saja sampai di sekolah, ia langsung menuju ruang guru, dahinya berkerut melihat sebuah kotak makan tergeletak di atas meja kerjanya.
Arka meraihnya, dan membaca secarik kertas itu.
"Memang tidak istimewa, tapi ini tulus buat bapak, Shania ga akan bilang itu buatan Shania, karena ini roti buatan pabrik, selainya juga di produksi di pabrik, di beli pake uang bunda, jadi Shania cuma berjasa ngolesin selai di atas roti, terus bawain ini buat bapak, have a nice day, semoga bisa ganjel perut bapak buat beberapa waktu sampe nemu makan..."
From Shania
Arka tertawa melihat tulisan itu, dan membuka kotak berisi roti dengan selai coklat itu.
"Astaga ! gadis itu," Arka menaruh dahulu kotak makan itu aga sedikit di pinggir.
"Loe ngapain ke ruang guru Sha ?" tanya Inez.
"Ngasih roti buat pak Arka, kaya yang loe bilang !" jawab Shania polos.
"Beneran roti doang ?!" Inez melongo, temannya ini menelan sarannya mentah mentah.
"Iya, gue olesin selai coklat ! dah beres, gue cuma bisanya bikin gitu, paling mie instan !" jawabnya bergidik acuh.
"Astaga ! loe niat ga sih nyuri perhatian pak Arka ?!" tanya Inez.
"Kalo kaya gini mah kalah saing sama si suby..(sugar baby) !" omel Inez.
"Dah lah, gue males. Hari ini gue ada latihan voli, bentar lagi mau tanding soalnya !" jawab Shania.
Shania hanya memperhatikan whiteboard tanpa mengerti apa yang sedang dijelaskan.
"Nez, gue nyontek aja ya ! lagi males mikir ! " jawab Shania.
"Serah loe deh Sha, ga ngerti deh gue, loe ke sekolah mau ngapain sih kalo males gini ?!"
"Demi dapet selembar ijazah !" jawabnya.
"Terus loe pikir ijazah bisa didapetin kalo loe males belajar?" tanya Inez.
"Kan ada loe, " kekeh Shania.
"Cih, "
"Gue paham lah Nez, gue udah hatam sama materi ini. Cuma gue lagi males mikir sama ngisi soal !" jawab Shania.
Inez menggelengkan kepalanya, "iya ah."
*******************
"Nez, loe mau nontonin gue latihan kan ?!" tanya Shania.
"Pasti dong, kan sahabat gue yang mau tanding nanti, otomatis tiap latihan harus gue support juga !" jawab Inez.
"Ini namanya sohib !" Shania mengalungkan tangannya di leher Inez.
Shania latihan dengan teman teman lainnya seperti biasa tanpa kendala berarti, ia mendengar semua arahan pelatihnya, tentang strategi dan lainnya.
"Semangat guys !!!!" pekik siswa lain yang ikut menonton.
Arka mendengar pekikan siswa siswi, ia keluar dari ruangan guru, dan melihat tim voli putri SMA ini sedang berlatih. Ia melipat tangannya di dada.
"Tim voli SMA kita mau tanding ya pak ? ko tiap hari latihannya?" tanya Arka pada pak Wahyu yang sama sama berada di ruang guru.
"Iya pak, biasa lah pertandingan tahunan, ajang adu gengsi sama SMA lain, tapi bapak patut berbangga diri sama tim voli putri sekolah kita ini, tahun kemarin sekolah kita menyabet juara 1 sekota, tim voli kita memiliki punggawa punggawa hebat, termasuk salah satunya si Shania tuh ! tu anak memang badung pak, tapi dia sudah berhasil membawa nama sekolah kita diatas angin, bukan hanya voli, tapi basket juga !" jelas pak Wahyu. Arka mengangguk angguk.
Arka baru saja selesai menilai lembar ulangan anak didiknya, ia berniat pulang. Namun tiba tiba saja ia ingin ken cing.
Arka berlari menuju toilet dengan tergesa gesa.
Arka membuka pintu toilet dengan keras.
Arka membuka resleting celananya, baru saja hatinya lega, ia dikejutkan dengan sesosok gadis yang bertelan jank dada, hanya memakai br4 saja, ada di dalam kamar mandi dengan ia yang masih membuka jendela celananya.
"Aaaaa !!!!"
"Aaaaa !!!!" Arka refleks membekap mulut Shania hingga gadis itu tersudut ke dinding kamar mandi dengan sebelah tangan dan sebelah tangan lainnya memegang celananya yang hampir melorot.
Naas bagi keduanya, suara keduanya terdengar sampai keluar, pak Wahyu, Inez dan pelatih voli mengecek ke dalam kamar mandi.
"Astagfirullah !!!!"
**********
Arka dan Shania dibawa ke dalam ruang kepsek.
"Demi apapun pak, saya tidak melakukan apapun dengan Shania, Shania murid saya !"
Shania yang masih syok hanya bisa diam mematung, jangankan untuk melihat dan dilihat begitu, dekat dan berpegangan dengan laki laki saja ia belum pernah.
"Sha ?!" Inez mengguncangkan bahu temannya ini.
"Gue...gue ga ngapa ngapain Nez, gue cuma..."
"Brakkk !!!"
"Kurang aj4rr !!!" ayah Shania yang memang terkenal galak tak terima putrinya dil3c3hkan begitu. Arka langsung mendapat bogeman mentah dari ayah Shania.
"Ayah !!! ayah !!!" pekikan bunda dan Shania.
"Sabar pak, semuanya masih dibicarakan baik baik, " pinta kepsek dan pak Wahyu yang sudah menengahi ayah Shania dan Arka.
"Lancang ! guru macam apa kamu, putri saya satu satunya kamu perlakukan begitu ?!" ujar ayah Shania.
"Saya bisa jelaskan pak, insyaallah saya tidak melakukan apa apa pada Shania. "
Seakan gelas yang sudah penuh, ayah Shania tetap tak terima pernyataan siapapun, baginya tubuh putrinya sudah dilihat oleh laki laki lain yang belum makhromnya.
"Saya meminta pertanggung jawaban dari anda !"
"Ayah ! ini cuma salah paham aja yah ! Shania ga ngapa ngapain di dalem sama pak Arka, cuma ga sengaja aja, " ucap Shania.
"Diam kamu !" ucap ayahnya.
"Ayah malu Shania, selama ini ayah sering melarang kamu untuk berdekatan dengan laki laki, ayah sangat menjaga kamu, tapi apa sekarang ?!" bentak ayahnya membuat nyali Shania ciut.
"Saya minta nikahi Shania !!! kalau tidak saya akan menuntut anda !" ucapan itu bak petir untuk Shania maupun Arka.
"Apa ??!!"
.
.
.
.