Suami Pilihan Mama

Keadaan Rayna mulai membaik hanya saja bekas lukanya masih terlihat, namun sudah tidak sakit. Meksipun begitu, Rayna kesal karena lukanya berada di bagian yang tidak tertutup seperti pergelangan tangan, punggung tangan lalu pada wajahnya yang masih sedikit membiru, untuk bagian kaki Rayna bisa menutupinya dengan celana atau rok panjang.

Saat ini, Alvin libur marena ingin mengantarkan Rayna untuk memeriksakan kulit Rayna, sebenarnya Rayna menolaknya karena bagi Rayna lukanya akan hilang dalam beberapa minggu lagi, namun Alvin mengatakan jika lebih cepat lebih baik dan Alvin juga mengatakan jika perempuan biasanya tidak suka jika terdapat luka di tubuhnya apalagi luka tersebut terlihat dan tidak tertutup apapun, Alvin pun menyarankan agar luka tersebut segera dihilangkan sehingga mau tidak mau Rayna pun menurut.

Rayna saat ini duduk di sofa dan Alvin yang tengah mengambil kunci mobilnya yang ketinggalan di dalam kamar, "Mas Alvin, kamu sadar gak sih. Hal sekecil ini yang kamu ke aku bisa buat aku jatuh cinta sama kamu, aku gak masalah jatuh cinta sama kamu, tapi aku takut cintaku bertepuk sebelah tangan, apa kamu juga suka sama aku atau justru ada perempuan lain yang kamu sukai?" gumam Rayna dan tak lama setelah itu, Alvin pun keluar dari dalam kamar.

Alvin menghampiri Rayna dan menuntun Rayna untuk masuk ke dalam mobil dan Alvin segera mengendarai mobilnya untuk pergi ke rumaah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, Alvin segera melakukan registrasi untuk Rayna dan tak butuh waktu lama Rayna pun sudah di periksa Dokter. "Untuk luka ini sudah membaik Pak dan hanya butuh beberapa minggu akan hilang," ucap Dokter.

"Apa lukanya benar-benar hilang gak ada bekasnya?" tanya Alvin.

"Iya, Pak, lukanya akan hilang dan tidak akan ada bekasnya," ucap Dokter.

"Apa tidak bisa pakai alat supaya bekas lukanya cepat hilang?" tanya Alvin.

"Sebenarnya bisa saja, Pak. Tapi, itu juga membutuhkan waktu dan tidak bisa dilakukan hari ini," ucap Dokter.

Akhirnya setelah pembahasan yang panjang, Rayna memutuskan untuk membiarkan bekas luka tersebut dan menunggunya hilang sendiri. Setelah dari rumah sakit, Alvin dan Rayna memutuskan untuk pergi ke rumah Papa Erik dan Mama Nindy karena mereka sudah lama tidak kesana.

Sesampainya di rumah, Rayna melihat Papa Erik yang berada di halaman rumahnya dan tengah membaca koran. "Papa," panggil Rayna dan menghampiri Papa Erik.

"Kenapa gak bilang kalau mau kesini?" tanya Papa Erik dan memeluk Rayna.

"Mau kasih kejutan aja," ucap Rayna.

Lalu Alvin juga menghampiri Ayah dan anak itu dan menyalami Papa Erik, "Gimana keadaan Papa?" tanya Alvin.

"Papa baik-baik aja, kamu sama Rayna gapapa? kemarin Appa denger kalau Rayna habis di pukul orang beneran?" tanya Papa Erik.

"Iya, Pak. Rayna baru kena pukul orang, tapi Papa gak usah khawatir Alvin udah balas ke mereka kok," ucap Alvin.

"Papa tau darimana kalau aku habis dipukul orang?" tanya Rayna.

"Dari Papa mertua kamu, rencananya hari ini Papa sama Mama mau ke rumah kamu, tapi kamu udah ada disini, yaudah ayo masuk," ucap Papa Erik.

Mereka bertiga pun masuk ke dalam rumah tersebut dan baru saja mereka masuk, suara menggelegar Mama Nindy menyambutnya. "Kamu kok disini? Mama sama Papa baru aja mau kesana," ucap Mama Nindy.

"Mama gak bilang kalau mau ke rumah, ya aku juga gak tau kalau gitu kan aku gak usah kesini tadi," ucap Rayna.

"Kamu itu, yaudah ayo makan. Mama masak udang kesukaan kamu," ucap Mama Nindy.

"Wah udang, makasih Mamaku sayang," ucap Rayna.

"Kamu tuh ya, ajakin suami kamu terus layani dia buat makan. Udah jadi istri masih aja gak tau sih, jangan seenaknya gitu," ucap Mama Nindy.

"Iya, Ma. Ayo Mas," ucap Rayna dan menarik lengan Alvin.

Sesuai dengan permintaan Mama Nindy, Rayna pun mengambilkan beberapa lauk sesuai dengan apa yang diinginkan Alvin, setelah itu barulah Rayna yang mengambil untuk dirinya sendiri.

"Enak?" tanya Alvin pada Rayna.

"Enak banget, masakan Mama itu paling enak emang," ucap Rayna.

"Kamu biasanya kalau di rumah Rayna masak buat lamu gak? kalau gak mau masak bilang aja ke Mama biar Mama marahin, udah disuruh belajar padahal masih aja gak bisa masak. Jadi cewek itu harus bisa masak jangan cuma bisa makan, cewek itu harus bisa semuanya apalagi kamu sekarang udah punya suami, kamu harus bisa melayani suami kamu, paham," ucap Mama Nindy.

"Iya, Mama. Rayna paham, lagipula Rayna masak kok buat Mas Alvin bahkan Mas Alvin sampai bawa bekal ke kantor," ucap Rayna.

"Apa yang kamu masak? mie rebus atau telur goreng atau nasi goreng?" tanya Mama Nindy.

"Namanya juga lagi belajar, Ma. Jadi pelan-pelan gitu," ucap Rayna.

"Gapapa kok, Ma. Aku gak mengharuskan Rayna buat masak, masak itu bukan tugas Rayna tapi tugas Alvin sama Rayna jadi bisa gantian gitu," ucap Alvin.

"Udah ya, Ma, Rayna mau makan dengan nikmat dan tenang," ucap Rayna.

Setelah makan, Alvin dan Rayna santai di ruang tamu bersama Mama Nindy dan Papa Erik, Alvin tengah mengobrol dengan Papa Erik masalah pekerjaan yang entahlah Rayna tidak tau dan Rayna sendiri bersama Mama Nindy yang sibuk menonton televisi.

"Kamu belum di apa-apain Alvin?" tanya Mama Nindy dengan berbisik hingga hanya Rayna yang mendengarnya.

"Kenapa Mama tanya gitu?" tanya Rayna.

"Kelihatan kalian masih kaku," bisik Mama Nindy.

"Gak tuh," jawab Rayna.

"Yakin? Mama gak yakin? kamu harus segera kasih haknya Alvin, kamu gak mau kan dia ngelirik perempuan lain. Laki-laki kalau udah nikah itu harusnya setelah nikah langsung dikasih haknya," bisik Mama Nindy.

"Apa sih, Ma. Udah ah Rayna gak mau bahas itu dulu, Rayna belum siap punya anak," ucap Rayna.

"Suruh Alvin pakai pelindung biar kamu gak langsung punya anak," ucap Mama Nindy.

"Ma, udah ya. Rayna tau apa yang terbaik buat hubungan Rayna sama Mas Alvin," ucap Rayna.

Alvin pun saat ini berada di kamar Rayna dan ini adalah pertama kalinya ia masuk ke dalam kamar tersebut meksipun ia sudah menikah dengan Rayna. "Maaf ya Mas, kamarnya gak seluas kamar Mas," ucap Rayna.

"Gapapa," jawab Alvin.

"Berarti kita pulangnya besok ya?" tanya Rayna.

"Iya, hari ini kita nginep disini aja. Kamu kan udah lama gak kesini," ucap Alvin dan diangguki Rayna.

"Iya sih, aku udah lama banget gak kesini kayaknya terakhir pas paginya kita nikah jadi kurang lebih udah 2 minggu ya. Gak nyangka ya Mas kita nikah udah 2 minggu lebih," ucap Rayna.

"Kalau kamu capek kamu tidur aja, aku mau urus kerjaan dulu," ucap Alvin yang duduk di ranjang Rayna dan hendak berdiri.

Namun, langkah Alvin yang hendak pergi ke balkon kamar Rayna terhenti karena Rayna yang tiba-tiba naik di pangkuannya dan melingkarkan kakinya pada pinggang Alvin.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Alvin.

.

.

Bersambung..........