" Dikaa !" Neta kesal lalu ia melemparkan buku tulisnya ke arah pria itu.
Dika hanya tertawa terbahak setelah ia mengjaili Neta.
Dika yang bernama lengkap Mahardika Bimantara, siswa kelas 3 Sekolah Menengah Atas pada saat itu, ia dikenal sebagai siswa yang berprestasi namun sikapnya yang selengean dan cuek membuat ia terkadang selalu ditegur oleh beberapa guru di sekolahnya.
Ia memiliki satu teman wanita yang tidak pernah akur dengannya, yang bernama Ganeta Nayanika. Entah mengapa walaupun hampir semua guru tahu jika Dika dan Neta tidak pernah akur namun dari kelas 1 hingga kelas 3 ini mereka selalu ditempatkan di kelas yang sama.
Selain tidak akur Dika dan Neta pun bersaing secara akademis, mereka berdua tidak pernah ingin kalah satu sama lain, sampai akhirnya nya mereka berdua lulus dari sekolah menengah atas.
Selepas mereka lulus dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, Dika dan Neta belum dipertemukan kembali sampai akhirnya, keadaan yang mempertemukan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9
Neta kembali ke ruangan HRD, ia langsung menuju ke ruangan Bu Angel untuk menyerahkan map kontrak kerjanya yang sudah ditandatangani oleh presdir, lalu ia kembali lagi ke meja nya.
Ia melihat ketiga rekan nya sedang fokus pada komputer masing-masing.
Sebelumnya Dika menghubungi Sofia, agar tidak banyak bertanya kepada Neta, karena Dika yakin dipastikan teman-teman satu ruangan Neta akan menanyakan kejadian tadi, begitupun sebaliknya jika Neta bertanya tentang Dika, jangan terlalu dihiraukan.
Dan Dika pun berpesan agar Neta jangan tahu dulu jika dirinya adalah anak dari Pak Arman, Sofia mengiyakan lalu ia beritahu Indri dan Ramon. Mereka berdua mengerti dan keadaan kembali seperti biasa, seperti tidak terjadi apa-apa.
" Selesai Non ? " tanya Indri.
" Alhamdulillah.. " Neta terlihat sangat berbinar walaupun sebetulnya hati nya sedikit tidak karuan karena Dika tadi.
" Syukurlah.. oya selamat ya.. " Indri mengucapkan selamat ke Neta
" Selamat ? Untuk ? " Neta heran.
" Selamat karena kamu sudah menjadi karyawan tetap disini " susul Sofia.
" Selamat juga ya Net " Ramon ke Neta.
" Makasih banyak ya.. Kak Indri, Mbak Sofi, Ramon.. makasih banget.. " Neta memeluk ketiga rekan kerjanya.
" Kayanya siang ini bakal makan gratis nih.. " Ramon ke Neta.
" Hmm.. makan gratis ? Oke.. nanti makan siang, aku bandar, tenang aja " Neta mengacungkan telunjuk dan ibu jari nya membentuk huruf O.
" Beneran nih ? Padahal aku cuma bercanda loh " Ramon ke Neta.
" Yee…. bercanda apa ngarep ? " balas Indri.
Yang disusul oleh tawa Neta dan Indri.
Mereka kembali dengan pekerjaannya masing-masing, tidak ada satu pun yang menanyakan hal tadi ke Neta walaupun sebetulnya banyak sekali pertanyaan pada diri rekan-rekan kerja Neta.
***
Dilain tempat Dika sedang berada di ruangan Ayah nya, ia sedang di introgasi oleh Ayah nya sendiri. Sejak Dika berbicara dengan Neta di luar ruangan Ayah nya tadi, Ayah nya ternyata memperhatikan dari dalam ruangannya.
Pak Arman merasa sepertinya ada yang lain antara Neta dan anaknya, karena selama ia tahu Dika tidak pernah sebegitu dekat dengan karyawan di perusahaan nya.
Pak Arman berniat untuk menanyakan semua yang ia lihat di depan matanya kepada Dika, siapakah Neta ? apakah ia wanita spesial bagi putranya.
" Apa hubungan kamu dengan karyawan baru Ayah ? " tanya Pak Arman.
" Neta maksud Ayah ? "
" Hmm " Pak Arman mengangguk.
Dika cukup lama terdiam, ia harus menjelaskan kepada Ayah nya dari mana.
" Dik ? " tanya Ayah membuyarkan lamunan Dika.
" Iya yah " Dika tersadar dari lamunannya.
" Ayah melihat kamu begitu akrab dengan Neta, siapa dia ? " tanya Pak Arman kembali.
" Mmh.. Dia.. " Dika tidak melanjutkan lagi ucapannya.
" Apa kamu menjalin hubungan dengan karyawan Ayah ? "
" Dia teman Dika Yah, teman semasa SMA dulu "
" Ohh.. jadi kalian reuni ceritanya.. hmmm ya..ya.. " Pak Arman manggut-manggut.
" Oh ya .. Yah tolong Neta jangan tahu dulu jika Dika, anak dari pemilik perusahaan ini " Dika kepada Ayah.
" Mengapa ? Ada yang salah ? " tanya Pak Arman.
" Tidak sih Yah, hanya saja, jika Neta tahu, Dika khawatir Neta akan canggung jika bertemu dengan Dika " Dika menjelaskan.
" Oke.. " Pa Arman manggut-manggut.
" Hmmm.. kalau begitu Dika pamit pulang dulu ya yah "
" Oke.. hati-hati di jalan ya " Pak Arman menyodorkan tangannya.
Dika meraih tangan Ayahnya lalu mencium tangan, berlalu meninggalkan ruangan Ayahnya.
***
Selepas kepergian Dika, Pak Arman tetap tidak percaya sepenuhnya pada ucapan Dika, ia akan menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi.
" Sepertinya ada sesuatu antara Dika dan Neta " batin Pak Arman.
" Saya melihat ada tatapan yang berbeda dari Dika kepada Neta.. hmmm.. " Pak Arman tersenyum kecil.
Pak Arman menghubungi Tio melalui interkom, tidak lama Tio menghampiri Pak Arman di ruangannya.
" Ada yang bisa saya bantu Pak ? " tanya Tio.
" ya, begini Tio, tolong kamu selidiki karyawan yang bernama Ganeta Nayanika, asal usul dan riwayat pendidikan nya "
" Oh baik Pak "
" Secepatnya ya.. saya tunggu "
" Baik Pak "
Pak Arman meminta Tio untuk menyelidiki asal usul Neta. Apa yang sebenarnya yang diinginkan oleh Pak Arman ?? Ia mempunyai rencana apa selanjutnya ??
Tunggu kelanjutannya besok yaa … 😉😉
aneh juga kenapa Neta mau nangis 👻👻👻