NovelToon NovelToon
Cinta Datang Setelah Pergi

Cinta Datang Setelah Pergi

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:13.5k
Nilai: 5
Nama Author: jannah sakinah

Di balik tirai kemewahan dan kekuasaan, Aruna menyembunyikan luka yang tak terobati, sebuah penderitaan yang membungkam jiwa. Pernikahannya dengan Revan, CEO muda dan kaya, menjadi penjara bagi hatinya, tempat di mana cinta dan harapan perlahan mati. Revan, yang masih terikat pada cinta lama, membiarkannya tenggelam dalam kesepian dan penderitaan, tanpa pernah menyadari bahwa istrinya sedang jatuh ke jurang keputusasaan. Apakah Aruna akan menemukan jalan keluar dari neraka yang ia jalani, ataukah ia akan terus terperangkap dalam cinta yang beracun?

Cerita ini 100% Murni fiksi. Jika ada yang tak suka dengan gaya bahasa, sifat tokoh dan alur ceritanya, silahkan di skip.

🌸Terimakasih:)🌸

IG: Jannah Sakinah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jannah sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Namun, masih ada perasaan kosong yang sulit ia jelaskan. Ketakutan tentang masa depan, tentang menjadi ibu, tentang peran-peran baru yang akan datang, semuanya terus menghantuinya.

Meskipun Revan selalu berusaha memberikan dukungan, Aruna merasa takut untuk berbagi terlalu banyak tentang rasa cemas yang ada dalam dirinya.

Revan, yang menyadari ada sesuatu yang berbeda pada Aruna, menatapnya dengan penuh perhatian.

“Sayang,” ujarnya, suaranya lembut.

“Kamu terlihat jauh akhir-akhir ini. Apa yang sedang kamu pikirkan?”

Aruna menatapnya, ragu sejenak, sebelum akhirnya menghela napas panjang. “Aku… aku merasa cemas, Revan. Tentang kita, tentang masa depan, tentang segala sesuatu yang akan datang. Kadang, aku merasa takut aku tidak cukup baik untuk menjalani peran yang sudah ditentukan untukku.”

Revan tidak segera menjawab. Ia hanya memandang Aruna dengan penuh perhatian, mencoba mengerti apa yang sedang dirasakannya. Setelah beberapa saat, ia akhirnya meraih tangan Aruna, menggenggamnya dengan lembut.

“Aruna, kita tidak bisa tahu segalanya sebelumnya. Tapi satu hal yang pasti, aku akan selalu ada untukmu. Kita akan melalui ini bersama. Tidak ada yang perlu kamu takutkan, karena aku ada di sini, dan kita akan melewati semua hal itu, bersama-sama.”

Mendengar kata-kata itu, Aruna merasa sedikit lega. Ia tahu bahwa Revan tidak akan pernah meninggalkannya, tetapi ketakutannya tetap ada, seperti bayangan yang terus mengikuti.

“Aku ingin menjadi ibu yang baik, Revan. Aku takut aku akan gagal. Aku takut aku tidak akan cukup baik.”

Revan mengerutkan kening dan memandang Aruna dengan serius. “Kamu sudah cukup baik, Aruna. Tidak ada yang bisa mengubah kenyataan itu. Tidak ada yang sempurna, tapi cinta kita sudah lebih dari cukup untuk membangun sesuatu yang indah. Kita akan belajar bersama, kita akan menghadapinya bersama. Tidak ada yang perlu kamu takutkan.”

Aruna terdiam, mencoba mencerna setiap kata-kata Revan. “Aku ingin percaya itu, Revan. Tapi kadang aku merasa tidak siap. Aku merasa seolah-olah aku sedang membawa beban yang terlalu besar, dan aku tidak tahu bagaimana menghadapinya.”

Revan menarik Aruna lebih dekat, meletakkan tangannya di bahunya. “Kita sudah melalui banyak hal bersama, Aruna. Cinta kita sudah diuji berkali-kali, dan kita selalu berhasil bertahan. Kamu tidak akan pernah menghadapi semuanya sendirian. Aku di sini, kita akan berjalan bersama.”

Aruna mengangguk pelan, merasakan kehangatan dari pelukan Revan. Ada sesuatu yang menguatkan dirinya dalam setiap kata-kata suaminya. Ia tahu bahwa tidak ada jalan yang mudah, tetapi ia juga tahu bahwa dengan Revan, ia akan bisa melewati semua itu.

Setelah percakapan itu, kehidupan mereka kembali berjalan seperti biasa. Namun, Aruna masih merasa ada sesuatu yang hilang, sesuatu yang belum sepenuhnya ia pahami.

Meskipun Revan selalu ada untuknya, ia merasa kesulitan untuk melepaskan ketakutannya. Ia terus berusaha untuk merasa lebih siap, tetapi kadang perasaan itu datang kembali, mengguncangnya.

Suatu hari, ketika Aruna sedang berjalan sendirian di taman belakang rumah, ia merasakan angin sepoi-sepoi yang menenangkan. Ia duduk di bangku taman dan menatap langit yang cerah. Hatinya terasa sedikit lebih tenang, meskipun bayangan kecemasan masih ada di pikiran.

Tiba-tiba, ia mendengar langkah kaki mendekat. Revan muncul dari belakang, dengan wajah yang penuh perhatian. Ia duduk di samping Aruna dan meraih tangannya.

“Apa yang kamu pikirkan, sayang?”

Aruna tersenyum kecil, meskipun ia merasa sedikit canggung. “Aku hanya berpikir tentang semuanya. Tentang bagaimana kita bisa jadi lebih baik, lebih siap. Tentang anak-anak kita nanti.”

Revan mengangguk pelan, kemudian memeluk Aruna dengan lembut. “Aku tahu kamu khawatir, Aruna. Tetapi ingat, kita tidak perlu sempurna. Kita hanya perlu saling mencintai dan mendukung. Kita akan belajar bersama, dan tidak ada yang perlu kamu takuti. Kita akan membuat ini berhasil, sama seperti yang kita lakukan dengan semua hal lainnya.”

Aruna merasakan ketenangan dalam pelukan Revan. Ia tahu bahwa ia tidak sendirian dalam perjalanan ini. Meskipun ketakutan masih ada, ia mulai memahami bahwa tidak ada yang sempurna, dan itulah yang membuat hidup mereka begitu indah.

Beberapa minggu setelah percakapan itu, kehidupan mereka kembali stabil. Aruna merasa lebih siap untuk menghadapi peran barunya, meskipun kadang masih ada rasa cemas yang datang silih berganti. Namun, ia tahu bahwa bersama Revan, ia bisa melewati apapun. Mereka belajar bersama, tumbuh bersama, dan menghadapinya bersama.

Suatu malam, saat mereka sedang duduk bersama di ruang keluarga, Revan menatap Aruna dengan senyum penuh kasih.

“Aku tahu kamu masih merasa cemas, sayang, tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku bangga padamu. Kamu sudah jauh lebih kuat dari yang kamu kira.”

Aruna menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca. “Aku masih merasa takut, Revan. Aku tidak tahu apakah aku bisa melakukannya dengan baik.”

Revan mengusap lembut pipinya. “Kamu sudah melakukan yang terbaik. Dan itu sudah lebih dari cukup. Aku akan selalu di sini untukmu, tidak peduli apa yang terjadi.”

Aruna menunduk, mencoba menahan air mata yang mulai mengalir. Revan merangkulnya erat, memberikan kehangatan yang sangat ia butuhkan.

“Aku cinta kamu, Aruna. Kita akan melalui semuanya bersama, selangkah demi selangkah.”

Dengan kata-kata itu, Aruna merasa ada kedamaian yang mulai tumbuh dalam dirinya.

Ketakutannya tidak akan hilang dalam semalam, tetapi dengan cinta Revan yang tak pernah goyah, ia tahu bahwa mereka akan mampu melewati setiap tantangan yang datang.

Cinta mereka adalah kekuatan yang membuat mereka lebih kuat, dan itu sudah cukup untuk menjalani masa depan yang penuh ketidakpastian.

Minggu-minggu berlalu, dan Aruna semakin dekat dengan hari kelahirannya.

Setiap hari, ia dan Revan semakin banyak menghabiskan waktu bersama, berkomunikasi lebih dalam, dan saling mendukung satu sama lain.

Revan, meskipun sibuk dengan pekerjaannya sebagai CEO, selalu menyempatkan diri untuk menemani Aruna ke dokter, membantu menyiapkan rumah untuk kedatangan bayi mereka, dan memberikan perhatian ekstra pada Aruna yang mulai merasakan beban fisik dan emosional.

Satu malam, setelah makan malam bersama, Aruna duduk di sofa, merasakan perutnya yang semakin membesar. Ia menatap ke luar jendela, memandangi cahaya bintang yang berkelip di langit malam.

Perasaannya campur aduk. Ia merasa sangat beruntung memiliki Revan di sisinya, namun di saat yang sama, ada rasa takut yang selalu muncul tentang bagaimana ia akan menghadapi tantangan sebagai seorang ibu.

Revan duduk di sebelahnya, meraih tangan Aruna dengan lembut. "Kamu tampak lelah, sayang. Apakah kamu baik-baik saja?"

Aruna menoleh padanya, dan ada keheningan dalam tatapannya. "Aku hanya... merasa takut, Revan. Takut tentang semuanya. Aku tidak tahu apakah aku bisa melakukannya."

Revan mengusap pipi Aruna dengan lembut. "Kita akan melakukannya bersama. Tidak ada yang perlu kamu takutkan, Aruna. Kita sudah melewati banyak hal bersama, dan kita akan melewati ini juga. Ingat, kamu tidak sendirian."

Mata Aruna berkaca-kaca, dan ia merasa seperti ada beban yang sedikit terangkat dari hatinya.

1
Luna
Lanjut
Jannah Sakinah: Terima kasih atas dukungannya🌸
total 1 replies
Susila
Semangat Thor
Jannah Sakinah: Terima kasih atas dukungannya🌸
total 1 replies
Risky Kece
Ceritanya semakin lama semakin seru
Jannah Sakinah: Terima kasih atas dukungannya🌸
total 1 replies
Risky Kece
Makin seru
Seila
Rate 5 dan Vote, semangat updatenya kak🤩
Jannah Sakinah: Terima kasih atas dukungannya🌸
total 1 replies
Khadijah Aisyah
Suka...
Jannah Sakinah: Terima kasih atas dukungannya🌸
total 1 replies
Khadijah Aisyah
Lanjut kak☺️
Queen pyri
Menarik
Jannah Sakinah: Terima kasih atas dukungannya🌸
total 1 replies
Desi
Bagus banget karakter Aruna dan Revan. Keduanya sangat dewasa, bahkan di real life juga banyak yang menjalani ujian seperti mereka. Banyak juga istri yang memaafkan suaminya walaupun sering kali disakiti. Bagus Thor ceritanya, hanya saja banyak kalimat yang mirip. Semangat Thor.
Jannah Sakinah: Terima kasih atas dukungannya🌸
total 1 replies
Desi Lia
Good👍
Jannah Sakinah: Terima kasih atas dukungannya🌸
total 1 replies
Masya
Suka sama ceritanya
Jannah Sakinah: Terima kasih atas dukungannya🌸
total 1 replies
Masya
Lanjut Thor
Renata
Author pandai sekali mengobrak abrik hati pembaca. Gereget thor ceritanya, lanjut ya🫵😭
Jannah Sakinah: Terima kasih atas dukungannya🌸
total 1 replies
Ario
Suka sama kisah Aruna dan Revan. Karakter ini saling melengkapi kekurangan satu sama lain dan mampu memaafkan. Bahkan mereka berani move on dari masa lalu yang menyakitkan. Top deh pokoknya.
Jannah Sakinah: Terima kasih atas dukungannya🌺
total 1 replies
Yusri Dausri
Bagus ceritanya😍
Jannah Sakinah: Terima kasih atas dukungannya🌸
total 1 replies
Tobi Ram
Sangat bagus ceritanya. Awalnya gak paham sama alurnya tapi pas di baca pelan2 jadi paham. Semangat thor, up sampai tamat ya🥰
Jannah Sakinah: Terima kasih atas dukungannya🌸
total 1 replies
Queen of novel
Novel ini cukup bagus jika ditulis karena sebatas hobby Authornya. Gak ada yang benar-benar sempurna, Author sudah sangat keren bisa membuat cerita ini di tengah kesibukannya di real life. Lanjut thor jangan Hiatus ya hanya karena pembacanya sedikit. I'm always support you💓🌹
Jannah Sakinah: Terima kasih atas dukungannya🌸
total 1 replies
enungdedy
bukankah di bab sbelumnya aruna sudah brtemu dg revan dan aruna memutuskan tdk bisa kembali meski revan blg mencintainya...
entah ceritany atau kalimat nya itu spt di ulang2 lagi....author spt lupa alurnya
enungdedy
terlalu bnyak kalimat2 kiasan dan kalimat nya spt trus di ulang2
utk alurnya sudah oke...
enungdedy
maaf cerita sbnernya bagus tpi kurang dialog percakapan....
yg ada hanya cerita dri penulis nya saja....jdi yg baca kyak kurang bisa msuk ke dalam ceritanya 🙏
Jannah Sakinah: Terima kasih atas sarannya. silahkan lanjut baca karena in syaa Allah bab selanjutnya dialog semakin banyak🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!