Persahabatan dua generasi.
Antara seorang pemuda dengan seorang kakek tua pensiunan pegawai negeri.
Lucunya, sang kakek tidak mengetahui bahwa sahabatnya sebenarnya seorang CEO dari perusahaan terkenal.
Persahabatan yang telah terjalin beberapa tahu itu sangat terjalin erat hingga akhirnya, di penghujung akhir hayatnya, sang kakek meminta sahabatnya untuk menikahi cucu satu satunya.
Akankah sang CEO akan menuruti permintaan sahabatnya untuk menikahi cucunya yang ternyata adalah sekretaris yang bekerja dengannya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istri Rahasiaku..
Fenny bersyukur karena Angela merawatnya dengan sangat baik.
"Kenapa ibu tiba tiba bisa terkena serangan jantung..?" Tanya Angel melihat calon ibur mertuanya dengan tatapan penuh kekhawatiran.
"Mungkin karena ibu memang sudah tua sayang.."
"Apa gara gara ibu kecapaian karena kita pergi ke Singapura kemarin..?"
Fenny cepat menggelengkan kepalanya.
"Bukan sayang.."
"Kalau benar itu penyebabnya, aku akan sangat merasa bersalah.." Angel memelas.
"Bukan..bukan itu.." Fenny memegang tangan Angel.
"Oh iya..mama dan papa sebentar lagi akan kesini, mereka dalam perjalanan.."
"Seharusnya kamu tidak memberitahu mereka, ibu tahu mereka orang yang sibuk.."
Kedua orang tua Angel adalah seorang pengusaha terkenal, ibunya seorang CEO dari sebuah perusahaan brand kecantikan terkenal, sedangkan ayahnya juga merupakan CEO dari berbagai perusahaan yang merupakan salah satu dari partner bisnis Devan.
Angel adalah putri satu-satunya, sudah pasti tumbuh dengan limpahan kasih sayang dan harta dari kedua orang tuanya, tidak heran jika sekarang Angel tumbuh menjadi anak yang sangat manja dan hedonisme ( Hedonisme : Pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup ).
Tak lama kedua orang tua Angel datang dengan ditemani oleh Devan karena mereka bertemu diluar.
Ibu Angel, Desi menghampiri Fenny dengan raut wajahnya yang terlihat sangat cemas.
"Kok bisa..?" Tanyanya dengan heran.
Fenny tersenyum.
"Apa kamu tidak pernah melakukan medical checkup..?
"Setelah ini, kamu harus lebih menjaga kesehatanmu, Devan jaga ibumu baik baik..jangan membuatnya stres atau membiarkannya terlalu capek.." Desi melihat Devan.
Devan mengangguk.
Dia melihat ibunya dengan penuh rasa bersalah.
Mereka berbincang sejenak, banyak yang mereka perbincangkan termasuk rencana pernikahan putra putri mereka.
"Mengenai masalah itu, dokter memintaku untuk beristirahat total selama dua bulan ini, bagaimana kalau rencana pernikahan putra putri kita diundur saja.."
Devan tersentak kaget mendengar perkataannya ibunya.
Desi melihat suaminya dan Angel.
"Tentu saja kamu harus sehat dulu agar bisa menikahkan anak anak kita..baiklah, kita undur saja pernikahan mereka.." Jawab ayah Angel, Gunawan.
"Iya..ibu harus sehat dulu, aku tidak masalah.." Jawab Angel.
"Syukurlah..kalian sangat mengerti.." Ucap Fenny senang.
Tak lama mereka berpamitan, Angel mengantar kedua orangtuanya sampai lobby rumah sakit.
Kini hanyalah tinggal Devan dan ibunya.
"Jangan cepat mengambil keputusan untuk membatalkan rencana pernikahanmu.."
"Ibu membantumu dengan meminta rencana pernikahan kalian diundur dengan alasan penyakit ibu.." Ucap Fenny datar tanpa melihat putranya.
"Sehingga kamu mempunyai waktu untuk berpikir jernih.."
"Wanita mana yang pantas kamu nikahi.."
"Wanita penggoda itu atau Angel, wanita yang jelas jelas mencintaimu dengan tulus.."
"Dia bukan wanita penggoda ibu.." Devan melihat ibunya.
"Kamu sekarang sedang dibutakan olehnya, ibu harap kamu segera sadar.."
"Ibu yakin kamu akan segera kembali kepada Angel.."
"Seperti ayahmu dulu, akhirnya dia juga kembali lagi kepada ibu.." Fenny terlihat menahan tangis.
Devan kaget.
Ayahnya?
***
Asha menaiki tangga perlahan dengan lesu, hari ini dia cukup lelah, bukan karena banyaknya pekerjaan akan tetapi lelah menjawab semua pertanyaan semua teman temannya di kantor mengenai berita pertunangannya yang menjadi viral.
Asha sama sekali tidak menyangka kabar ini akan menjadi begitu heboh, padahal dia hanya karyawan baru disana. Seharusnya berita ini berita yang biasa saja menurutnya
Tak terasa Asha telah sampai di lantai paling atas, dia begitu terkejut melihat seseorang yang sudah berdiri menyambutnya disana.
"Pak Devan.."
Devan menghampiri Asha perlahan.
"Kenapa pulang terlambat, apa Nando memberimu banyak pekerjaan..?" Devan melihat Asha lekat.
Asha menggelengkan kepalanya cepat.
"Tadi mbak Diah, Della dan Riri mengajakku untuk ke mall sebentar, membeli peralatan bayi.."
"Kenapa tidak memberitahuku..?"
Asha menundukkan kepalanya.
"Aku lupa.." Jawab Asha pelan.
Devan tersenyum.
"Tolong kabari aku kemana saja kamu pergi, sehingga aku tidak mencemaskanmu.."
Asha mengangguk. Tapi kemudian dia teringat sesuatu.
Asha berjalan mendekati pagar, melihat kebawah, merasa heran karena tadi sewaktu turun dari taksi, dia tidak melihat mobil Devan dibawah.
Rupanya dia yang turun dengan tidak melihat sekeliling, sampai sampai dia tidak melihat mobil Devan yang jelas jelas terparkir dibawah sana.
Devan menghampiri Asha.
"Kamu lihat apa.."
Asha kaget.
"Tidak.." Jawabnya cepat.
Keduanya berdiri bersampingan dengan tangan memegang pagar.
Devan lagi lagi menikmati pemandangan kota di malam hari dari atas sini.
"Pantas saja kamu betah tinggal disini, pemandangan disini sangat indah di malam hari.."
Asha tersenyum.
"Bagaimana kabar ibu anda..?" Asha memberanikan diri bertanya.
Devan langsung melihat wajah Asha disampingnya.
"Kenapa masih memanggilku 'Anda' ? formal sekali, kita diluar kantor sekarang, dan aku suamimu.."
Asha menutup mulutnya.
"Maaf..lupa.." Asha menundukkan kepalanya.
Devan tersenyum, melihat Asha yang salah tingkah itu menurutnya menggemaskan.
"Terus harus panggil apa..?" Tanya Asha dengan polos.
Devan lagi lagi tersenyum.
"Seorang istri biasanya akan memanggil suaminya apa..?"
Asha langsung terlihat malu malu
"Aku tidak tahu.." jawabnya pelan.
Devan tersenyum.
"Kamu bisa memanggilku 'sayang'.." Ucap Devan sambil kembali melihat Asha.
Asha terperanjat kaget.
"Bagaimana.. sayang..?" Ucap Devan lagi dengan lembut.
Membuat Asha merinding.
Devan kembali tersenyum.
"Bagaimana keadaan ibumu sekarang.." Tanya Asha ragu ragu.
Devan tersenyum senang mendengarnya.
"Itu lebih enak didengar.."
"Hanya kurang 'Sayang' nya.."
Wajah Asha merona karena malu.
"Ibuku baik baik saja.. keadaannya sudah stabil.."
"Syukurlah.." Jawab Asha pelan.
"Kenapa beliau sampai terkena serangan jantung..?" Tanya Asha melihat Devan.
Devan kaget, dia tidak segera menjawab karena tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya.
"Mungkin karena faktor usia.."
"Bukan karena...." Asha tidak berani melanjutkan kata-katanya.
"Bukan..aku tahu yang ada di pikiran kamu.." Devan berbohong.
Asha terlihat lega.
Devan memegang tangan Asha.
"Asha..ada yang ingin aku katakan.."
"Mengingat kondisi ibuku, aku tidak bisa mengatakan kepadanya mengenai rencanaku yang ingin membatalkan pernikahanku dengan Angel.."
"Juga mengatakan tentang dirimu kepadanya..dan pernikahan kita.."
"Aku ingin kamu bersabar sebentar.."
Asha mengangguk.
"Tidak apa apa..aku mengerti.."
"Aku sangat mengerti dengan keadaan dan posisi kamu..aku tidak akan menuntut banyak.."
Devan semakin erat memegang tangan Asha.
"Asal kamu tahu, ini sangat berat buatku..aku sangat ingin memberitahu dunia pernikahan kita.."
"Aku tidak ingin menjadikan kamu istri rahasiaku.."
pikir tdi bnran jetua gangster ...