Mungkin semua orang mengatakan aku lah wanita yang paling beruntung di dunia ini,dimana aku yang hannya lulusan sekolah menengah dinikahi seorang pegawai negri yang memiliki pangkat tinggi.Aku bahkan rela meninggalkan agama dan orang tuaku yang tidak merestui hubungan kami demi suamiku.
Tapi siapa yang menyangka pernikahan ini telah membuatku menyesal seumur hidup bahkan aku sudah menggadaikan agama ku demi suami yang hannya menganggap ku babu.
Mungkin ini karma yang harus ku jalani,yang menentang orang tuaku demi pria yang memiliki pangkat tinggi.
ikuti kisah rumah tanggaku,akankah aku bertahan dengan suami yang ringan tangan ditambah mertua yang sangat kejam? Akan kah orang tua ku menerima aku kembali setelan aku murtad dari agamaku demi pilihan ku?
jangan lupa dukungannya kak
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agustina Pandiangan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 ~ Nafkah batin ~
Leo menarik napas berat lalu melepasnya secara perlahan entah apa yang ada di pikirannya dia menghampiri ibunya yang sedari tadi menatapnya dengan sorot mata yang sangat tajam.
"Bu...Aku minta kepada mu tolong jangan urusi urusan ku,aku memang anak mu tapi aku juga punya kehidupan sendiri jangan semua hal harus ibu urusi." Jawab Leo dengan tegas.
"Tidak bisa,ibu harus tau apa pun yang kamu lakukan dan satu lagi apa kamu masih berhubungan dengan Kenan aku tidak mau kamu berhubungan dengannya lagi Meri adalah istrimu dan dialah nyonya di rumah ini jangan sampai ibu dengar kamu masih ada hubungan dengannya karena aku tidak mau punya menantu yang tidak jelas seperti itu." Ucap Maya lalu pergi dari rumah Leo dan kembali ke rumahnya.
Meri terdiam saat itu,diam-diam dia menatap Leo dengan sudut matanya terlihat jelas kemarahan di wajah pria itu.
Meri semakin mencintai Leo saat dia tau tidak lama lagi Leo wisuda magister itu artinya pria itu akan memiliki jabatan yang semakin hebat dan dia sebagai seorang dokter tidak akan malu memiliki suami seorang atasan.
Saat mereka sedang berduaan di ruang tamu tiba-tiba seorang wanita datang menghampiri mereka Leo cukup kaget melihat kedatangan wanita itu.
" Pak apa anda ingin kopi atau makanan?" Tanya wanita itu dengan wajah sedikit ketakutan.
"Kamu siapa dan apa yang kamu lakukan di rumah ini." Cicitnya dengan wajah penuh amarah yang di tahan.
"Mas apa kamu lupa aku sudah membayar pembantu untuk membantu kita di rumah,kita kan sama-sama orang sibuk sudah jelas kita membutuhkan pembantu.Bibi buatkan kopi sama bapak."Leo mendengus dengan kesal bagaimana bisa dia melakukan semuanya tanpa meminta persetujuan darinya.
" Lakukan sesuka hatimu."Ucap leo lalu dia beranjak dari tempat duduknya dan pergi ke kamarnya.Meri tidak terima terus di acuhkan oleh Leo akhirnya dia mengikuti leo dari belakang.
"Mas apa mau kamu sekarang aku sudah tidak tahan kamu acuhkan setiap saat baiklah kalau kamu ingin melihat ibumu mati aku akan pergi dari rumah ini agar kamu bisa membawa istri mu kembali ke rumah ini ingat ya...Aku ini seorang dokter banyak pria di luar sana yang mau samaku aku akan pergi." Ancamnya membuat Leo kaget.Dia takut saat Meri berbicara seperti itu tiba-tiba saja dia teringat kata-kata dokter untuk tidak membuat ibunya berpikiran banyak.
Leo ingin menghentikan Meri yang sudah masuk ke dalam kamarnya dan mulai mengemasi barangnya dia gengsi untuk menahannya tapi dia juga takut kalau sampai Meri menemui ibunya dan mengatakan yang tidak-tidak.
"Aku minta maaf aku sedang banyak pikiran,aku sedang ada masalah di kantor."Ucapnya berbohong Meri sedikit kaget mendengar ucapan Leo ternyata ancamannya cukup membuat harga dirinya naik saat itu.
Meri menghentikan aktifitasnya menyusun pakaian lalu dia mendekati Leo dan memeluk tubuh atletis pria itu.
"Leo aku sangat mencintaimu jangan pernah acuh kepadaku kita ini pasangan yang sangat cocok."Ujarnya mulai menggoda Leo dengan menyentuh area sensitif milik leo.
Leo sadar kalau Meri wanita yang memiliki hasrat tinggi tanpa menunggu lama dia menarik tangan Meri dan membawanya ke atas sopa yang ada di kamar mereka setelah itu dia mulai membuka pakaian Meri secara perlahan dan membuangnya di lantai.
Leo masih sempat melihat wajah Meri yang sudah tidak tahan dengan hasratnya dia sengaja mempermainkan Meri agar dia memintanya lebih dahulu.Jujur saja sedikit pun dia tidak selera untuk main dengan wanita itu saat itu yang ada di pikirannya dia hannya menganggap Meri wanita ****** yang meminta bayaran kepadanya.
"Ayo dong mas aku sudah tidak tahan." Ucap Meri tanpa rasa malu tentu saja Leo langsung menindihnya dan memulai permainannya.Leo melakukanya dengan sangat baik hingga akhirnya dia tau Meri sudah mencapai puncaknya dia lansung menghentikan permainan lalu turun dari tubuh Meri.
"Sayang terima kasih sudah memberikan aku kepuasan malam ini,kamu memang pria hebat." Ucapnya lalu dia mengecup kening Leo dan pergi ke kamar mandi.
Untung saja saat itu Leo bisa mengontrol dirinya hingga dia tidak tergoda sedikit pun malam ini dia bisa melewati malam bersama Meri tanpa menikmatinya.
Keesokan paginya mereka berdua berkumpul di meja makan Leo masih tetap seperti biasa acuh dan Meri menganggapnya itu hal biasa dia cukup senang pagi ini karena tadi malam Leo memberinya nafkah batin.
"Aku pergi." Ucapnya setelah dia makan roti dan kopi yang sudah di sediakan oleh pembantu.Saat Leo sudah masuk ke dalam mobilnya Meri juga masuk ke dalam mobilnya sekarang dia sudah punya mobil sendiri karena dia sudah membelinya beberapa hari yang lalu dan itu juga yang membuat Maya semakin bangga punya menantu hebat seperti Meri.
Meri diam-diam mengikuti mobil Leo dari belakang dia ingin tau dimana Leo menyembunyikan istrinya dia tidak mau menjadi istri kedua dia harus bisa memiliki Leo seutuhnya.
Sementara itu maya memasuki rumah menantunya saat dia sudah melihat Meri dan Leo keluar dari rumahnya.
"Bibi apa kamu sudah memasak aku lapar sekali?" Ucap Maya berlagak seperti nyonya besar.Wanita paruh baya itu sedikit kurang nyaman dengan sikap Maya yang selalu masuk ke rumah majikannya dan mengaturnya sesuka hatinya.
"Aku belum masak Bu...Aku masih banyak kerjaan."
"Cepat lah masak ya aku keluar dulu sebentar." Ucapnya lalu pergi ke warung rohani yang tidak jauh dari rumahnya.
Maya menemui ibu-ibu yang sedang mengobrol di warung rohani sebenarnya sudah banyak tetangga yang tidak suka dengan Maya apalagi saat mereka tau Maya memaksa Leo menceraikan Kenan dan menikahkan Leo dengan Meri.
"Lagi ngapain ibu-ibu wah....Berlian banyak sekali punya siapa?" Tanya Maya matanya langsung silau melihat keindahan berlian itu.
"Punya kami lah Bu punya siapa lagi kami sedang ada arisan berlian setiap minggunya kan sesekali kita pengen cantik juga ya kalau ada hajatan di komplek ini.Bu Maya tidak ikut arisan sama kami tenang cuma dua juta seminggu."
"Apa dua juta mahal sekali." Maya kaget mendengar ucapan Ida sebagai ketua arisan.
"Lah bukan kah ibu sudah punya menanti seorang dokter minta saja sama dia uangnya memangnya ibu mau ketinggalan dari kami di komplek ini semua ibu-ibu yang mampu ikut bersama kami." Ucap Ida.
" Mana mampu dia Bu Ida....Gayanya saja yang selangit uangnya tidak ada itu."Sindir rohani dia sengaja memancing keributan dengan Maya.
🌺🌺🌺Bersambung 🌺🌺🌺