🥉 Juara 3 YAAWS 8
Eklusif hanya di Noveltoon dan pemilik akun Less22, jika ada di tempat lain tau pemilik akun berbeda berarti plagiat! LAPORKAN!
Seorang pria bernama Chasyn, ia hanya anak orang miskin, tinggal bersama ayahnya yang hanya seorang petani di ladang orang, 2 bulan kemudian ayahnya meninggal karena sakit jantung, sedangkan ia tak punya uang untuk berobat dan hanya melihat sang ayah meninggal di pangkuannya.
Hari ini ia bersekolah seperti biasa di sekolah SMAN 4, ia di buli habis-habisan oleh teman sekelasnya, hari itu di malah di suruh terjun dari lantai 4 dan tanpa sengaja, salah satu teman sekelasnya ini mendorongnya dan ia pun jatuh ke bawah.
Seketika ia mati, namun saat di bawa ke rumah sakit, ia mendapatkan system' teknologi canggih yang membantunya untuk berkembang, akhirnya ia pun menjadi penguasa.
Follow Ig, Erna Less22
FB Erna Liasman
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14
"Oh begitu ya, hm… apa masih ada lagi obatnya?" tanya guru itu.
"Sudah habis Bu, karena luka ku sangat parah maka obat itu banyak di gunakan agar cepat penyembuhannya," jawab Chasyn menundukkan kepala, ia tak berani menatap wajah gurunya.
"Oh begitu ya, ya udah kita lanjut pelajarannya ya," ucap guru itu menulis di papan tulis.
"Ibuk akan menjelaskannya dulu, nanti kalian harus maju ke depan untuk mengerjakannya," ucap ibu guru, para siswa sibuk mengerjakannya takut jika mereka yang akan di panggil.
"Baiklah, yang bisa mengerjakannya ibu akan memberikan nilai 10," ucap ibu guru.
"Yang nomor satu siapa yang ingin mengerjakannya?" tanya Bu guru.
[Klik di sini untuk membuka]
Chasyn mengklik tulisan kecerdasan.
[Gunakan Kecerdasan]
[Kecerdasan di gunakan 1]
[Kecerdasan [2/1000]
[Kecerdasan di gunakan]
"Saya Bu," ucap Chasyn mengangkat tangan.
"Eh," ibu itu sedikit terkejut karena selama ini Chasyn terkenal anak yang pemalu dan jarang bergaul dengan sesama.
"Ayo Chasyn maju Nak," ucap Bu guru.
Chasyn maju ke depan dan menerima spidol yang di beri oleh gurunya.
Ia menulis jawaban yang ada di papan tulis.
"Sudah buk," ucap Chasyn menyerahkan kembali spidolnya.
"Iya, kamu boleh duduk," ucap Bu guru.
"Mari kita lihat jawaban dari Chasyn. Wah tidak menyangka jawaban dari Chasyn benar semua dan cara pengerjaan yang sangat sederhana membuat cepat di mengerti, tapi tadi kamu mengerjakan bukan dengan cara ibu tadi, apa kamu sudah mempelajari cara anak kuliahan?" tanya guru itu kagum.
"Hm… iya," angguk Chasyn meskipun ia tidak pernah belajar.
"Ternyata kamu anak yang pintar Chasyn, kenapa selama ini kamu sembunyikan? Wah karena kamu hari ini kamu mengerjakan cara yang tercepat ibu akan beri kamu 20 poin," ucap Bu guru tersenyum senang.
"Terima kasih Bu," ucap Chasyn.
"Ayo ayo siapa lagi?" tanya Bu guru mengetuk-ngetuk papan tulis.
"Bu itu sangat sulit, kamu nggak paham," ucap salah satu murid.
"Chasyn apa kamu mau maju ke depan dan kerjakan Lagi dengan cara yang bisa di mengerti oleh teman-temanmu?" tanya Bu guru.
"Baik Bu," jawab Chasyn berdiri kembali dan menulis di papan tulis dengan jawaban yang singkat padat dan bisa di mengerti oleh otak anak SMA.
"Sudah Bu," ucap Chasyn.
"Bagaimana? Apa kalian mengerti dengan jawaban yang di buat oleh Chasyn?" tanya Bu guru.
"Chasyn lebih cocok jadi guru deh buk, biasanya aku nggak ngerti pelajaran Matematika, sekarang karena mengerti jadi asik ya," ucap Iyan.
"Benarkah? Huhuhu aku tersingkirkan. Jawaban Chasyn memang gampang di mengerti, jika begitu kamu kerjakan semuanya di papan tulis ini agar semua temanmu mengerti," ucap Bu guru.
Chasyn pun mengerjakan soal di papan tulis.
"Ternyata benar, kamu lebih cocok jadi guru, jawaban yang kamu tulis sangat berbeda dengan jawaban ibu, kenapa kamu sembunyikan kecerdasanku selama ini?" tanya guru itu menyayangkan.
"Aku hanya tidak ingin melihatnya menonjol dan agar terlihat biasa saja," jawab Chasyn.
"Oh begitu ya, karena kamu sudah mengerjakan semuanya maka nilai kamu ibu beri 100 poin, mulai sekarang kamu jangan sembunyikan kemampuanmu, kamu adalah anak berbakat sangat di sayangkan jika di sia-siakan," ucap Bu guru menepuk pundak Chasyn.
"Iya buk tidak akan," jawab Chasyn mengangguk.
Bersambung
Jangan lupa like vote komen dan hadiah
Terima kasih