Arinsa, sorang dokter residen tahun ke-4 meninggal karena kelelahan. Tapi dia tiba-tiba membuka matanya dan melihat suasana yang jauh berbeda dengan kehidupan sebelumnya.
" Weeeh dimana ini, bukannya aku sudah mati? Beeeuh diiiingiiin."
Awalnya Arinsa tidak bisa mengetahui situasi nya hingga dia mendapatkan semua ingatan dari tubuh ini.
" Putri terbuang, dasar bajingan. Mereka yang tidak bisa mengendalikan kelaminnya tapi anak yang jadi korban. Tenang saja Arinsa, nama kita sama-sama Arinsa. Aku akan membalas semua rasa sakit hatimu. Dan kamu bisa istirahat dengan tenang. Kerajaan ini, akan aku hancurkan dengan tanganku."
Bagaimana cara Arinsa bertahan hidup dengan status barunya sebagai Putri Arinsa De Rouglas?
Dan bagaimana cara dia membalas dendam pemilik tubuh asli yang sudah diabaikan oleh keluarganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reyarui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RAP 31
Arinsa masih termangu, mendapati di sana tidak ada apapun dia merasa seketika semuanya sudah berakhir dan tidak ada harapan. Dia bahkan meminta maaf kepada semuanya yang ikut dalam perjalanan ini.
" Kau tidak ingin menemaninya?"
" Tidak Killian, dia butuh waktu sendiri. Arin pasti merasa sangat kecewa sekali. Biarkan dia menggunakan waktunya untuk sendirian."
Glencia memang menahan diri untuk tidak mendatangkan Arinsa sekarang. Dia tahu rasa kecewa itu sangat besar. Perjalanan yang tidak mudah, dan semuanya seolah sia-sia belaka.
Killian juga paham, dan ia setuju cara Glencia membiarkan Arinsa untuk menikmati waktunya sendiri.
Sedangkan Glen, dia memberi perintah untuk rombongan tetap berada di sini, kawah gunung Es, entah mengapa terasa tidak terllau dingin. Kawah yang berbentuk seperti tanah datar itu nampak lebih kering dan tidak terdapat tumpukan salju.
" Istirahatlah Putri," ucap Glen. Dia menghampiri Arinsa yang termangu sendirian.
" Anda lah yang harus istirahat Tuan Duke. Saya masih ingin di sini. Ehmm, saya akan berjalan-jalan saja."
Arinsa terkesan menghindari Glen. Dan Glen paham akan hal tersebut. Rasa kecewa itu sungguh sangat besar, dia memahaminya. Maka dari itu Glen membiarkan Arinsa berjalan-jalan sendiri. Lagi pula dia juga sudah memastikan bahwa tempat tersebut aman.
Sebenarnya Glen merasa aneh, di tempat itu tidak ada satu pun hewan yang melintas. Seekor semut pun tidak ada. Udara lebih tenang, dan angin yang berhembus tidak membawa rasa dingin barang sedikit pun.
Srak srak srak
Arinsa berjalan perlahan, ia membuang nafasnya kasar. Bukan karena lelah tapi karena realita tidak sesuai ekspektasi.
" Arghhh sialaaan!!!" Pekik Arinsa sambil mengacak rambutnya. Dia sangat frustasi sekarang ini.
" Kenapa tidak ada sih? Heh mana nih katanya ada Naga Es, sialan benar-benar sialan. Kita sudah jauh-jauh ke tempat ini tapi tidak ada apapun, aargghhh kan kasian mereka semua."
Ternyata dia menepi dari semua orang karena ingin mengungkapan rasa kecewa nya itu. Bukan hanya sekedar kecewa, dia juga merasa kasian dan tidak enak kepada semua orang. Malu, itu juga merasuk dalam hati dan pikiran Arinsa.
" Bangsaaat, aku sungguh malas kembali ke Rouglas sialan itu. Terlebih Raja sialan itu pasti senang karena aku dinggap sebagai sarana mendekati Adentine. Cih, dasar Roglas bajingaaaan."
Grrrrrrr
Kreteeeek
Arinsa terjingkat ketika dia mendengar sebuah suara. Itu seperti suara erangan binatang buas. Dia lalu melihat ke sekeliling, namun tidak ada apa-apa di sana. Tapi ia yakin betul bahwa ada suara.
" Apa ini yang dimaksud tidak boleh bicara sembarangan di gunung?"
Grrrrr
Suara itu muncul lagi, dan entah mengapa, bukannya lari namun Arinsa memilih untuk mencari ke arah sumber suara. Dia berjalan terus ke depan dan yakin bahwa suara itu semakin jelas.
Di kawah itu ada sebuah bebatuan yang menjulang, jadi tidak sepenuhnya bentuknya adalah tanah lapang. Nah Arinsa berjalan terus ke sana dan mencoba melihat apa yang ada di balik batu besar tersebut.
Woaaah
Mata Arinsa berbinar ketika dia melihat ada sebuah kolam. Air nya nampak jernih dan membuat Arinsa tertarik untuk semakin mendekat.
" Tadi sepertinya Glen sudah memutari tempat ini. Tapi dia tidak pernah mengatakan ada sumber air di sini."
Arinsa berjongkok tepat di sisi kolam. Dia juga mencelupkan tangannya di sana.
Seperti sebuah keajaiban, bahwa air itu terasa sangat hangat. Padahal jelas-jelas ini adalah pegunungan es yang sekelilingnya hanya ada es dan salju saja.
" Waaah ini benar-benar hangat."
Grrrrr
" Keturunan Rou."
Degh!
TBC
wow apakah naga es disana? lagi kak jadi g sabar nih /Proud/
ayo reader sawerannya biar othor semangat /Kiss/
semoga tidak akan menjadi bibit hama untuk kehidupan arinsa /Sweat/
kangen banget nih, Ama othor juga walaupun lebih banyak Ama babang Glen /Smirk//Sly/