Vanessa Althea Christy Walker atau kerap di sapa Vanessa adalah seorang dokter spesialis bedah termuda berusia 22 tahun,ia terkenal dengan parasnya yang begitu cantik dan sikapnya yang ramah.
namun tidak ada satu pun lelaki yang dekat dengan mampu memenangkan hatinya.entah mengapa Vanessa begitu tertutup tentang perasaannya.
suatu hari ia bertemu dengan seorang pasien kecil yang tersesat di taman.
ia menolong anak itu dan bertemu dengan sang ayah yang di sebutkan oleh anak itu.
parahnya pria yang di sebut ayah oleh anak itu adalah mantan kekasihnya.
langit bagaikan runtuh saat tau pria yang dulu meninggalkannya tanpa kabar kini muncul di depannya dan parahnya ia malah menolong anak pria itu.
tanpa ia ketahui akar permasalahannya bukan dari sudut pandangnya tetapi dari kebenaran di masa lalu yang membuat kesalahpahaman terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R3C2YMYFMYME, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 27
Setelah melakukan pemeriksaan Vanessa menitipkan Rafa di ruangannya bersama dengan Gina,sedangkan dia dan Alaric beserta dokter Cindy dan dokter Faris,mereka pergi menuju ruang direktur.
Tok
Tok
"permisi pak direktur"ucap Vanessa
"ya silakan masuk"ucap direktur.
Cklek.
"dokter Vanessa yah,eh direktur utama juga,apa yang membawa kalian ke sini?silakan duduk dulu"ucap direktur.
"apa kami menganggu waktu direktur?"ucap Alaric.
"tidak Tuan,kebetulan pekerjaan saya sudah selesai,hanya beberapa jadwal pemeriksaan jam 5 nanti"ucap direktur.
"oh iya, kalau tidak salah dokter Vanessa dan direktur utama baru saja menikah kemarin bukan?? selamat atas pernikahan kalian"ucap direktur.
"terima kasih Pak"ucap Vanessa sambil tersenyum lembut.
"jadi apa yang membuat direktur utama bersama juga dokter Vanessa serta yang lain datang mengunjungi saya?"ucap direktur.
"begini Pak, Saya ingin diskusikan sesuatu berhubungan dengan pasien yang adalah putra saya sendiri, putra Saya membutuhkan transplantasi jantung dan kami belum bisa menemukan pendonornya"ucap Vanessa.
"jika bapak tidak keberatan,Saya ingin bapak bisa membantu untuk menginformasikan ke berbagai rumah sakit untuk mencari pendonor"ucap Vanessa.
"haha Kamu bicara apa dokter Vanessa, Kamu adalah istri dari direktur utama yang memiliki wewenang atas rumah sakit ini, bahkan saya sendiri adalah bawahan dari suami dokter Vanessa.tentu saja aku membantumu"ucap direktur sambil terkekeh kecil.
"kalau saya bukan istri dari direktur utama apakah bapak direktur akan tetap menolong saya?"ucap Vanessa.
"tentu saja, selain dari dokter Vanessa merupakan istri direktur ataupun dokter yang memiliki prestasi yang tinggi, saya akan tetap membantu sebisa saya.karena motto kita menyelamatkan orang-orang"ucap direktur.
"terima kasih Pak direktur, saya sangat kagum dengan sifat dan karakter dari bapak direktur"ucap Vanessa.
"ehem, kalau begitu dokter Hans tolong bantu menemukan pendonor jantung untuk putra saya, saya juga akan membantu mencari informasi"ucap Alaric.
"baik Tuan"ucap direktur.
"ah ngomong-ngomong siapa yang akan menangani Putra anda? apakah butuh bantuan beberapa paramedis?"ucap direktur.
"tidak perlu, yang menjadi dokter penanggung jawab ini adalah istriku dan orang-orang yang ditunjukkan oleh istri ku"ucap Alaric.
Vanessa yang mendengar Alaric yang dengan mudah mengakui dirinya sebagai istrinya di depan orang-orang, Vanessa merasa ada rasa hangat yang terselip di hatinya.
"benar pak, Saya sendiri akan menjadi penanggung jawab utama untuk operasi yang akan dilakukan. saya juga menunjuk dokter Cindy dan dokter Faris untuk ikut serta membantu saya"ucap Vanessa.
"ah baiklah"ucap direktur.
setelah selesai mendiskusikan hal itu Vanessa, Alaric dan yang lain keluar dari ruang direktur rumah sakit.
"dokter Vanessa, kalau begitu kami mau kembali untuk menjalankan tugas kami dulu"ucap dokter Faris.
"ah iya, terima kasih sudah membantu saya, dan maaf telah mengganggu waktu kerja kalian"ucap Vanessa yang selalu membungkukkan dirinya.
"jangan sungkan dok"ucap dokter Cindy.
Alaric yang berada di belakang Vanessa lalu berjalan ke samping Vanessa lalu ikut membungkuk kepada dokter Cindy dan dokter Faris.
"terima kasih,jika tanpa bantuan kalian semuanya pasti tidak akan berjalan dengan lancar. terima kasih"ucap Alaric.
"eehh tidak apa-apa,jangan membungkuk seperti itu tuan direktur utama,dokter Vanessa"ucap Cindy.
"eem kalau begitu kami pamit dulu "ucap dokter Cindy.
"ayo Kita juga harus kembali"ucap Vanessa kepada Alaric,setelah dokter Faris dan dokter Cindy pergi Vanessa lalu melangkah ingin menuju ke ruangan.
"van,tunggu"ucap Alaric.
"emm?"
"aku ingin berbincang sesuatu denganmu"ucap Alaric.
"ah baiklah, bagaimana kalau kita berbincang di kantin, sekalian beli makanan untuk gina dan Rafa"ucap Vanessa yang langsung dianggap oleh Alaric.
lalu mereka pergi menuju ke kantin rumah sakit.
"jadi apa yang ingin kamu bicarakan?"ucap Vanessa.
"terima kasih telah membantuku, kamu bersedia merawat Rafa bahkan memberi dia kasih sayang"ucap Alaric.
"sama-sama. dan sejujurnya Rafa juga anak yang baik dan penurut. selain itu dia juga imut"ucap Vanessa sambil membayangkan wajah Rafa.
"van, apakah kamu membenciku?"ucap Alaric.
"huff, sebenarnya aku sangat membencimu, dan dan aku percaya kamu pasti alasannya bukan"ucap Vanessa.
"tetapi jika aku terus-menerus membencimu masa-masa itu tidak mungkin bisa terhapus dari ingatan maupun menyembuhkan luka yang ada di hatiku, gelas kaca yang telah pecah tidak mungkin bersatu sempurna meskipun dengan kata maaf"ucap Vanessa.
"huff tenang saja aku akan menjalankan hari-hari menjadi istri mu untuk memberikan rasa kasih sayang. dan tenang saja aku akan berusaha tidak membencimu"ucap Vanessa sambil tersenyum lembut.
"huh, Kamu memang tidak pernah berubah dari dulu. kamu masih baik hati. maafkan aku yang pernah menyakitimu"ucap Alaric.
"sudahlah, waktu Yang telah berlalu biarlah berlalu mengingatnya hanya membuat kita tidak bisa melangkah maju"ucap Vanessa sambil menatap lembut Alaric pria yang pernah ia cintai bahkan hingga saat ini.
"kau benar, Vanessa maukah kamu memberi ku kesempatan yang terakhir untuk membuat mu bahagia?"ucap Alaric sambil mengulurkan tangannya kepada Vanessa.
"........"wanita yang mendengar itu hanya bisa terdiam.
"aku ingin membahagiakan diri mu dan juga Rafa,kamu bersedia?"ucap Alaric.
"ahh ternyata itu"gumam Vanessa lirih.
lalu Vanessa menyambut uluran tangan Alaric itu.
"aku akan menanti janji itu"ucap Vanessa.
-
-
-
kini keduanya kembali ke ruangan Vanessa sambil sesekali berbincang.
Cklek
"mommy"ucap Rafa yang duduk di sofa bersama dengan Gina.
"Hay sayang"ucap Vanessa selalu duduk di samping Rafa.
"Hay son, maaf daddy dan Mommy perginya lama"ucap Alaric sambil meletakkan makanan yang mereka beli yang boleh dikonsumsi oleh Rafa sesuai arahan dari Vanessa.
"hum, sangat lama. Rafa bahkan sudah kangen banget sama Mommy"ucap Rafa lalu duduk di pangkuan Vanessa dan memeluk Vanessa.
"ummm, memeluk mommy memang terbaik"ucap Rafa.
"hahaha,kamu bisa saja"ucap Vanessa sambil membelai lembut rambut Rafa.
cklek.
"hello pengantin baru,aku baru tau kamu datang ke rumah sakit.apakah gak remuk di hantam sama si suami tadi malam?"ucap ivana yang masuk tanpa mengetuk pintu.
"ehhh,ada pak suaminya juga yah hehe kirain gak ada"ucap Ivana yang menjadi kalem dan mendekati Vanessa.
"van, sorry yah malu-maluin"ucap ivana.
"yaelah,emang kamunya suka malu-maluin"ucap Vanessa sambil mencubit gemas pipi sahabatnya itu.
"hehe"
"hello sayang, bagaimana kabar mu?"ucap ivana.
"baik, Tante"ucap Rafa.
"eh buset,van emang aku setante-tante itu??"bisik ivana.
"hum,mata putra ku tidak salah menilai"ucap Vanessa.
"ck,gak asik"ucap Ivana.
"gimana kalo kita karaoke an lagi kak ivana??"ucap Gina.
"gass"seru ivana tanpa pertimbangan.
TBC
ternyata komunikasi & mengerti itu
no 1 ya...
untuk menyelesaikan permasalahan...
mereka jadi bahagia
dan 2 " nya
jadi bucin
dong ke Vanesa
biar gak ada kegundahan hati lagi...
si vanessa keras kepala gak mau denger penjelasan alaric..