NovelToon NovelToon
Gadis SMA Kesayangan CEO Tampan

Gadis SMA Kesayangan CEO Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Briany Feby

"Mulai sekarang, kamu adalah istri saya Feby Ayodhya Larasati. Apapun yang ada di dalam diri kamu, hanyalah milik saya!" Kalimat yang keluar dari mulut pria tampan di hadapannya ini membuat seluruh bulu kuduknya berdiri. Jantungnya berdebar kencang saat pria itu semakin menatapnya dengan tatapan intens.
.....

Feby Ayodhya Larasati gadis cantik dan periang yang duduk di bangku SMA.
Tak hanya parasnya yang cantik, dia juga memiliki prestasi yang sangat bagus di sekolah. Impian dalam hidupnya hanya satu, yaitu mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri.
Kehidupannya selama ini selalu berjalan lancar namun, tidak saat ia bertemu dengan pria bernama Arka William Megantara.

Pertemuan yang berawal dari mimpi, kini berubah menjadi nyata. Pertemuan yang berawal dari kesalahpahaman, kini berubah menjadi hubungan pernikahan.
.....

Arka William Megantara, seorang CEO muda yang memiliki paras tampan, tubuh tegap, tinggi, dan atletis. Dia adalah satu-satunya pewaris tunggal di perusahaan Mega

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Briany Feby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16. Perasaan bersalah Feby.

Feby berlari masuk ke dalam kamarnya dengan wajah yang memerah. Mbok Ida yang tengah menyapu langsung menatap Feby dengan bingung. Seragam gadis itu kini terlihat begitu kotor.

"Non Feby kenapa? Kok seragamnya kotor semua?" Tanya Mbok Ida seraya menghampiri Feby.

Namun gadis itu langsung cepat-cepat masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu kamarnya.

"Non Feby nggak kenapa-kenapa kan?" Suara Mbok Ida terdengar begitu khawatir dari luar kamar Feby.

Feby bersandar di balik pintu seraya terus memegangi dadanya dengan kedua tangan. Ia tengah berusaha untuk menormalkan kembali detak jantungnya.

Mbok Ida merasa semakin khawatir karena Feby tak kunjung menjawabnya. Ia terus berdiri dengan cemas di depan pintu kamar Feby. Hingga tak lama kemudian, Arka turun dari tangga.

Melihat Arka, Mbok Ida langsung menghampiri Arka dengan wajah cemas.

"Gawat Tuan! Non Feby tadi masuk ke dalam kamarnya dengan kondisi sangat kotor! Seragamnya kotor semua! Dari tadi Mbok tanyain tapi non Feby nggak jawab" Ujar Mbok Ida pada Arka.

"Di mana dia sekarang?" Tanya Arka.

"Di dalam kamarnya. Mbok takut banget terjadi sesuatu sama Non Feby! Tadi pas masuk kamar wajah Non Feby juga merah benget kaya tomat!" Jawab Mbok Ida.

"Dia nggak apa-apa Bi. Tadi dia cuma jatuh pas nganterin sarapan buat saya. Tolong ambilin P3K biar saya yang cek kondisi Feby" Titah Arka pada Mbok Ida.

Dari dalam kamarnya, Feby mendengar semua percakapan antara Mbok Ida dan Arka. Ritme jantung Feby semakin tak beraturan. Apalagi saat tiba-tiba pintu yang ia sandari diketuk dari luar.

Tok! Tok! Tok!

"Buka pintunya Feb" Suara Arka terdengar dari luar.

Bukannya membuat pintu, gadis itu malah membiarkan Arka begitu saja. Ia berharap Arka tidak masuk ke dalam kamar dan melihat wajahnya yang saat ini bersemu merah.

"Feby, saya bilang buka pintunya" Ucap Arka.

"Duh... gimana ini? Gimana kalau dia ternyata masuk nggak pakai baju lagi?!" Gumam gadis itu dengan cemas.

Dan gumaman Feby samar-samar bisa didengar oleh Arka dari luar.

"Kamu tenang saja, saya sudah pakai baju"

Kedua mata Feby langsung membulat mendengar itu.

'Dia kok bisa denger sih?!' Batin Feby.

"Buka pintunya atau saya dobrak" Ancam Arka seraya terus menggedor-gedor pintu kamar Feby.

Dengan terpaksa, Feby pun akhirnya membuka pintu kamarnya. Ia takut jika Arka benar-benar mendobrak pintu kamarnya itu. Arka masuk ke dalam kamar Feby dengan membawa kotak P3K di tangannya.

Pria itu langsung menarik tangan Feby dan menyuruh gadis itu untuk duduk di ranjang. Feby mengekor di belakang Arka tanpa mengatakan apapun. Feby dan Arka duduk berdampingan.

Arka mulai membuka kotak P3K setelah itu, ia menatap Feby dengan memberi isyarat agar gadis itu menunjukkan dimana lukanya.

Feby mengangkat roknya sedikit ke atas. Gadis itu menunjukkan lututnya yang sedikit lecet.

"Cuma lecet sedikit doang. Nggak apa-apa, nggak perlu diobati nanti juga sembuh sendiri" kata Feby berusaha memecah keheningan diantara ia dan Arka.

Arka tidak menghiraukan perkataan Feby. Ia berlutut di depan Feby lalu mengoleskan salep di lutut gadis itu dengan hati-hati. Feby mematung melihat perlakuan Arka padanya.

Jantungnya kembali berdegup kencang. Lebih kencang dari pada sebelumnya. Entah mengapa ia tidak bisa sedikit pun mengalihkan perhatiannya dari Arka. Pesona dari pria tampan itu, benar-benar terasa memporak-porandakan hatinya.

Untung saja Arka tengah sibuk mengoleskan salep sehingga pria itu tidak menyadari kalau Feby tengah memperhatikannya diam-diam.

Tiba-tiba saja, Feby teringat kejadian kemarin. Saat Arka tak sengaja melihat Evandra memeluknya.

Saat itu, ia bisa merasakan ekspresi yang berbeda dari wajah Arka.

Feby sempat beranggapan bahwa Arka cemburu padanya. Akan tetapi, kalimat yang diucapkan oleh pria itu justru berbanding terbalik.

"Saya tidak perduli kamu pacar Feby atau bukan. Karena gadis ini sama sekali tidak berarti di hidup saya"

Kalimat itu terus saja terngiang-ngiang di telinganya. Harusnya ia merasa lega karena Arka tidak cemburu, namun mengapa hatinya justru terasa sakit saat mendengar kalimat itu yang keluar langsung dari mulut Arka.

Apalagi ia mengatakannya dengan tatapan tajam, dingin, dan menusuk.

Kalimat itu membuatnya merasa tertampar oleh kenyataan bahwa ia sama sekali bukan siapa-siapa Arka.

"Sudah selesai" Ujar Arka yang telah selesai mengoleskan salep di luka Feby.

Lamunan Feby pun langsung buyar seketika. Ia melihat Arka yang sudah selesai mengobati lututnya. Pria itu kini tengah membereskan kembali kotak P3K.

"Mas Arka..." Panggil Feby membuat Arka menghentikan aktivitasnya.

"Hmm?" Saut Arka dengan sebuah gumaman seraya menatap Feby.

Feby diam beberapa saat untuk mengumpulkan keberaniannya. Ia menarik napas panjang sebelum akhirnya bicara.

"Aku mau minta maaf soal kemarin Mas..."

Arka menatap Feby dengan tatapan serius. Pria itu meletakkan kotak P3K lalu duduk di samping Feby.

"Kamu tau apa kesalahan terbesar kamu kemarin?"

Pertanyaan menohok dari Arka membuat lidah Feby terasa kelu.

"Aku bawa temen-temenku masuk ke rumah Mas Arka tanpa persetujuan Mas. Iya kan? Tapi aku janji lain kali aku nggak bakalan lakuin hal itu lagi. Tolong maafin aku Mas Arka...."

Arka merogoh saku celananya untuk mengambil hp miliknya lalu ia menunjukkan sebuah foto di hp Arka. Di dalam foto tersebut, ada Feby dan Evandra yang tengah berpelukan satu sama lain. Bahkan foto tersebut sudah tersebar di media sosial.

Kedua mata Feby langsung membulat sempurna melihat foto tersebut.

"A-apa ini Mas? Kok bisa ada fotoku sama Evandra di media sosial?"

Tanya Feby dengan terbata-bata.

"Ini adalah kesalahan terbesar kamu Feb. Semua rekan bisnis saya sudah mengenal kamu sebagai istri saya. Lalu coba kamu pikirkan, bagaimana tanggapan mereka ketika melihat foto ini?"

"Aku nggak tau apa-apa Mas tentang foto itu. Aku nggak tau siapa yang ngirim di media sosial, aku juga nggak tau siapa yang ngambil foto itu"

Feby berusaha membela dirinya karena ia memang benar-benar tidak tau dari mana foto itu berasal.

Arka menatap Feby dengan tatapan tajam. "Kamu tidak perlu berbohong" Ucap Arka dengan dingin.

Feby langsung menggeleng pelan mendengar itu. "Aku berani bersumpah Mas aku nggak bohong! Bukan aku yang mengirim foto itu ke media sosial"

"Lalu siapa? Pacar kamu itu, Evandra?" Arka tersenyum getir.

Feby tidak bisa berkata apa-apa mendengar pertanyaan dari Arka. Ia merasa benar-benar bersalah karena telah merusakkan reputasi Arka.

"Kalau kamu tidak bisa menerima saya sebagai suami kamu, setidaknya jaga kehormatan saya di depan orang lain" Ujar Arka pada Feby dengan begitu menohok.

Feby bisa melihat kekecewaan besar dari wajah Arka. Mata Feby langsung berkaca-kaca. Ia berusaha memegang tangan Arka untuk menenangkan pria itu. Namun ternyata, Arka langsung menghempaskan tangan Feby. Hal itu membuat perasaan bersalah di hati Feby semakin besar.

"A-ak-aku... Minta maaf..." Hanya tiga kata itu yang mampu keluar dari mulut Feby. Bahkan gadis itu mengatakannya dengan terbata-bata tanpa berani menatap mata Arka yang tengah menatapnya dengan kekecewaan.

"Saya sempat berharap kamu bisa menjaga kehormatan saya di depan orang lain, ternyata harapan saya terlalu tinggi. Saya kecewa dengan kamu Feb"

Ucap Arka lalu bangkit berdiri dan melenggang keluar dari kamar Feby begitu saja.

Feby menatap punggung Arka yang menjauh dengan mata berkaca-kaca. Ucapan dari Arka langsung membuat tubuh Feby merosot lemas. Ia menundukkan kepalanya seraya terus menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang terjadi.

Bulir-bulir air mata jatuh membasahi pipi Feby. Ia belum pernah merasa begitu bersalah sebesar ini. Tatapan mata Arka yang menyiratkan kekecewaan pada Feby terus saja menusuk jantung gadis itu.

...🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️...

Waktu berjalan dengan begitu lambat saat kita tidak bisa melihat wajah orang yang kita cintai. Hal itu tengah dirasakan oleh Evandra. Dari sekian banyaknya perempuan yang ada di sekolahnya, ia hanya menunggu kedatangan Feby.

Ia sengaja berangkat pagi-pagi untuk menyambut gadis itu di depan kelas seperti biasanya. Sudah lebih dari satu jam Evandra menunggu, namun gadis itu belum juga terlihat.

Jam di tangannya sudah menunjukan pukul 7:05.

Bel jam pelajaran pertama sudah berbunyi. Namun Evandra masih setia berdiri di depan kelas Feby menunggu kedatangan gadis itu.

"Evandra kenapa berdiri di depan? Kamu nggak denger udah bel masuk? Cepet masuk kelas sekarang atau ibu hukum!"

Seorang guru bahasa Inggris bernama Bu Siska menyuruh Evandra untuk masuk. Saat ia melihat Evandra yang masih berdiri di depan kelas.

"Bentar Bu, saya lagi nunggu Feby" Jawab Evandra tanpa malu-malu.

Guru itu hanya geleng-geleng kepala mendengar jawaban dari Evandra.

"Kamu itu mau sekolah atau pacaran?! Lagian ngapain kamu nungguin Feby? Dia hari ini nggak berangkat" kata Bu Siska.

"Feby nggak berangkat lagi? Ibu tau dari mana?" Tanya Evandra.

Bu Siska menunjukkan sebuah surat di depan Evandra.

"Ini suratnya" Jawab guru itu.

"Siapa yang nganterin surat Bu?"

"Nggak tau siapa namanya, tapi yang nganterin pria tinggi tampan pakai jas hitam rapih. Dia bilang kalau dia Om-nya Feby" Jelas Bu Siska.

"Ya udah ayo cepetan masuk! Saya mau ngajar tapi kamu kok malah ngajak saya ngobrol!" Omel Bu Siska lalu segera masuk ke dalam kelas.

Evandra masih berusaha mencerna kalimat dari Bu Siska. Entah mengapa ia merasa ada sesuatu yang janggal antara Feby dan Om-nya itu.

Sejak pertama kali bertemu dengan Om-nya Feby, Evandra merasa pria itu tidak menyukainya. Ada tatapan berbeda yang ditunjukkan oleh pria itu saat ia dekat dengan Feby. Rasa-rasanya pria itu tidak suka kalau ia dekat-dekat dengan Feby. Apalagi saat kemarin ia datang ke rumah Feby untuk menjenguk gadis itu.

Namun apa alasan dari ketidaksukaan itu? Hubungan diantara Feby dan dia hanyalah hubungan antara Om dan keponakan saja. Lalu apa hak pria itu melarang Evandra mendekati Feby? Bukankah itu terdengar janggal?

"OMG OMG! Gue tadi papasan di gerbang sama Arka William Megantara!"

Lamunan Evandra buyar saat samar-samar ia mendengar suara teriakan heboh beberapa siswi yang tengah berjalan melewati koridor kelasnya. Hal itu membuat Evandra mengurungkan niatnya untuk masuk ke kelas.

"Arka William Megantara yang CEO muda itu? Lo mimpi apa sampai bisa papasan sama dia?! Dia tuh ganteng banget sumpah!"

"Eh, tapi kok dia dateng ke sekolah kita ya? Apa jangan-jangan...

dia punya sugar baby di sekolah ini?"

Kedua siswi itu tertawa terbahak-bahak seraya melewati Evandra.

Entah mengapa firasat Evandra mengatakan apa yang mereka bicarakan ada hubungannya dengan Om Feby itu.

"Siapa Arka William Megantara? Apa jangan-jangan itu Om-nya Feby?

Lalu apa hubungan Feby dan Om-nya itu? Kenapa gue ngerasa ada yang janggal ya?" Gumam Evandra.

______________________________________________

Hellowww... Jangan lupa tinggalkan jejaknya!

1
Mar Diati
saya suka ceritanya cukup menarik
Mar Diati
upnya dong
Mar Diati
lima.episode sekaligus
Mar Diati
hari ap upnya, dan kkw up jangan satu episode saja, 5lima episode kalau bisa .
Mar Diati
kapan up nya
Briany Feby: Bab 3 sudah up yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!