Rafka william Adijaya. seorang CEO yang berstatus duda, sedang membawa anaknya jalan-jalan di sebuah taman bermain. Namun, karena ia sedang mengangkat telpon tidak sadar anaknya menghilang.
Karin Dewanti. seorang gadis yang sedang mengantri membeli minuman, ia tak sengaja melihat dua anak sedang menyeberang dan ada mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi . Karin yang khawatir langsung berlari dan akhirnya ..
sreeett ... bruukk..
"ssshhh, aww." desisnya.
"kalian tidak apa-apa? apa ada yang terluka? apa ada yang sakit?" cecarnya .
hwaa.. hwaa.. hikss.. Daddy..
akankah Rafka menemukan anak kembarnya ?
yuk, ikuti terus ceritanya sampai habis :)
HAPPY READING ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34
sarapan pagi begitu hangat karena perbincangan semua manusia yang sedang menyantap makanannya masing-masing. celotehan si kembar yang membuat semua orang dewasa terhibur.
"Daddy" panggil Kenzo.
"ada apa boy?" tanya Rafka.
"boleh Kenzo memanggil aunty dengan sebutan bunda?" tanya Kenzo meminta izin.
Karin yang sedang minum langsung tersedak, Rafka langsung menepuk punggung Karin dengan pelan.
uhuk .. uhukk..
"sayang pelan-pelan minumnya." ucap Rafka khawatir.
Raisa tertawa melihat Karin tersedak air, sedangkan yang lainnya kaget saat Kenzo ingin memanggil Karin dengan sebutan bunda.
"aduh ya ampun, ada yang mau di panggil bunda sampe keselek air gitu" goda Raisa pada Karin.
Karin menatap tajam ke arah Raisa, namun bukannya takut Raisa malah terkekeh.
"aunty boleh tidak Kenzo dan Kenzi panggil aunty dengan sebutan bunda?" tanya Kenzi.
"bagaimana Daddy? aunty boleh tidak?" ucap Kenzo bertanya pada keduanya.
"kalian tanyakan saja pada aunty kalian." ucap Rafka menunjuk Karin dengan mukanya.
si kembar menatap Karin dengan wajah yang penuh harap, Karin yang melihatnya menjadi tidak tega.
"boleh, asal kalian ingat apa yang tadi aunty katakan tadi saat kita berada di kamar. Oke ?" ucap Karin.
si kembar mengangguk patuh, mereka juga memekik girang.
"siap Bunda" si kembar memberi hormat.
Karin dan yang lainnya terkekeh melihat tingkah si kembar. Rafka melirik ke arah Karin tersenyum, Karin pun membalas senyuman Rafka.
"Terima kasih sayang" ucap Rafka.
Karin menjawab dengan anggukan kepala dan tersenyum lembut ke arah Rafka.
waktu menunjukkan pukul 6:30 pagi, Karin mengajak Raisa dan Kiki bersiap untuk pulang. Rafka yang melihat Karin bersiap mencegahnya untuk pulang, dia langsung mengganti pakaiannya dengan pakaian kantor.
10 menit kemudian ..
Rafka sudah siap dengan pakaian formalnya, dia terlihat gagah mengenakan kemeja putih dengan balutan jas berwarna navy dan celana berwarna senada.
'duh gantengnya pacarku' batin Karin.
Rafka tersenyum melihat Karin menatapnya tanpa berkedip.
"sayang itu air liurnya di lap dulu" goda Rafka.
Karin langsung terkesiap refleks mengelap mulutnya.
"enggak ada kok" ucapnya polos.
Rafka terkekeh geli karena berhasil menggoda Karin, Karin yang merasa di kerjai langsung mengerucutkan bibirnya.
"kau mengerjaiku?" ucapnya kesal.
"habisnya kau melihatku tanpa berkedip, aku tau aku tampan sayang jadi kau tak perlu malu untuk mengakuinya, karena ketampananku hanya untuk wanitaku yaitu Karin Dewanti seorang." ujar Rafka mendekat ke arah Karin dan menatapnya dalam.
meskipun Kesal Karin tetap tersipu mendengar gombalan yang keluar dari mulut duda berbuntut dua itu.
"Bunda" panggil si kembar yang mendekat ke arah Karin.
"ada apa sayang?" tanya Karin berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan si kembar.
"Bunda kami mau ikut bunda kerja, apa boleh?" pinta kenzo.
"kami janji akan patuh sama Bunda, gak bakalan nakal kok, Daddy boleh ya?" tambah Kenzi dengan meminta persetujuan Rafka.
"tidak boleh sayang, kalian sama Oma dan opa saja ya !! nanti setelah Bunda pulang bekerja kita ke rumah Bunda bareng Daddy, gimana?" saran Rafka.
si kembar yang mendengar Rafka tidak mengizinkan mereka ikut tertunduk lesu.
'sepertinya mereka sedang akting, aku yakin itu' batin Karin.
Karin tau mereka sedang berakting seperti anak seusianya, padahal mereka itu anak genius yang hanya dia yang tau. meskipun begitu, Karin mengizinkan si kembar ikut bersamanya ke cafe karena sudah tau kebenaran si kembar, jadi dia juga tau apa yang akan mereka lakukan jika Rafka bersikeras tidak mengizinkan, pasti jurus akting mereka akan di keluarkan.
"sudah tidak apa-apa mas, kalian boleh ikut dengan syarat kalian harus tetap sama aunty, mengerti !!" ucap Karin.
"Bunda !! No aunty !!" tegas Kenzi meralat ucapan Karin.
"iya maaf lupa" jawab Karin menggarukkan kepalanya yang tidak gatal.
Rafka tersenyum melihat interaksi antara anaknya dan juga kekasihnya itu.
"apa tidak merepotkan kamu sayang? biar mereka Sama Mama saja." tanya Rafka merasa tidak enak karena takut Karin kerepotan.
"udah gak papa aku percaya sama mereka, mungkin mereka juga merasa bosan ingin suasana baru."
mau tidak mau Rafka mengizinkan si kembar ikut Karin bekerja, dengan syarat si kembar tidak boleh merepotkan Karin. mereka bergabung dengan Reza dan juga yang lainnya.
"Reza kamu bawa mobil kakak, antarkan Raisa dan juga Kiki pulang ya, Kakak bawa mobil satunya lagi dengan Karin dan juga si kembar." ucap Rafka.
Reza mengangguk senang karena masih bisa berduaan dengan Raisa.
"Oke." jawab Reza.
"gue ikut kak Reza." ucap Zidan.
"ngapain sih, udah di rumah aja !!." jawab Reza cuek.
"pokoknya ikut." ucap Zidan kekeh.
"ya udah sih Za, ajak aja tuh si soang daripada berisik dan ngomel sama kamu 7 hari 7 malam kayak tahlilan." ucap Rafka menengahi.
dengan terpaksa Reza mengizinkan Zidan ikut. Rafka, Karin dan juga si kembar masuk ke dalam mobil, Reza dan yang lainnya pun turut masuk ke dalam mobil satunya lagi.
"sayang kita ke rumah kamu dulu apa langsung ke cafe?" tanya Rafka.
"ke rumah dulu mas, kan aku belum ganti baju " jawab Karin.
Rafka menyuruh supir melajukan mobilnya ke arah rumah Karin terlebih dahulu, meskipun arah cafe dan kantor berlawanan Rafka tidak mempermasalahkan itu, demi sang kekasih dia rela putar balik.
sedangkan di mobil satunya lagi Reza fokus mengemudi, sesekali melirik ke arah Raisa yang berada di sebelahnya karena Reza meminta Raisa duduk di depan. Zidan dan Kiki fokus dengan game catur yang mereka mainkan di tablet Zidan, sehingga mereka tidak bisa melihat Reza yang selalu mencuri-curi pandang ka arah wanita di sampingnya.
'huuh, kalau saja gak ada Zidan dan Kiki aku bisa berduaan sama Raisa, aduhh ya ampun jadi gak sabar deh bawa Raisa ke penghulu' batin Reza tersenyum.