My Heart is yours adalah cerita yang mendalam antara Daniel seorang pria tampan, cool dan kharismatik. dan Avery seorang wanita cantik, cerdas dan introduced. Mereka better secara tidak sengaja dan langsung merasakan koneksi yang kuat.
Daniel yang memiliki ketertarikan lebih dulu pada Avery tidak tahu bagaimana cara mengatakan perasaannya. Avery yang memiliki masa lalu sulit dan trauma yang menghantui merasa bahwa Daniel adalah satu-satunya orang yang dapat membuatnya merasa aman dan dicintai selain keluarganya.
Namun perjalanan kisah mereka tidaklah mudah. Dimulai dari pertemanan yang nyaman hingga mengakui perasaan masing-masing. Akankah Daniel dan Avery dapat menemukan kebahagiaan bersama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Little Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Beautiful
Sekarang sepasang anak manusia itu sedang berada di dalam mobil Sky menuju cafe. Sky berniat mengantarkan Daniel untuk bekerja pagi ini. Wajar saja, Sky tidak mengenal siapa Daniel. Yang ia tau Daniel adalah barista di Lumina Cafe.
Mereka sudah sampai diparkiran cafe, dan bersamaan dengan kedatangan Jessica. Daniel keluar dari kursi kemudi dan Sky dari kursi penumpang.
" Thanks untuk yang semalam" ujar Sky datar. Gadis itu tersenyum tipis untuk sekedar menyapa Jessica, lalu ia masuk kedalam mobil dan mengemudikan mobil pergi dari sana.
Jessica melipat tangannya didepan dada, dan menatap Daniel dengan sebelah alis mantanya menukik tajam.
" Kak D, ganti profesi jadi gigolo? " celetuk Jessica. Mata Daniel melotot mendengar ucapan adik sahabatnya ini.
" Sembarangan banget mulutnya" jawab Daniel tak Terima.
" Siapa yang gigolo? " tanya Kai yang baru saja datang. Ia diminta Daniel untuk menjemputnya di cafe.
" Kak D tuh " dengan tatapan tanpa dosa Ia menjawab Kai.
" Wah, memanfaatkan kelebihan sekali ya sampai jadi gigolo" goda Kai pada sahabat sekaligus sahabatnya itu.
" Ck , berhenti gak kalian berdua. Jangan buat berita hoax" Daniel meninggalkan Jessica dan Kai masuk kedalam cafe.
" Eleh, orang tadi kata Sky. 'Thanks untuk yang semalam' gitu katanya" Jessica dengan mencebik melenggang masuk kedalam cate. meninggalkan Kai yang terdiam ditempat nya.
🌹
Kini Kai, Jessica dan Daniel sedang sarapan yang terlambat di cafe. Scramble eeh, roti, omelet dan beberapa pelengkap sudah tersedia dimeja mereka.
" Jadi gimana ceritanya bisa semalaman sama Elsa Frozen itu? " tanya Kai.
" Sky, namanya Sky bukan Elsa Frozen" koreksi Daniel.
" Ya itu, Elsa Frozen" Daniel menghela nafas mendengar Kai yang tetap pada pendirian nya.
" Ya, nothing special. Cuma bantu aja, ngantar pulang karena hujan deras" jelas Daniel. Ia tak menceritakan ide liciknya yang sengaja tak meminta Xavier atau Kai menjemputnya tadi malam.
" Eleh, alasan. Modus banget ya alasan ngantar pulang " Jessica mulai julid.
" Sstt, anak kecil gak usah ikutan" Jessica memajukan bibirnya mendengar celetukan Daniel.
" Jessy aduin ke aunty Bella nanti" gerutunya.
Kai hanya tertawa melihat Jessica yang kesal pada Daniel.
" Ya sudah, kakak kekantor dulu" Jessica hanya berdeham menjawab Daniel.
" Bye bule Rusia" Jessica melempar tisu ke Kai karena menggoda nya.
Jessica memang masih memiliki darah Rusia, sehingga wajahnya memiliki potongan yang khas. Dia tidak benci itu hanya saja ia kesal setiap kali Kai mengatainya begitu. Seakan - akan ia dari planet lain.
🌹
🌹
Sky mengendarai mobil nya hingga sampai di sebuah taman. Ia menyiapkan kameranya dan ia memotret apapun yang ia anggap menarik.
Hari ini cukup cerah sehingga pencahayaan sangat mendukung. Ketika asik memotret Sky melihat seekor kelinci putih cantik meloncat kesana kemari. Dengan rasa ketertarikan yang kuat ia mengikuti kemana kancil itu melompat sambil memotret nya. Hingga kelinci itu berhenti di depan seseorang.
Orang itu mengambil kelinci itu dan ia masukkan kedalam kandang yang ia bawa. Sky harus sedikit mendongak untuk melihat laki-laki berpakaian rapi bergaya korporat ini.
" Elsa Frozen! " seru laki-laki itu dengan senyum merekah. Sky yang bingung ia menoleh ke kiri dan kekanan mencari dimana ada Elsa Frozen di tengah taman ini.
" Ck, cari apa?" Xavier mengikuti arah pandang Sky.
" Elsa frozen " ucap gadis itu dan Xavier tertawa tebahak-bahak. Melihat Xavier tertawa Sky menatap nya bingung.
" Huh, kamu lucu sekali" Xavier mencoba menetralkan nafasnya.
" Saya lucu, mungkin anda salah sir" Sky mematikan kameranya dan berbalik ingin meninggalkan Xavier.
" Okay, sorry Sky" Sky menghembuskan nafasnya pelan.
" Kamu sendirian disini? " tanya Xavier.
" Hmm, anda sendiri ngapain disini Mr. Everett? " Sky bertanya sekedar basa basi.
" Ini, baru saja kembali membelikan kelinci untuk adik kesayangan ku" jawab Xavier.
" So sweet " puji Sky.
" Masih mau lanjut fotonya? " tanya Xavier sambil mereka berjalan santai ditaman itu.
" Tidak ada lagi yang menarik" jawaban datar Sky membuat Xavier terkekeh. Sempat ia berfikir bagaimana sahabatnya bisa terpesona dengan gadis sedingin salju ini.
" Temani aku Lumina mau? " ajak Xavier.
" Lumina Cafe? " Sky memastikan. Karena Sky tau Xavier CEO Spark Lumina.
" Hmm, adikku ada disana" jawab Xavier singkat.
" Boleh" merekapun menuju mobil masing-masing dan menuju ke cafe Lumina.
Mobil mereka membelah jalan beriringan, hingga cukup lama mereka sampai ditempat yang dituju.
Xavier dengan kelinci dalam kandangnya, dan Sky dengan buku dan tasnya. Mereka memasuki cafe dan disambut oleh Jessica langsung.
" Waaahh, I love you brother " Jessica memeluk dan mencium kedua pipi Xavier.
" I know" karena jawabannya Xavier mendapatkan pukulan telak di bahunya.
Sky yang dari tadi berdiri tak jauh dari sana hanya diam dan tak melakukan apapun.
" Sky pesanlah apapun, hari ini aku yng traktir " ucap Xavier.
" Eh, tidak perlu sir" tolak Sky.
" Ck, jangan sungkan Sky. Kak Xavier sedang berbaik hati" Jessica memuluskan keinginan sang kakak.
" Hmm, baiklah " mau tak mau dia menerima tawaran itu.
" Mau pesan apa? " tanya Xavier yang ada disana.
" Hmm.. "
" Iced Latte " Sky menoleh kebelakang, Daniel berada tepat dibelakang nya. Kini laki-laki itu sudah berpakaian casual nya, kaos fit body dan celana jeansnya.
" Ya, Iced Latte " Sky menyelesaikan ucapannya. Tanpa banyak bicara seperti biasa Daniel menggeser Calvin, dan menjadi barista dadakan. Calvin hanya bisa menghela nafas lelah melihat orang kaya gabut satu ini.
Xavier hanya geleng-geleng kepala melihat sahabatnya sudah sampai sini padahal jam makan siang baru saja selesai. Bukannya kembali bekerja malah mengejar Elsa Frozen.
Dengan lincah dan lihai Daniel membuat Iced Latte milik Sky.
" Americano satu" ujar Xavier dengan senyum smirk diwajahnya, senang sekali mengerjai sahabatnya kali ini.
" Hmm" jawab Daniel apa adanya.
Setelah pesanan siap, Sky menuju mejanya yang biasa. Baru saja Xavier ingin menyusul teriakan Jessica sudah menyapa pendengaran nya.
" Kak Vier, help me please! Si white manjat ini " Xavier menghela nafasnya lelah dan dengan cepat menyusul adiknya itu.
Berhubung cafe sedikit sepi, Daniel membawa beberapa cake ke meja Sky. Ia letakkan nampan berisi cake yang selalu Sky pesan.
Sky menatap nya dengan penuh tanya.
" For you" Daniel menjawab. Dengan sangat mandiri Daniel menarik kursi dan duduk didepan Sky yang memandangnya datar.
" Makan lah " Daniel mengangsurkan satu cake tiramisu pada gadis itu.
" Apakah tidak ada kerjaan, sehingga bisa duduk santai disini? " pertanyaan dengan nada datar tapi cukup tajam dipendengaran Daniel. Untung saja ia tak bekerja beneran di cafe itu, jika iya sudah pasti ia tersinggung.
" I'm free for you " Sky tertawa hambar mendengar itu.
Tanpa memperdulikan Daniel gadis itu membuka laptopnya dan mengedit foto yang ia ambil tadi. Daniel yang merasa sedikit bosan, ia gapai satu novel yang ada dimeja. Satu lembar ia baca, dua lembar hingga tak terasa waktu berlalu cukup lama.
Daniel telah menghabiskan hampir satu novel itu. Dengan wajah yang tertutup sempurna oleh novel Daniel tampan fokus. Sky yang baru saja sadar Daniel masih didepan nya pun ia mengalihkan perhatiannya dari laptopnya.
Ia tarik novel yang Daniel pegang, terlihat mata merah laki-laki itu. Terlihat jejak air mata dipipi laki-laki itu.
Saat itu juga Sky tertawa cukup lepas, hingga menarik atensi Daniel.
" Kamu nangis El? " Sky menutup mulutnya agar tak tertawa saat tatapan tajam Daniel mengarah padanya.
" Ck, berhenti tertawa! " tapi Sky malah semakin tertawa.
Lalu ia ambil novel itu, dan menyimpan nya di pangkuannya. " Lain kali jangan baca yang ini, yang ini sad ending " jelas gadis itu sambil menahan tawanya. Tak sadar Daniel ikut tersenyum melihat nya.
" Baca yang ini saja, ini romance comedy" Sky menghulur kan satu novel pada Daniel.
" Haduh, kasian banget sampai sembab gitu makanya " Sky masih tertawa kecil karena melihat Daniel menangis.
" Beautiful " gumam Daniel sambil menikmati pemandangan indah di hadapan nya.