NovelToon NovelToon
CINTA SETELAH PENGKHIANATAN

CINTA SETELAH PENGKHIANATAN

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: AgviRa

Dikhianati pacar, siapa yang tidak sakit hati? Apalagi mau menikah dua hari lagi, tapi malah menemukan sebuah fakta jika pacarnya telah berkhianat.

Alexia yang buntu, dengan bodohnya meminta tukang kurir untuk menikah dengannya. Bagaimana jalan ceritanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AgviRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26

Sinar mentari menyinari sebagian bumi, memberikan suasana hangat. Langit berwarna biru di hiasi dengan mega awan putih, menandakan cuaca pagi ini nampak cerah.

Namun, tidak dengan suasana hati Alexia. Dengan wajah yang ditekuk, Ia terpaksa harus menuruti ajakan Ayunda untuk pergi ke Salon. Apalagi dengan dorongan Alex, Ia sama sekali tidak bisa berkutik.

Dengan diantarkan sopir, Alexia dan Ayunda sampai di sebuah Mall.

"Ayo gadis nakal. Jalannya lebih cepat sedikit." Ayunda menarik tangan Alexia agar lebih cepat berjalan.

Alexia memutar bola matanya malas sembari menghela nafas mengikuti Ayunda kemana Ayunda membawanya pergi.

"Oma, jalannya santai saja kenapa sih? Aku berasa seperti anak kecil yang ketahuan mencuri tahu gak?" Protes Alexia. Ia sampai malu karena ditatap oleh pengunjung lainnya.

Ayunda sama sekali tidak menghiraukan Alexia.

"Oma, ih Oma tidak mendengarkan aku. Aku malu dilihatin orang-orang." Alexia mencoba merengek.

"Kenapa harus malu? Biarkan saja mereka menatapmu. Lagian kamu ini kalau tidak dipaksa begini tidak akan pernah mau." Sahut Ayunda dengan tetap menarik Alexia.

Tadinya Alexia masih ingin masuk berkerja, namun Ayunda melarangnya karena acara resepsi tinggal besok.

Sampai mereka ke tempat yang diinginkan. Ayunda langsung meminta pegawai salon untuk menggarap Alexia dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Bagi Alexia, hal seperti ini sangatlah ribet, menjenuhkan dan membuang-buang waktu. Karena meskipun Ia seorang wanita tapi, Ia sama sekali tidak pernah menyenggol yang namanya make up ataupun sejenisnya, kecuali bedak bayi dan liptint. Ia lebih suka dengan kesibukannya dalam memasak dan membuat kue.

2 jam lebih melakukan perawatan, akhirnya Alexia bisa bernafas lega. Ia akui setelah melakukan perawatan, Ia merasa lebih segar dan seperti terlahir kembali karena penampilannya benar-benar berbeda.

"Oma." Panggil Alexia yang baru saja selesai perawatan.

"Sudah selesai?" Ayunda yang sejak tadi duduk di kursi tunggu langsung berdiri ketika melihat Alexia. Ia berjalan menghampiri Alexia dan menatap lekatnya lekat.

"Wah, kamu terlihat lebih segar dan berbeda, gadis nakal. Mulai sekarang kamu harus sering-sering melakukan perawatan. Bukan hanya untuk menyenangkan Alex tapi, juga menyenangkan diri. Ingat, ulat bulu berada dimana-mana." Tidak ada alasan lain Ayunda mengatakan hal tersebut. Ia ingin cucu menantunya ini setidaknya lebih bisa menikmati hidup. Mulai dengan merawat diri apalagi sudah memiliki suami, penampilan haruslah diperhatikan.

Alexia terkekeh. "Tapi, lelah Oma. Apalagi ini baru pertama kalinya aku masuk ke salon. Lagian siapa yang berani bersaing denganku?"

Cletak!

Ayunda menyentil dahi Alexia karena gemas.

"Auh, Oma. Sakit! Kenapa Oma menyentilku sih?" Alexia meringis.

"Kamu itu pintar tapi, bo-doh. Yang namanya ulat bulu tidak akan memandang dirinya jelek ataupun cantik. Pela-kor jaman sekarang tidak seperti dulu. Dulu mereka sembunyi-sembunyi tapi, kalau sekarang dengan tidak tahu malunya mereka menunjukkan diri secara terang-terangan, seolah-olah mengibarkan bendera perang." Sahut Ayunda kesal.

"Iya tapi, kenapa aku harus merawat diri, Oma? Aku lebih suka menjadi diriku yang apa adanya. Lagian kalau mereka sampai berani mengusik milikku, aku tidak akan segan-segan memberi mereka pelajaran." Ujar Alexia terdengar begitu meyakinkan.

Ayunda menghela nafas. "Kamu yakin sekali. Tapi, apa kamu yakin Alex akan menolak mereka?"

Alexia menggeleng. "Tidak tahu, Oma. Mungkin tempe atau rengginang bisa, Oma."

Cletak!

Lagi-lagi Ayunda menyentil dahi Alexia.

"Oma ini kasar sekali." Alexia mengusap-usap dahinya dengan wajah yang kesal.

"Kamu ini memang keras kepala, gadis nakal. Suatu saat pasti kamu akan tahu alasan dibalik kamu harus merawat diri. Sudah, lebih baik kamu bayar dulu. Setelah itu kita lanjut berbelanja." Imbuh Ayunda.

"Iya, Oma." Alexia pergi untuk membayar biaya perawatan.

Ayunda geleng-geleng dengan cucu menantunya ini. 'Gadis nakal, dia benar-benar mirip seperti Ajeng.' Batinnya.

Setelah Alexia membayar, mereka berdua keluar dari salon.

Alexia menggandeng tangan Ayunda. Ia melihat-lihat sekeliling sambil membicarakan perihal biaya perawatan di salon tadi. Menurutnya biaya perawatan tadi sangatlah mahal.

Ayunda menanggapinya hanya dengan sebuah senyuman.

Sampai mereka berdua menemukan sebuah butik, mereka berdua masuk ke dalam dan melihat-lihat.

"Gadis nakal, Oma ke sana dulu." Ayunda melihat sebuah dress yang sederhana namun terlihat cantik.

Alexia hanya mengangguk.

Ayunda menghampiri dress tersebut. Dress dengan lengan pendek berwarna abu-abu dengan renda bunga. "Wah, benar cantik. Sepertinya ini pas untuknya." Celetuknya.

Tangannya pun meraih dress tersebut. Namun, tiba-tiba ada yang merebutnya.

"Heh, kenapa kamu merebut dress itu? Kembalikan!" Kesal Ayunda dengan wanita yang telah merebut dress dari tangannya.

"Enak saja. Ini aku duluan yang melihatnya."

"Tapi, dress itu saya duluan yang menyentuhnya."

"Hallah, baru menyentuh kan belum membayarnya? Jadi, ini dress milikku. Lagian nenek tua sepertimu, tidak pantas membeli dress seperti ini. Apalagi memakainya, sama sekali tidak pantas."

"Kamu, sama sekali tidak memiliki sopan santun. Main rebut dan sekarang malah menghina saya." Ayunda mulai terpancing amarah. Dadanya naik turun karena nafasnya mulai berat.

"Kenapa? Nenek marah? Padahal apa yang ku bilang itu fakta loh. Nenek ini sudah tua loh, jadi jangan belagak seperti seorang gadis sepertiku."

Ayunda menaikkan sebelah alisnya. Ia merasa emosinya seketika redam kala mendengar ucapan wanita tersebut. Lalu, Ayunda menatap wanita yang berada di hadapannya dengan lekat, Ia melipat kedua tangannya di depan dada sambil tersenyum miring.

"Oh, ya? Apakah kamu benar-benar masih gadis? Tapi, saya lihat dari lututmu itu kok sepertinya kamu ini sudah tidak gadis lagi."

Wanita itu langsung gelagapan.

Melihat wanita tersebut salah tingkah, Ayunda semakin yakin dengan pikirannya.

"Oma, sudah belum?" Tanya Alexia yang tiba-tiba datang menghampiri Ayunda.

"Kamu, disini juga?"

Sontak Alexia menoleh kearah wanita yang baru saja bersuara.

"Seperti yang kamu lihat." Jawab Alexia dengan wajah datarnya ketika mengetahui siapa wanita tersebut. Lalu Ia kembali menatap Ayunda.

"Oma, sudah belum? Aku sudah nih." Ujarnya sambil menunjukkan barang bawaannya yang berupa kaos dan beberapa hoodie.

Ayunda menggeleng.

"Oh, jadi ini Oma kamu?"

"Kenapa?"

"Nenek tua ini tadi ingin mengambil dress ini. Apa dia sudah lupa dengan usianya sekarang?" Jawabnya sambil menunjukkan dress yang dimaksud.

"Apa maksud kamu?"

Wanita itu tersenyum mengejek. "Aku kira kamu ini wanita pintar. Ternyata nol besar. Mengartikan maksudku saja tidak bisa. Aku menjadi kasihan sama Alex, kenapa dia mau-maunya menikahi wanita sepertimu? Kamu itu tidak pantas jika bersanding dengannya."

"Lalu yang pantas bersanding dengan Mas Alex wanita yang seperti apa? Sepertimu?" Alexia menunjuknya dengan sebuah tatapan tegas.

"Ya. Aku cantik dan berkelas."

Alexia berdecih. "Ch, sombong dan percaya diri sekali kamu. Wanita berkelas kok mura-han."

"Apa maksudmu? Tidak sopan sekali kamu denganku, aku ini atasanmu."

Alexia tersenyum melihat wanita tersebut mulai terpancing emosi.

"Maaf, seperti kamu ini lupa kita sedang berada dimana. Ini bukan di Kantor, Sandra. Jadi, untuk apa aku harus sopan denganmu? Lagian ini jam Kantor, kenapa kamu berada di sini? Aku bisa loh mengadukan kamu yang suka mangkir begini."

"Jangan ngelunjak kamu. Mentang-mentang kamu istrinya Alex, lalu kamu berani denganku. Lihat saja, setelah ini aku pastikan kamu akan ditendang oleh Alex. Wanita sepertimu pasti hanya mengincar harta Alex saja kan? Wanita kampungan saja sok-sokkan. Aku akan membuat Alex membu-angmu seperti sampah."

Alexia terkekeh. "Percaya diri sekali kamu. Apa kamu sedang mengan-camku? Atau malah menantangku?"

Alexia melangkahkan kakinya hingga Ia bisa berdiri sejajar dengan Sandra.

"Ku lihat, kamu sangat berani denganku." Ujar Alexia dengan memandangi kuku tangannya yang terlihat berkilau.

"Tapi, sepertinya kamu harus mundur dan mengurungkan niatmu itu, karena apa? Karena aku mempunyai kunci As-mu. Bagaimana? Apakah nikmat bermain di dalam ruangan kerjamu? Apa kekasihmu se-gagah itu, hingga membuatmu merem melek begitu? Ah, aku tidak bisa membayangkan jika aku mengunggah rekaman kemarin sore ke sosial media."

Gleg!

Sandra menegang, Ia mematung. Lidahnya terasa kelu.

Flashback On

Alexia dan keempat temannya ingin turun karena sudah jam waktunya pulang. Satu persatu karyawan yang lain juga sudah mulai meninggalkan ruangan. Namun, karena Alexia tiba-tiba merasa kebelet ingin BAK, Ia menyuruh teman-temannya untuk turun lebih dulu.

"Eh, kalian duluan saja. Aku mau ke toilet dulu. Tiba-tiba aku kebelet pipis." Ujar Alexia.

"Kalau begitu kita tunggu saja." Sahut Lili.

"Tidak perlu, kalian duluan saja. Aku tidak apa-apa."

"Emm, oke deh. Kalau begitu kita duluan ya."

"Iya, kalian hati-hati."

Mereka saling melambaikan tangan.

Alexia langsung buru-buru ke toilet yang letaknya memang berada di ujung.

Beberapa menit kemudian Alexia keluar dari toilet. Suasana lantai tersebut sudah sangat sepi. Ia mempercepat langkah kakinya agar segera sampai di lift. Namun, saat melewati ruangan Sandra, Ia mendengar suara-suara yang sangat tidak asing. Beruntung pintu ruangan Sandra tidak tertutup dengan rapat, sehingga Alexia dengan mudah bisa melihat apa yang sedang terjadi di dalam ruangan tersebut.

"Astaga." Alexia langsung membekap mulutnya menggunakan kedua tangannya.

Ia melihat Sandra sedang bermain kuda-kudaan dengan salah satu bawahannya.

Tak mau membuang waktu dan kesempatan, Alexia langsung merogoh tasnya dan mengambil ponselnya.

"Asik bener sampai merem melek begitu, ah mataku jadi terkontaminasi kalau begini. Bukan hanya mataku nih yang tercemar, telingaku juga."

Alexia merekam kegiatan mereka berdua.

"Nah, segini saja cukup. Siapa tahu suatu saat video ini berguna. Lagian main begituan kok di Kantor. Tidak modal banget." Gerutunya. Alexia langsung menyimpan ponselnya kembali. Lalu Ia melanjutkannya langkahnya.

Flashback Off

Alexia melangkahkan kakinya mundur ketempat semula. Ia menatap Sandra dari atas sampai bawah.

"Jadi, apakah aku harus bersikap sopan dengan orang yang sudah tidak punya harga dirinya sepertimu? Asal kamu tahu saja, yang kamu bilang nenek tua ini adalah neneknya Mas Alex. Dan sekarang nenek tua inilah yang menjadi saksi. Kalau aku mau, kamu bisa aku pecat detik ini juga, sayangnya akan terasa kurang menarik. Jadi, tunggu saja kapan tanggal mainnya, aku pastikan saat itu penderitaan mu sedang dimulai." Ujar Alexia dihiasi dengan sebuah senyuman diakhir kata.

Sandra bergidik ngeri kala melihat senyuman Alexia yang terlihat menakutkan. Ia tidak dapat menjawab apa-apa, bahkan untuk sekedar bersuara pun Ia tidak bisa, seakan suaranya tertahan.

Ayunda tersenyum melihat bagaimana cara Alexia melawan musuh. Sepertinya Ia tidak perlu takut maupun khawatir lagi.

"Ayo, Oma. Kita pergi dari sini." Alexia mengajak Ayunda pergi meninggalkan Sandra.

Sandra mematung, apa yang Alexia ucapkan tadi masih terngiang-ngiang.

"Sayang, apa kamu sudah mendapatkan gaun seperti yang kamu inginkan?" Tanya seorang laki-laki paruh baya yang tiba-tiba datang menghampiri Sandra.

Sandra terperanjat karena terkejut. "Ah, ini sudah, Om."

"Kalau begitu, ayo kita langsung ke kasir untuk membayarnya."

Sandra dan laki-laki paruh baya yang diduga kekasih Sandra melangkah menuju ke kasir untuk membayar gaun yang sebelumnya Sandra rebut dari Ayunda.

Sementara Alexia dan Ayunda kini sudah keluar dari butik. Mereka berniat untuk mencari makan siang terlebih dahulu sebelum pulang.

1
Elisabeth Ratna Susanti
makin seru.....good job Thor 👍
Elisabeth Ratna Susanti
kalau baca sah! sah! aku merinding
AgviRa: waduh, kenapa, Kak?
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
like plus subscribe 👍 salam kenal 🙏🤗
AgviRa: Terima kasih, Kak😊🙏
total 1 replies
Rita Rita
CEO dong Thor bukan seo,,, 🤔🤭
AgviRa: ahh, itu sebenarnya mau ngomong seorang tapi terpotong karena ketukan pintu😅🙏
total 1 replies
Rita Rita
ini ibu tiri apa ibu kandung,,, kalo ibu kandung, wah ibu laknat namanya kalo ibu pun masih ada ibu tiri berasa ibu kandung,,
AgviRa: Baca terus ya, Kak, biar tahu 🤭
total 1 replies
Siti Maryati
Doble up ya 😁😁
AgviRa: InsyaAllah, Kaka. Terima kasih sudah berkenan membaca novel saya. 🙏😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!