Gabriella anashtasia
Nona muda kaya yang harus menggantikan posisi sang kakak untuk menjadi CEO Tanwarin Corp.
Dalam tugasnya, Gabriella mendapatkan ancaman dari orang orang yang ingin menjatuhkannya.
Suatu kejadian membuat Gabriella bertemu dengan Akin, seorang pria tangguh dan berani.
Pertemuan yang membuat Akin mendapat tawaran menjadi seorang bodyguard untuk menjaganya.
Karena suatu keadaan,membuat Akin harus menerima tawaran itu dengan suatu persyaratan yang dia berikan.
Akankah perjalanan Akin menjadi seorang bodyguard akan segampang itu???
Apakah dia akan sanggup bertahan menjadi seorang bodyguard dalam keluarga yang penuh ancaman???
Akankah akan tumbuh cinta diantara nona muda dan bodyguardnya???
Ikuti terus keseruan Akin, bodyguard yang harus sabar menghadapi keluarga nona mudanya.
Kisah ini mengandung perselisihan antar dua keluarga yang berbeda pendapat.
salam Sijack🥰.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sijack, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 21: Lelang Amal
Malam ini Gabriella menghadiri sebuah acara lelang yang diadakan disalah satu hotel bintang lima dikota itu. Acara diadakan di aula hotel yang berada dilantai 3. Gabriella menghadiri acara ini karena perintah ayahnya. Jujur saja dia sangat malas untuk hadir jika bukan karena formalitas saja.
Gabriella ditemani oleh berapa pengawal,diantaranya, Akin,Pete,Jimmy,Nichole dan Paul. Mereka semua berpencar mengawasi setiap bagian yang ada di aula itu.
Gabriella berjalan menuju tempat duduk yang telah disiapkan untuk para tamu acara. Malam ini Gabriella memakai sebuah gaun panjang berwarna hitam berlengan panjang. Seperti biasa dia hanya memakai make up tipis diwajahnya. Baru saja dia terduduk,terlihat Alea yang berjalan kearahnya. Malam ini Alea berpakaian serba hitam dengan polesan make up yang terlihat berlebihan.
Gabriella menatap datar Alea yang sudah berdiri dihadapannya. Alea menyilangkan kedua tangannya didepan dadanya dengan gaya angkuh. Dia tersenyum sok ramah kepada Gabriella.
"Ooh...sekarang Akin sudah kembali menjadi pengawalmu lagi??" Alea bertanya dengan nada yang menjengkelkan. Ketika dia berjalan kearah kursinya,dia melihat Akin sedang berdiri disekitar bar yang ada diruangan itu.
Awalnya dia bingung dengan siapa Akin datang,ternyata pas dilihat lagi ternyata ada Gabriella yang sudah duduk dikursinya. Makanya Alea sengaja mendatanginya.
Masih dengan wajah yang sama,Gabriella menjawab Alea."Noah mengembalikannya padaku. Dia tidak suka pengawalnya duduk dengan wanita sepertimu." Jawabnya santai.
Alea mengangkat alisnya tidak percaya. Dia terkekeh pelan."antara Noah yang benar benar mengembalikannya atau..." Dia menjeda ucapannya.
"Kau yang ingin dia kembali padamu??." Alea semakin memprovokasi Gabriella.
Gabriella menatap tajam kearah Alea. Jujur saja, sebenarnya Noah hanya kesal saja pada Akin,tapi karena dia memana manasi Noah hingga akhirnya Noah mengembalikan Akin padanya. Entah kenapa dia menginginkan Akin kembali menjadi pengawalnya.
Tepat saat Gabriella ingin menjawab pertanyaan itu,
Deandra dan Lea datang membuatnya bernapas lega. Alea menatap kedatang kedua sahabat Gabriella dan tersenyum miring.
"Kali ini kau selamat,Ella." Alea melenggang pergi meninggalkan Gabriella dan sahabatnya.
Deandra dan Lea menatap kepergian Alea dengan kebingungan.
"Apa yang dia lakukan??" Tanya Lea sembari mendudukan dirinya.
Gabriella meminum minumannya terlebih dahulu.
"Tidak penting." Jawabnya tidak mau membahas Alea.
Deandra dan Lea mengangguk. Mereka tahu bahwa Gabriella dan Alea tidak memiliki hubungan baik satu sama lain.
"Ooh...ya,tadi aku melihat Akin didekat bar,apa kau yang membawanya??" Tanya Deandra penasaran. Ketika dia dan Lea masuk, mereka melihat Akin yang sedang berjaga disekitar bar.
Gabriella mengangguk."mmm...aku yang membawanya kesini,Noah mengembalikannya padaku." Jawabnya santai.
"Memang kenapa??" Sebenarnya dia penasaran kenapa orang orang heran melihat Akin kembali menjadi pengawalnya.
"Tidak apa." Jawabnya. Sebenarnya dia dan Lea merasa bahwa Gabriella memiliki ketertarikan pada Akin.
Sampai suatu ide terlintas dikepala Deandra.
"Ella,lihatlah! Akin menatap kesini." serunya berbohong.
Sontak Gabriella langsung menoleh dan melihat Akin yang sedang berbicara pada seorang bartender.
Gabriella kembali menghadap Deandra dan Lea yang sedang tergelak menertawainya. Dia memasang wajah marah dan membuka ponselnya.
"Maaf Ella,aku hanya bercanda." Ucap Deandra sembari menghentikan tawanya.
Gabriella tidak menggubris kedua temannya dan fokus pada hpnya.Tak lama Lea menyenggol bahu Gabriella. Tapi tidak dihiraukan oleh Gabriella.
Deandra kembali menyenggol temannya.
"Ella,kau harus liat sana!!" Pinta Deandra Gabriella untuk menatap kearah Bar.
Gabriella menoleh dengan malas dan langsung terdiam. Dia tertegun dengan apa yang dia lihat.
Disana,dibagian meja Bar. Ada Akin yang sedang tersenyum kearah mereka. Senyuman yang mungkin jarang dia lihat,karena seringnya ketika mereka bertemu mereka lebih banyak berdebat.
"Ella!" Panggil Lea yang bingung melihat Gabriella hanya terdiam. Gabriella sadar dan langsung menoleh kerah 2 temannya.
"Hah..ada apa??" Tanyanya seketika seperti orang linglung.
Deandra menggelengkan kepalanya melihat sikap sahabatnya ini.
"Kau ini,bukannya dibalas senyum,malah cuman dipandangi saja." Ucapnya gemas melihat temannya yang hanya terdiam saja ketika diberi senyuman oleh pengawalnya.
Gabriella mengerutkan keningnya."memangnya aku harus membalasnya balik,dia sedang bertugas, mungkin saja kalian salah lihat." Elak Gabriella.
Dalam hatinya dia sangat senang melihat Akin yang terseyum seperti itu. Entah apa yang dia rasakan sekarang,dia belum ingin meyakini itu.
Ditempatnya,setelah dia menyapa nona mudanya dengan senyuman,Akin meminta bartender memberinya minuman. Disaat dia mengawasi sekeliling bar dia tidak melihat bartender memasukkan sesuatu kedalam minumannya. Bartender itu meletakkan gelas diatas meja didepan Akin.
Akin menoleh dan mengambil minumannya dan berterimakasih kepada bartender itu.
Acara lelang akhirnya dimulai. Pembawa acara naik keatas podium dan membuka acara. Seseorang naik membawa sebuah kotak kaca berisikan sebuah kalung berlian.
"Barang pertama yang akan kita jual adalah sebuah kalung..." pembawa acara itu menjelaskan detail tentang kalung berlian itu.
"Baik,harga dimulai dari 150 juta." Penetapan harga sudah ditentukan tinggal lihat siapa yang akan mendapatkannya.
"Baiklah...siapa yang akan menawar??" Tanya pembawa acara
Pertama kali mengangkat tangan adalah seorang pria tua.
"200 juta." Tawarnya.
"250 juta." Tawar orang yang lain yang berada dilelang tersebut.
"Oke 250 juta apa ada yang akan menawar lagi??" Ucap MC.
"Baiklah,250 juta... satu...dua...
"300 juta." Ucap salah satu orang menawar dengan harga tinggi.
"Woooww...penawaran yang sangat tinggi." Ucap MC .
"Baiklah 300 juta..satu...dua...tiga."
Ucap sang MC final.
"Baiklah kalung berlian ini sudah terjual seharga 300 juta." Ucap MC mengumumkan.
Disaat yang sama,Akin merasakan kepalanya pusing . Dia pergi mecari toilet dan membasuh wajahnya diwastafel toilet itu. Saat masih membasuh wajahnya ada beberapa orang datang menutup kepalanya menggunakan penutup kepala dan membawanya keluar dari toilet menuju salah satu kamar yang ada dihotel itu.
Kembali ke acara lelang MC mengumumkan bahwa barang yang kedua adalah barang terakhir.
"Di barang selanjutnya dan menjadi yang terakhir,ada sebuah kalung..." MC menjelaskan kembali detail kalung terakhir.
Ditempat Gabriella Lea menyenggol lengan Gabriella.
"Bukankah itu kalung yang ingin ayahmu kau dapatkan??" Ucap Lea. Gabriella mengangguk dan menunggu penawaran dimulai.
"Baiklah...kalung ini akan mulai dijual dari harga 500 juta." Teriak sang MC.
"Siapa yang akan menawarnya terlebih dahulu.."
Gabriella mengangkat tangannya.
"600 juta." Tawarnya langsung.
"Woooww..harga yang sangat fantastis." Teriak sang MC.
"700 juta." Alea yang berada ditempatnya mengangkat tangannya sambil melirik kearah Gabriella.
Gabriella terseyum sinis melihat Alea yang tidak mau kalah darinya. Dia kembali mengangkat tangannya dan menawar dengan harga yang tak masuk akal.
"900 juta." Tawarnya telak.
Sahabatnya melotot mendengar harga yang ditawar Gabriella.
"Ella!" Ucap Deandra tidak percaya dengan apa yang dilakukan sahabatnya. Gabriella hanya mengangguk meyakinkan.
Orang orang terkejut mendengar tawaran harga yang sangat luar biasa itu.
"Wahhhh....harga yang sangat luar biasa. Baiklah jika tidak ada yang menawar,maka kalung ini akan jatuh kepada Nona Gabriella." Teriak sang MC.
Alea menatap kesal kearah Gabriella. Dia melenggang pergi meninggalkan acara.
Disaat yang sama para pengawal tidak melihat keberadaan Akin ditempatnya.
"Dimana Akin??" Ucap Jimmy lewat sebuah earburds. Dia tidak melihat keberadaan Akin.
Para pengawal berkomunikasi menggunakan earburds yang sudah dibagikan ketika dirumah utama.
"Dia tidak terlihat disini." Ucap Paul yang berada disekitar restoran.
"Nichole,apa ada Akin disana??" Tanya Jimmy.
Saat ini posisi Nichole yang paling terdekat dengan tempat Akin mengawasi.
"Akin tidak ada ditempat." Ucap Nichole setelah melihat bar yang diawasi Akin.
Saat ini Gabriella akan memberika sedikit kalimatnya.
"Baiklah,pertama saya akan mengucapkan terimakasih kepada penyelenggara acara hari ini.."
"Kemudian saya berterima kasih kepada tamu tamu yang sudah hadir diacara lelang amal ini..."
Saat dia akan melanjutkan kalimatnya,dia tidak melihat Akin ditempatnya. Gabriella terdiam menatap seluruh bagian bar dan tidak ada Akin sama sekali.
Akin yang menghilang membuat fokusnya hilang dan segera meninggalkan acara.
Deandra dan Lea terheran melihat Gabriella yang tiba tiba pergi.
MC mengucapkan terimakasih kepada Gabriella dan menutup acaranya.
Hay guys...
Tolong support author ya.
Tolong tinggalkan jejak ketika membaca cerita ini.
Terimakasih🥰🥰