NovelToon NovelToon
Izinkan Mama Kembali

Izinkan Mama Kembali

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Anak Genius / Konflik etika / Selingkuh / Identitas Tersembunyi
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: FR Nursy

Tidak pernah menyangka pernikahan ketiga Naya Aurelia (32th) mendapatkan ujian yang penuh dramatis.

Ia dihadapkan dengan pilihan yang sulit antara memilih suami atau anak kandungnya.

Berawal dari suaminya Juan Bagaskara (27th) yang tidak mau menerima Shaka sebagai anak sambungnya sehingga Naya dengan terpaksa harus berpisah dengan putri kesayangannya. Ia menitipkan Shaka pada bi Irah asisten rumah tangganya yang diberhentikan dari rumah tersebut.

Bertahun-tahun Naya tersiksa batinnya karena ulah suami yang usianya lebih muda darinya. Apalagi suaminya pun memiliki pekerjaan di luar dugaannya yang membuatnya sangat terpukul. Pekerjaan apa kira-kira?

Disisi lain ia sangat ingin kembali hidup bersama anaknya. "Nak, izinkan mama kembali meraih cintamu..." ucap Naya lirih.

Akankah kebahagiaan berpihak pada hidup Naya selanjutnya?

Ikuti kisahnya!💕

Follow author ya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FR Nursy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 19 Shaka Ada di Mana?

Ternyata anak perempuan itu bukan Shaka. Bi Irah sangat kecewa. Wajah yang tadinya berbinar berubah menjadi sendu, dadanya kembali berdegup kencang.

"Maaf Nak, Ibu kira anak Ibu,"

"Tidak apa-apa Ibu," anak itu tersenyum lalu mengangguk meninggalkan bi Irah yang kembali cemas.

"Pak Arya, non Shaka benar-benar hilang. Bagaimana ini Pak? Bagaimana Bibi kasih tahu pak Dikara kalau anaknya ternyata hilang? Ya Allah Shaka ke mana kamu, nak? ujar bi Irah merasa takut. Hatinya menjadi tak menentu.

Arya menatapnya bingung, "Pak Dikara, maksud bi Irah apa? Bukankah sekarang tanggung jawab Shaka ada di tangan Juan dan Naya?"

"Anu Pak Arya. Non Shaka minta diantar ke rumah papanya, pak Dikara. Terus bibi yang disuruh untuk mengantar non Shaka ke sana. Pak Juan dan bu Naya terlalu sibuk untuk datang ke Jakarta,"

Arya memicingkan matanya merasa heran dengan kelakuan Juan maupun Naya yang menurutnya begitu gegabah dalam mengambil keputusan.

"Sibuk sampai harus menitipkan anak pada pengasuh? Ooh tidak-tidak bukankah waktu aku di Surabaya bi Irah yang malah mengakui bahwa Shaka adalah anaknya dan Shaka pun memainkan perannya sebagai anak begitu bagus, sehingga Arisa begitu percaya dengan sandiwara mereka. Ada apa sebenarnya?" monolognya dalam hati.

"Sebentar, sebenarnya saya belum paham, bi Irah ada di Jakarta untuk mengantar Shaka bertemu papanya atas perintah Naya? Kalau keluarga yang normal, tidak ada satu orang tua pun yang dengan sadar menitipkan anaknya pada orang lain untuk diantarkan pada papa kandungnya. Seharusnya Naya yang mengantarkan anaknya sebagai bentuk kepedulian. Sebenarnya apa yang sudah terjadi pada kalian? Begini saja, kita ke sana dulu ya Bi! Nanti saya akan bantu mencari Shaka. Tapi tolong ceritakan apa yang sebenarnya sudah terjadi pada kehidupan Shaka setelah berpisah dengan papanya? Sungguh sepertinya kehidupan mereka ada yang aneh. Maaf Bi kalau saya ingin tahu. Karena saya merasa kasihan pada Shaka."

Bi irah mengangguk. Seraya diminta Arya untuk mengikutinya ke sebuah resto yang ada di dalam mall tersebut.

"Minum dulu Bi, biar pikiran Bibi tenang," titah Arya begitu sudah sampai di resto dan duduk di sana.

"Bagaimana saya bisa tenang pak? Shaka hilang tidak tahu ke mana," ujar bi Irah cemas, bulir air mata hampir saja lolos dari pelupuk matanya.

Mata bi Irah masih mengawasi sekeliling, berharap Shaka melewati tempat itu. Bi Irah sangat mengkhawatirkan Shaka.

"Bibi tenang ya, setelah ini saya akan bantu cari Shaka,"

"Terima kasih pak Arya. Kalau saja tidak menuruti keinginan Shaka untuk beli oleh-oleh ke sini, semuanya ga mungkin terjadi."

"Sssttt Bibi tidak perlu menyesalinya. Semua sudah kehendak Allah. Pasti ada hikmah dibalik kejadian ini. Ngomong-ngomong mengapa Juan dan naya begitu percaya pada bi Irah untuk mengantar Shaka ke Jakarta hanya berdua saja? Apa mereka tidak takut kalau misalnya bi Irah berbuat jahat pada Shaka?"

Bi irah tertawa sinis. Kebencian pada pasangan tersebut mendadak hinggap dalam hatinya.

"Mereka tidak akan merasa takut kalau anaknya saya culik Pak. Lah wong Shaka itu sebenarnya tidak dianggap anak di sana. Saya sebenarnya kasihan sama bu Naya, ia merasa tertekan dengan keputusan yang dibuat pak Juan. Tapi dasar bucinnya sampe tingkat akut sampe tidak bisa membedakan mana yang harus diutamakan. Kalau saya jadi bu Naya, saya gugat cerai tuh suami model pak Juan. Apaan nikahi ibunya tapi ga mau anggap anaknya sebagai anak sambung. Sampe-sampe bibi diberhentikan dari rumah tersebut agar bibi lebih fokus pada Shaka," adunya kesal.

"Sampai sejauh itu, Bi?" tanya Arya menatapnya tak percaya, seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Bibi hanya diamanatkan oleh mereka untuk mengantar Shaka ke papanya, itu saja. Tapi sekarang Bibi malah kehilangan anak itu. Ya Allah segera pertemukan saya dengan Shaka,"

"Baik Bi, sebaiknya Bibi pulang saja. Lagi pula ini sudah hampir magrib. Biar saya yang cari Shaka. Ini kartu nama saya. Nanti Bibi tolong hubungi saya untuk mengetahui info lebih lanjut!" ujar Arya penuh solusi.

Bi Irah tampak ragu tapi kemudian ia mencoba untuk percaya pada lelaki tersebut setelah membaca kartu namanya.

"Baik pak Arya terima kasih kalau Bapak mau bantu saya. Saya memang terasa lelah saat ini. Tapi hati saya tidak tenang kalau Shaka belum ditemukan. Saya mohon cari Shaka sampai ketemu ya pak!"

"Insya Allah. Tolong bantu doa di rumah ya Bi!"

Bi Irah pun berpamitan untuk pulang ke rumahnya dengan rasa khawatir yang mendalam. Matanya masih mengedar ke sekitar mall tersebut, masih berharap Shaka bisa terlihat dan bisa berhasil ditemukan.

××××

××××

Sementara itu, Shaka tampak kebingungan mencari bi Irah setelah menunggu beberapa menit di depan toilet perempuan.

Shaka akhirnya melangkah tidak menentu sambil mencari-cari bi Irah di sepanjang langkahnya. Ia tidak peduli banyak pasang mata yang menatapnya bingung akan tingkahnya yang mencari bi Irah tanpa suara.

Sampai pada akhirnya ia keluar dari mall tersebut dengan mengikuti sosok wanita berhijab yang berjalan dengan menenteng plastik besar di kedua tangannya. Sementara wanita yang berada di sampingnya berjalan dengan menenteng banyak paper bag, wanita itu berambut lurus berpakaian modis dan berkacamata hitam.

Shaka mengikuti mereka berdua keluar lewat pintu belakang menuju parkiran mobil. Shaka dengan mengendap-endap memperhatikan mereka di balik mobil yang sejajar dengan mobilnya. Matanya begitu awas berharap kehadirannya tidak diketahui oleh mereka berdua.

"Sini aku bantu, kakak yang bawa mobilnya ya!" ujar wanita berkacamata hitam, seraya mengibaskan rambutnya yang panjang, lalu membuka kaca matanya.

"Boleh. Kamu yang atur sampe bagasi mobil bisa menampung barang yang kita beli. Kalau tidak cukup, simpan di jok tengah saja, ya!" titah kakaknya yang memiliki sepasang mata teduh.

Wanita yang berhijab tersebut membuka pintu tengah membiarkan pintu tersebut terbuka lebar sehingga Shaka lebih leluasa untuk bisa masuk ke dalamnya, saat wanita itu mengitari mobil menuju pintu depan pengemudi.

Dengan cepat Shaka menyelinap masuk ke dalam mobil yang akan mereka tumpangi. Shaka bersembunyi tepat di jok belakang. Ia tiduran sampai akhirnya ia tertidur dengan pulas di sana.

Mobil bergerak perlahan meninggalkan mall tersebut, namun setelah membelah jalanan kota, mobil tersebut berjalan dengan kecepatan sedang.

Saat seekor kucing melintasi parkiran di sebuah halaman rumah mewah, mobil yang mereka tumpangi mengerem mendadak hanya untuk menghindari kucing.

Ciiitttt

Bruuuk

"Suara apaan itu?" tanya Elana, sang kakak saat mendengar suara dari arah belakang.

Mereka saling tatap manakala suara itu tidak hanya suara benda yang jatuh, namun ada suara isakan tangis anak kecil.

Mereka langsung membuka pintu depan untuk mengecek secara langsung kejadian di dalam mobilnya.

Hatinya sudah ketar-ketir, khawatir ada sesuatu yang tidak diinginkan. Amara dengan rasa takut membuka pintu mobil bagian tengah, dengan was-was ia melihat jok belakang dan...

Aaaarrgggh

1
Anonymous
kakeknya kah?
🍒⃞⃟🦅🥑⃟uuuaaa🦉𝐕⃝⃟🏴‍☠️
upppp
🍒⃞⃟🦅🥑⃟uuuaaa🦉𝐕⃝⃟🏴‍☠️
jgn blng udh pndh rmh ke rmh mama ny lgi
Wanita Aries
Shaka ktmu siapa yaa
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Rumahnya Dikara udah dijual 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
msh membekas ya Shaka 🥺
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
dasar Bocil🤣🤣🤣
Kadek Bella
lanjut thoor
Wanita Aries
Ktmu jg ma tu bocil ya ar
🍒⃞⃟🦅🥑⃟uuuaaa🦉𝐕⃝⃟🏴‍☠️
eng ing eng, bnr kah ktmu/Facepalm/
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
akhirnya ketemu 🤗
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
tayangan
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Itu anak yg sama 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Apa ini Arya 🤔
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Masa dari dokter jadi jualan nasi goreng 🤔
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Abang nya juga sama aja 🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Wah dasar Amara 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
bener Shaka,kasihan bi Irah 😔
🍒⃞⃟🦅🥑⃟uuuaaa🦉𝐕⃝⃟🏴‍☠️
msa iy dikara dri dokter ke tukng nasi gorenggg sihh/Slight/

eh tpi sy jga jualan mie ayam grobakan dahh/Grin//Facepalm//Joyful//Curse//Curse//Curse/
🍒⃞⃟🦅🥑⃟uuuaaa🦉𝐕⃝⃟🏴‍☠️: nipuuu iy/Smug/
Ñůŕšý: banyak lho konglomeret jualan di pinggir jalan. Pembelinya orang biasa, merasa kasihan dagangannya belum abis terus diborong eeeh ga tahunya pedagangnya punya mobil mewah.... 🤣
total 2 replies
Wanita Aries
Lah dikara lg nyamar cari jodoh kyknya
Ñůŕšý: bisa jadi itu kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!