Setelah dikhianti oleh pria yang dicintainya, Vani tidak ingin lagi jatuh cinta, tetapi takdir justru mempertemukan Vani dengan Arjuna.
Seorang CEO yang dikenal dengan rumor sebagai pria gay.
Karena suatu alasan, Vani setuju saat Juna melamarnya, karena berpikir Juna seoarang gay dan tidak mungkin menyentuhnya. Namun siapa sangka jika rumor tentang gay itu salah. Juna adalah sosok suami yang begitu memuja Vani.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cinta Halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Peraturan Baru
"Teruma kasih," ucap Vani akan turun dari mobil, tapi Arjuna belum mengizinkannya turun. Vani yang sudah terbiasa akan kondisi itu seakan mengerti apa yang diinginkan Arjuna.
Dengan wajah merona Vani mendekat dan mengecup sebelah pipi Arjuna, di balas kecupan di dahinya dari pria itu. Dan benar saja, Arjuna tak lagi menahan Vani untuk keluar dari mobil setelah melakukan itu.
"Terima kasih, Sayang. Aku akan menjemputmu, nanti," ucap Juna sebelum Vani menghilang dari pandangannya.
Vani masuk ke dalam gedung kantornya dengan wajah yang terlihat berseri-seri. Etah itu karena apa, jelas membuat semua yang melihatnya bertanya-tanya.
"Pagi, Vani!" Sapa pria yang bertugas sebagai keamanan pada Vani yang baru saja masuk ke dalam kantor.
"Pagi juga, Pak!" balas Vani tersenyum.
"Hari ini terlihat sangat cerah, Van. Ada apa?" sahut pegawai lainnya, bertanya.
"Tidak ada apa-apa." Vani terlihat salah tingkah.
"Apa itu?" tanya Vani saat melihat hampir di semua meja ada sebuah kotak makanan.
"Barusan ada yang mengirimkan makanan!" jawab Esi yang sudah tiba di sana lima menit lebih dulu dari Vani.
"Siapa?"
"Katanya sebagai hari perayaan sesuatu. Orang itu berbagi kebahagiaannya lewat ini." Jawaban dari pegawai lainnya di sana benar-benar membuat Vani penasaran.
"Siapa, Si?" tanyanya menatap Esi yang masih tersenyum menatapnya.
"Calon Suamimu." Esi menertawakan Vani yang semakin salah tingkah setelah mendengar jawabannya.
"Hah? Vani mau nikah, ya?" tanya pegawai lain membuat tawa Esi semakin kencang, saat melihat wajah merona serta sikap Vani.
"Iya, nanti undangannya pasti sampai kepada kalian," sahut Esi menjawab setiap pertanyaan yang ada.
"Omongan dia jangan dipercaya. Banyak bohongnya," ucap Vani menunjuk Esi yang masih saja tertawa.
Vani mencoba mengabaikan Esi dan mereka yang masih menaruh rasa pebasaran padanya. Mereka tahu jika beberapa minggu belakangan banyak hal terjadi pada Vani, terutama gosip akan hubungan Vani bersama CEO tampan yang romornya seorang gay. Jika benar itu semua, maka tudingan orang terhadap CEO tampan itu artinya salah.
"Apa menurutmu dia akan menikah dengan Tuan Arjuna?" ucap CS satu berbisik pada CS dua.
"Mungkin saja. Vani cantik, baik. Mungkin semua ruomor itu salah, atau mungkin juga pria itu memanfaatkan Vani untuk menutupi aibnya agar terhindar dari gosip gay. Entahlah, tidak ada yang tahu kebenarannya," jawab CS dua menebak-nebak.
Vani yang telah berada di posisinya siap untuk bekerja, berpikir untuk bertanya pada Arjuna, ketika masih ada waktu sepuluh menit untuk itu.
["Apa kamu mengirimkan makanan ke kantorku?"]
Vani meletakkan ponselnya di dalam laci saat Vani sadar Arjuna pasti masih di jalan menuju kantornya, tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Pria itu dengan cepat membalas pesannya.
["Iya. Maaf jika kamu keberatan! Aku lupa meminta izinmu."]
["Tidak masalah, aku tidak marah. Aku hanya ingin memastikan itu kamu. Terima kasih untuk semuanya. Hati-hati di jalan, jangan menggunakan ponsel saat mengemudi!] Vani tersenyum membalas pesan Arjuna.
["Siap laksanakan, nyonya Arjuna!"]
Setelah membaca pesan balasa dari Arjuna. Vani menyimpan ponselnya dan siap untuk fokus bekerja.
***
Sangat berbeda dengan sikapnya pada Vani. Di luar sana sikap Arjuna selalu saja dingin.
Arjuna yang saat ini tengah bekerja merasa jengah dan jijik saat melihat penampilan beberapa wanita yang berada di ruang meeting saat ini. Penampilan para pegawai perempuan di perusahaannya membuat Arjuna merasa geram dan muak.
"Meeting saya tunda selama satu jam. Tolong bagi yang merasa perempuan, tolong keluar dari ruangan ini dan perbaiki penampilan kalian kalau masih ingin bekerja di sini." Arjuna yang sudah berdiri, dengan sangat tegas mengatakan semua itu, di saat meeting tengah berlangsung.
"Hah? Apa yang salah?" tanya salah satu pegawai kelepasan bertanya, dan saat itu juga mendapat tatapan tajam dari Arjuna.
"Ini perusahaan! Ini kantor tempat bekerja, bukan tempat hiburan malam!" sindir Arjuna.
Arjuna beralih menatap Dika yang ada di sebelahnya. "Jadikan penampilan Vani sebagai contoh dan buat peraturan baru untuk setelan kerja pegawai wanita. Tidak ada yang boleh menggunakan rok di atas lutut apalagi menggunakan pakaian ketat yang menonjolkan lekuk tubuh mereka, Dress di larang digunakan saat jam kerja! Ini kantor bukan tempat hiburan malam! Jadi gunakanlah pakaian yang sopan, yang sesuai pada tempatnya!" titah Arjuna setelah itu keluar dari sana. Meninggalkan orang-orang yang hanya bisa bertanya-tanya setelah Dika mengesahkan peraturan baru tersebut.
Pekerjaan kantor seketika terhenti, bukan hanya untuk mereka yang tadi di tegur oleh Arjuna, tetapi untuk semua wanita di kantor, sesaat setelah peraturan baru keluar. Hampir separuh dari keseluruhan pegawai di perusahaan itu yang berjenis kelamin perempuan terlihat berlarian kesana kemari untuk secepatnya memperbaiki penampilan mereka, sebelum kembali mendapat teguran dari atasan mereka yang terkenal dingin dan tidak pernah main-main dengan ucapannya.
Peraturan baru yang dibuat Arjuna tentu saja tidak sepenuhnya disetujui oleh semua pihak. Banyak pihak yang merasa keberatan dengan peraturan tersebut, tapi kembali lagi kekuasaan mereka tidaklah sebesar kekuasaan Arjuna yang merupakan pimpinan mereka, hingga mereka hanya bisa merutuk di belakang Arjuna dan pasrah menerima semua perintah Arjuna.
"Kenapa tidak sekalian saja dia buat peraturan jika semua perempuan di sini harus menggunakan jubah panjang?" Dengus seorang pria yang terkenal mata keranjang merasa kesal dengan peraturan Arjuna yang akan menghilangkan kesenangannya.
"Aku rasa berita yang mengatakan jika dia Gay benar adanya. Masa iya dia sama sekali tidak tertarik dengan perempuan, melihat penampilan perempuan yang sedikit terbuka saja dia geram dan jijik. Aneh, bukan?" sahut pria lainnya.
"Jaga bicara kalian jika masih ingin bekerja disini. Orang seperti tuan Arjuna pastinya mempunyai banyak telinga dan mata disekelilingnya. Lagipula jangan lupa jika Tuan Arjuna sudah punya calon istri. Ingat video waktu itu!" tegur pria lain lagi memperingati temannya yang seketika langsung menatap ke sekeliling mereka.
"Bisa saja itu semua sandiwaran hanya untuk mengelak dari gosip gay nya," gumam pria pertama sebelum benar-benar menutup mulutnya.
Diruangannya, Arjuna membuka phonselnya dan menatap foto wanita yang saat ini sudah menjadi walpaper di handphonenya.
Senyuman terbit di bibir Arjuna mengganti raut wajah dinginnya.
Aku sangat menyukaimu. Keberadaanmu membuatku merasa sangat bahagia. Aku tidak akan pernah melepaskanmu, Vani. Batinnya.