NovelToon NovelToon
Transmigrasi Arisya : Menjadi Single Mom

Transmigrasi Arisya : Menjadi Single Mom

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Single Mom / Anak Kembar / Kelahiran kembali menjadi kuat / Crazy Rich/Konglomerat / Balas dendam pengganti
Popularitas:85.6k
Nilai: 5
Nama Author: eli_wi

"Kalian siapa? Kenapa perut kalian kecil sekali? Apa kalian tidak makan?" tanya seorang perempuan dengan tatapan bingungnya, dia adalah Margaretha Arisya.

"Matanan tami dimatan cama cacing," ucap seorang bocah laki-laki dengan tatapan polosnya.

"Memang tami ndak dikacih matan cama ibu," ceplos seorang bocah laki-laki satunya yang berwajah sama, namun tatapannya sangat tajam dan ucapannya sangat pedas.

"Astaga..."

Seorang perempuan yang baru bangun dari tidurnya itu kebingungan. Ia yang semalam menyelamatkan seorang wanita paruh baya dari pencopet dan berakhir pingsan atau mungkin meninggal dunia.

Ternyata ia baru sadar jika masuk ke dalam tubuh seorang perempuan dengan status janda bernama Naura Arisya Maure. Setelah menerima keadaan, ia berupaya mengubah semuanya. Namun kedatangan orang-orang di masa lalu pemilik tubuh ini membuat semuanya semakin rumit.

Bagaimakah Arisya bertahan pada tubuh seorang janda dengan dua orang anak? Apakah Arisya bisa kembali ke tubuh aslinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eli_wi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ricko vs Seno

Arrghhh...

Ibu, Gheo takut.

Tolong...

Saat Ricko ingin mencicipi makanan yang ada di tangan Gheo, pengganggu datang. Dia adalah Seno yang datang ke taman kota itu bersama kekasihnya, Mariam. Melihat Arisya dan kedua anaknya, ia langsung emosi.

Mengingat saat ia mengejar Arisya di rumah lama keduanya, dirinya tak berhasil menangkap mantan istrinya itu. Apalagi sekarang ia melihat mantan istri dan kedua anaknya bersama seorang laki-laki asing. Ia langsung memukul wajah Ricko untuk meluapkan emosinya.

"Berhenti, Mas." seru beberapa pengunjung taman yang mencoba melerai pertengkaran keduanya. Apalagi Seno yang datang-datang langsung memukul Ricko. Beberapa pengunjung taman langsung memegangi keduanya agar tak saling balas.

"Dia itu pebinor. Jangan lindungi dia, sini adu duel sama saya. Istriku direbutnya, ya saya marah. Apalagi ada kedua anak saya di sini. Dia malah mesra-mesraan di depan kedua anak saya," teriak Seno saat badannya ditahan oleh dua orang pengunjung agar tak kembali menerjang Ricko.

"Bohong. Dia itu mantan suami calon istri saya. Mereka bercerai karena laki-lakinya selingkuh dan ingin merebut harta mantan istrinya," seru Ricko tak terima. Hal itu membuat pengunjung kebingungan dengan apa yang terjadi.

"Saya juga nggak mesra-mesraan sama perempuan di depan anak kecil. Sedari tadi saya dekatnya malah sama anak-anak," lanjutnya membela diri.

"Mas..."

"Mar," sentak Seno saat melihat Mariam ingin mendekatinya dan berbicara banyak. Apalagi Mariam khawatir jika Seno malah ingin bersatu kembali dengan Arisya. Sedangkan Seno khawatir jika pengunjung berbalik membela Ricko dan menyalahkannya karena ada Mariam.

"Nah itu pacarnya si Seno ini, bapak-bapak. Saya tidak merebut. Saya dekat dengan calon istri saya itu setelah mereka bercerai," seru Ricko dengan tatapan tajamnya.

"Nggak, dia itu pacar saya setelah resmi bercerai." Kali ini Seno yang mengelak, ia tak mau malah dihakimi massa di sini.

Belhenti, cemuana.

Seruan dari bocah kecil yang tak lain adalah Theo itu membuat suasana di sekitar seketika hening. Apalagi air mata yang membasahi kedua pipi bocah cilik itu membuat semuanya iba. Sedangkan Arisya memeluk Gheo yang menangis karena ketakutan melihat kekerasan di depannya.

"Bapak... Laki-laki yang sehalusna menjadi seolang Bapak tapi tak layak dipandil Bapak. Menelantalkan nanakna, hanya demi melebut halta Ibu. Kulang apa Ibu celama ini? Ucaha diambil campai bangklut. Masa lumah juga mau diambil?"

"Kami mau tinggal dimana? Yang Bapak pentingkan hanya halta dan melebut cemua milik Ibu. Ndak ada tuh tanya kabal kami dan tinggal dimana sekalang? Kacih uang jajan selibu caja, ndak pelnah." Theo mengatakan unek-unek yang selama ini disimpannya. Ia tak rela Ibunya menderita lagi karena keserakahan dari Seno. Walaupun ia tahu jiwa dalam diri Ibunya itu bukanlah Ibu kandungnya.

"Theo, nggak gitu. Bapak sayang sama kalian. Makanya Bapak berusaha melindungi harta itu agar tidak jatuh pada laki-laki serakah kaya dia," seru Seno sambil menunjuk ke arah Ricko. Hal itu membuat Ricko memelototkan matanya.

"Astaga... Bahkan harta milik Arisya itu tidak ada apa-apanya dengan nilai total asetku," gumam Ricko sambil menggelengkan kepalanya.

"Halta itu bukan milik Bapak. Itu milik olangtua Ibuku jadi pasti akan jatuh pada Ibuku. Telselah dia mau dikacih dan didunakan untuk apa. Bapak ndak belhak buat minta atau mengamantan," seru Theo membela Arisya.

Pegangan pengunjung pada Ricko terlepas saat sudah paham dengan apa yang terjadi. Di sini yang bersalah bukan Ricko, melainkan Seno. Ricko langsung mendekati Theo dan memeluknya erat. Baru kali ini Ricko melihat Theo menangis.

"Om ini butan Bapakna aku dan Gheo. Tapi Om ini baik dan celalu ada buat kami. Bahtan dia seling kacih kita makan, begitu juga kelualgana. Ndak kaya Bapak dan Nenek, malah mikilin halta telus. Mikilin badaimana halta itu jatuh ke tangan kalian," Hati Ricko menghangat mendengar pujian dari Theo.

"Theo, kamu nggak ngerti urusan orang..."

"Theo ngelti cemua. Ngelti talo Bapak menikahi Ibu untuk mengambil haltana. Waktu Ibu dan Gheo dipukul cama Nenek, ndak ada Bapak bela. Malah cuma dilihatin doang. Theo ngelti," sela Theo membuat beberapa pengunjung di sana merasakan sesak dan marah sekaligus.

Huuuu...

Dasar laki-laki tidak tahu diri,

Manfaatin kekayaan istrinya doang,

Kerja dong,

Laki-laki kok mau enaknya doang,

"Ayo pergi, Mas. Sebelum kita dikeroyok," Mariam langsung menarik tangan Seno yang masih dipegangi oleh dua warga.

Bugh...

Tanpa diduga semua orang, Arisya mendekati Seno yang panik kemudian menendang perutnya. Pegangan dua orang itu terlepas, bahkan Mariam sampai membulatkan matanya. Ingin sekali ia membantu Seno, namun semua pengunjung pasti akan mengeroyoknya.

"Jangan pernah ganggu Arisya dan kedua anakku lagi. Jika sampai itu terjadi, aku akan mengusir kalian dari rumah orangtuaku." ucap Arisya penuh penekanan.

"Nggak bisa kamu mengusir kami dari rumah itu. Ingat... Sertifikat rumah itu masih ada di tanganku," ucap Seno dengan percaya dirinya.

"Oh... Lupa ternyata anda itu. Kan sertifikat aslinya ada di tanganku. Yang ada di tanganmu itu palsu," Arisya terkekeh pelan seakan tengah meledek Seno.

Deg...

"Jadi benar kalau sertifikat itu ada di tanganmu?" seru Seno dengan raut wajah paniknya.

"Ya jelas dong. Kan yang punya aku, masa di tangan Ibumu." ledek Arisya sambil tersenyum sinis.

Seno pikir sertifikat itu masih disimpan di rumah lama mereka atau bank. Pantas saja Arisya bersembunyi sampai segininya. Bahkan ketika diminta untuk tandatangan pengalihan harta, Arisya memilih kabur dan bersembunyi. Ternyata alasannya karena sertifikat itu sudah berada di tangannya.

"Arisya, jangan beginilah sama suamimu. Masa kamu tega..."

"Tega dong. Dan ralat, kamu adalah mantan suamiku bukan suami. Kita sudah cerai beberapa bulan yang lalu,"

"Silahkan pergi dari sini bersama kekasihmu yang lebih kaya dan bahenol ini," sela Arisya dengan mata yang berkaca-kaca. Jelas ini bukan perasaan dari Margaretha Arisya, melainkan Naura Arisya Maure. Tak mungkin Arisya menangisi laki-laki modelan seperti Seno ini.

"Pelgi, Pak. Janan ganggu Ibu, Gheo, dan Theo lagi. Janan lagi muncul di hadapan kami. Ndak ucah sok peduli cama kami untuk menalik cimpati olang. Kami cudah bahagia walaupun ndak punya halta belimpah," seru Gheo mengusir Seno agar tidak mengganggu kehidupan mereka lagi.

Deg...

Usiran dari Gheo dan Arisya itu menyadarkan Seno bahwa ia sudah kehilangan mereka. Bukan lagi kehilangan harta, namun keluarga kecilnya juga. Ada rasa sesak di hatinya saat anaknya sendiri tidak mau melihatnya lagi. Namun ia sadar bahwa kesalahannya pada mereka sangatlah besar dan tidak termaafkan.

"Ba..."

Pergi...

Dasar laki-laki tidak tahu diri,

Heh... Perempuan yang katanya bahenol, bawa tuh calon suamimu pergi.

Bisa-bisanya meninggalkan anak dan istri demi harta juga perempuan lain,

Brugh...

Ibu...

1
Ita Xiaomi
Dulukan Om Loyco ada rasa suka ama Margaretha Arisya saat menyelamatkan Oma Nay.
Ita Xiaomi
Hebohnya milih cincin😁.
Atik Marwati
semoga selamat
Atik Marwati
theo pinter banget
Ayudya
ini yg aku suka dari arysha jujur dan tegas
DozkyCrazy
bagusss,,,mending jujur
Atik Marwati
gabung thor
Penulis Eli: terimakasih kak
total 1 replies
Ayudya
lah siapa tu yg nganggu acara makan siang arisya
Ayudya
lah gheo Uda mikirin jodoh ada ada aja lah gheo ini
Dewiendahsetiowati
omong masih cadel sudah mikirin jodoh to Gheo🤣🤣.
Ita Xiaomi
Syukurlah Seno dan Bu Anjani telah menyadari kesalahan mereka. Begitu jg dgn Mariam.
DozkyCrazy
jisoo ajj yaaa
Dandelion
gheo 😁😁😁
Ita Xiaomi
🤣🤣🤣.
Ita Xiaomi
🤣🤣🤣. Gheo nak dilawan.
Ita Xiaomi
Om Loyco selalu dlm pengawasan Theo😁
Ita Xiaomi
Pandainya bikin nama lengkap😁
🍃≛⃝⃕|ℙ$ ÑÙŔĹÌÀÑÀ §𝆺𝅥⃝©🏡⃟ªʸ
🤣🤣 kabur si nene lampil
Ayudya
makasi kak thor Uda up untuk 2R
Ayudya
lah ricko ga tau ya kalau Theo sekarang jadi satpam yg siap mengawasi ibu nya🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!