Spin off: Antagonis Cantik Tawanan Mafia Kejam
Karena sering terkena skandal dan membuat nama keluarganya selalu terseret, sekarang Jenna harus diawasi oleh seorang bodyguard pilihan Ayahnya agar tidak bisa membuat masalah baru.
Namun, bodyguard pilih Ayahnya adalah pria yang sangat dibenci oleh Jenna. Jenna tidak akan diam saja, ia akan membuat sang bodyguard tidak betah dan mundur dari pekerjaannya.
Tetapi, rencana Jenna menjadi berantakan dan ia malah terjebak dengan perasaan yang seharusnya tidak pernah muncul lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MTMH18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua puluh
“Apa saya boleh melihat bonekanya sebentar?” Tanya Elios yang membuat Jenna langsung menyembunyikan bonekanya.
“Tidak!” Kata wanita itu dengan suara lantangnya.
“Astaga Jenna, kenapa kau berteriak kepada Elios?” Tanya Morgan yang baru pulang, karena sekarang memang sudah hampir jam makan malam.
Jenna menahan umpatannya, pasti kalau dirinya sedang melakukan hal tidak baik akan ketahuan oleh ibu atau ayahnya. Elios benar-benar pembawa sial untuknya, Jenna semakin membenci pria menyebalkan itu.
“Ayah jangan memarahiku, marahi saja dia! Dia ingin merebut boneka panda yang merupakan pemberian dari penggemarku!” Jenna mengadu kepada ayahnya, ia juga menunjukkan boneka yang menurutnya sangat lucu.
“Elios pasti memiliki alasan lain, lagipula dia laki-laki dan tidak mungkin dia menyukai boneka,” ujar Morgan yang terdengar begitu membela Elios, membuat Jenna merasa sedih.
“Benar, saya hanya ingin memastikan sesuatu dan tidak ada niatan untuk mengambil barang milik Nona Jenna,” ucap Elios yang dibalas delikan kesal oleh wanita itu.
“Ada apa di bonekanya?” Tanya Morgan yang kini mendekat.
Elios tidak langsung menjawabnya, ia menatap ke arah mata sang boneka yang terlihat ada sesuatu di dalam sana.
“Saya akan membongkar mata dari boneka tersebut,” jawabnya yang membuat Jenna hendak melarikan diri, kalau saja tidak ditahan oleh ayahnya.
“Berikan bonekamu!” Suruh Morgan dengan nada ta terbantahkan.
Dengan terpaksa Jenna memberikan boneka tersebut kepada Elios, ia langsung menahan napas saat Elios membuka mata boneka tersebut dengan pisau lipat yang ada di sakunya.
“Kenapa dirusak?” Tanya Jenna dengan mata yang mulai memerah.
Elios tidak menjawabnya, pria itu mencabut sesuatu yang tersembunyi di balik mata sang boneka. Morgan menahan geramannya saat melihat sebuah benda kecil yang berhasil dikeluarkan oleh Elios.
“Ini ada lensa kamera jarak jauh, yang memberikan hadiah ini sepertinya sengaja ingin melihat apa saja yang dilakukan oleh Nona Jenna atau lebih parahnya… dia ingin membuat hal yang tidak benar,” jelas Elios sambil menaruh dua benda yang berhasil ditemukannya ke tangan Jenna yang terlihat masih terkejut.
“Yang mana bungkusannya?” Tanya Morgan yang membuat Elios mengambil bungkusan yang ukurannya besar.
Morgan mencoba mencari sesuatu di dalam benda tersebut, tetapi tidak ada satupun petunjuk.
“Kalau ada kejadian seperti ini, kita harus melakukan pemeriksaan lebih dulu untuk barang-barang yang diterima Jenna,” ujar Morgan sambil menatap ke arah Elios yang kini menganggukkan kepalanya.
“Jika kau mendapatkan hadiah dar penggemarmu, kau harus memperlihatkannya dulu kepada Elios agar tidak ada hal seperti ini!” Pria paruh baya itu kini menatap putrinya yang masih terdiam.
Jenna tersentak kaget dengan usapan di puncak kepalanya, ia menatap ayahnya yang melayangkan tatapan khawatir.
“Apa kau berhenti saja menjadi seorang model atau aktris?” Tanya Morgan yang merasa kalau situasinya mulai tidak aman.
“Tidak! Aku sangat menyukai pekerjaanku, dan aku akan berhenti setelah aku menikah!” Kata Jenna yang sudah terlalu mencintai pekerjaannya.
“Ayah akan mencarikan jodoh untukmu!” Kata pria paruh baya itu.
“Tidak mau! Aku tidak mau dijodohkan! Aku mau cari sendiri!” Seru Jenna yang tidak suka dengan perjodohan.
Morgan terlihat memejamkan matanya, karena terkejut dengan suara putrinya yang begitu cempreng.
“Baiklah. Tapi kalau sampai diumur yang delapan puluh sembilan kau belum menemukan pria yang ingin kau nikahi, maka jangan menola perjodohan yang sudah Ayah persiapkan untukmu!” Kata Morgan dengan sedikit ancaman, sebelum berlalu untuk pergi ke kamar utama.
“Itu artinya dua bulan lagi?” Kaget Jenna dengan terlambat.
“Di mana aku bisa menemukan pria yang bisa mencintaiku dan juga aku cintai?” Pusing wanita itu yang merasa waktu dua bulan sangatlah sebentar.
“Nona Jenna butuh bantuan?” Tanya Elios yang membuat Jenna menatapnya.
Wanita itu terlihat berpikir dan setelah beberapa saat, kepalanya menggeleng dengan cepat. “Tidak butuh!” Tolaknya yang memilih untuk mengejar sang ayah untuk meminta diperpanjang batas waktunya.
Elios menatap punggung Jenna yang kini memasuki lift untuk naik, pria itu menarik sudut bibirnya.
...***...
Jenna tampak cemberut, karena sang ayah tidak menambah batas waktu untuknya. Kepalanya terasa ingin pecah, karena memikirkan banyak hal yang membuatnya terkejut hari ini.
“Nona Jenna tidak kedinginan?” Elios menyampirkan jaket miliknya kepada Jenna yang duduk di kursi taman belakang Mansion, padahal hari sudah semakin larut dan udaranya sangat dingin.
Dingin, Jenna baru merasa kedinginan. Ia mengeratkan jaket Elios yang mengantarkan rasa hangat kepadanya.
“Aku akan memberimu tugas tambahan!” Kata wanita itu sambil mendongak untuk menatap Elios yang sangat tinggi.
Pria itu tidak menjawabnya, tetapi ia menunggu apa yang akan dikatakan Jenna selanjutnya.
“Carikan aku pria tampan yang bisa menjadi kekasih pura-puraku untuk dua bulan ke depan!” Titahnya yang membuat Elios menahan kekehannya.
“Kenapa ekspresimu seperti itu? Apa kau ingin mengejekku?” Kesal Jenna yang menyadari bibir pria itu sedikit berkedut.
“Nona Jenna menginginkan pria seperti apa?” Tanya Elios tanpa membalas pertanyaan wanita itu.
“Intinya dia harus tampan! Tinggi! Memiliki badan kekar! Bisa melindungiku dengan baik! Dan jangan lupa, dia harus bisa mencintaiku walau itu hanya pura-pura!” Jelas Jenna yang terdengar aneh, karena semua kriteria tersebut menuju kepada Elios.
“Maksud Nona Jenna seperti saya?” Tanya pria itu yang membuat Jenna tersadar dengan apa yang diucapkannya tadi.
“Memangnya di dunia ini hanya ada dirimu? Pasti ada yang lebih baik darimu!” Seru Jenna yang terlihat kesal.
Tangan Elios tergerak untuk mengusap kerutan di kening wanita itu, “Jangan sering marah-marah, karena wajah cantik Nona Jenna akan berkerut kalau sering marah!” Bisik pria itu dengan suara yang terdengar sedikit lembut.
Jenna mengerjapkan matanya, ia belum pernah mendengar suara Elios yang seperti ini. Dari kemarin pria itu selalu menunjukkan sisinya yang lain dan membuat debaran jantung Jenna tidak bisa tenang.
“Perawatanku sangat mahal, jadi aku akan terlihat selalu cantik!” Kata wanita itu sambil menyentak tangan Elios yang masih berada di keningnya.
Pria itu menurunkan pandangannya ke arah bibir tipis yang selalu mengoceh tanpa henti itu, dan Jenna menyadari ke arah mana mata hitam itu melihat.
“Kalau mau menciumku, maka cepat cium!” Kata wanita itu yang merasa sedikit malu, karena Elios tampak begitu tampan malam ini.
Tangan besar pria itu menyentuh dagunya, membuat Jenna mendongak dan wajah mereka semakin dekat. Dalam hitungan detik, bibir mereka bertemu dan sapuan lembut yang diberikan Elios membuat Jenna terbuai sampai mengalungkan tangannya ke leher pria itu.
Cukup lama mereka berciuman, Elios yang menyudahinya lebih dulu… karena Jenna sudah kehabisan napas. Pria itu mengusap bibir bawah Jenna yang tampak basah.
“Jika tidak menemukan pria dengan kriteria yang disebutkan oleh Nona Jenna tadi, saya siap untuk mendaftarkan diri…”
Bersambung.
no kaleng...kaleng.....😁