Seorang Aktor papan atas berusia 30 tahun. karirnya benar-benar sempurna dalam dunia entertainment. Ketampanan dan ketenarannya juga selalu dia manfaatkan dengan menjalin hubungan bersama banyak wanita.
Hubungan seksual jangan ditanya lagi. Dirgayantara yang memang seorang pemain. Tidak jarang dia menciptakan skandal huru-hara. Tetapi namanya tetap baik karena bantuan manajernya Valery Anastasya yang selama ini berada di sampingnya yang selalu mengurus pekerjaan Dirga.
Hubungan mereka bisa dikatakan tidak cukup baik. Valery banyak mengurus artis-artis, tetapi sikapnya sedikit berbeda kepada Dirga. Dirga merupakan anak dari pendiri perusahaan entertainment yang dinaungi Valery. Seharusnya sikap Valery harus jauh lebih baik kepada Dirga tetapi nyatanya berbanding terbalik yang mereka berdua kerap kali bertengkar.
Sampai akhirnya keduanya terjerat jalinan terlarang yang seharusnya profesional menjadi penuh drama.
Bagaimana kelanjutan tentang hubungan aktris dengan manajer tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 29 Dirga Mulai
Rencananya besok pagi mereka akan pulang kembali ke Indonesia. Valery malam ini menginap dulu di Jerman dan juga di dalam ruangan perawatan ibunya.
Valery tampak begitu lelah setelah melakukan perjalanan cukup panjang sampai ke rumah sakit dan langsung mengurus segala keperluan ibunya.
Valery benar-benar kecapean sampai tertidur di sofa. Dirga tadi berpamitan keluar untuk mencari udara segar, sampai akhirnya Dirga sudah kembali lagi memasuki ruang perawatan ibu dari manajernya itu.
Dirga menghampiri Valery yang tertidur begitu sangat lelap. Dirga membuka jasnya untuk memberikan selimut kepada wanita yang tertidur tanpa berselimut itu dan padahal AC di dalam kamar itu sangat dingin.
Dirga berjongkok di samping Valery, tersenyum melihat wajah cantik itu, akhir-akhir ini Dirga memang merasa tidak pernah bosan menatap kecantikan dari manajernya itu.
"Kamu ternyata tidak sekuat itu. Kamu wanita pada umumnya, akan ada seseorang yang membuat kamu lemah dan tidak berdaya," batin Dirga.
Dirga seperti orang yang benar-benar menyesal karena selama ini sudah salah paham yang menganggap manajernya itu hanya memanfaatkan tenaganya untuk kepentingan pribadi dan pada nyatanya semua uang yang didapatkan Valery hanya untuk kebutuhan Ibunya dan bahkan sampai tidak memiliki uang lagi sehingga harus mengemis kepada Thalia.
Dirga tidak ingin mengganggu tidur wanita cantik itu membuatnya memilih untuk duduk di samping Valery, mengangkat perlahan kepala itu meletakkan di atas pahanya. Dia sepertinya ingin menjadi alat apa saja agar membuat Valery nyaman dan termasuk memberikan pahanya untuk bantal Valery.
Perlahan mata dirga terpejam, sama dengan Valery, dia juga cukup lelah hari ini dan juga harus beristirahat.
*****
Malam sudah terlewatkan begitu cepat yang akhirnya pagi kembali tiba. Valery mengerutkan dahinya perlahan membuka matanya dan merasa ada sesuatu di kepalanya dan membuatnya cukup kaget ketika dirinya tertidur berbantalkan paha Dirga .
Hal itu dengan cepat membuat Valery langsung bangun.
"Perasaan tadi malam aku tidur sendiri, apa jangan-jangan aku terlalu mengantuk dan sampai tidak menyadari bahwa pergerakan tidurku ke sana kemari," batin Valery benar-benar kebingungan saat mendapati posisi tidurnya seperti itu.
Dirga juga akhirnya terbangun dengan perlahan membuka matanya. Dirga menutup mulutnya menguap sedikit dan menoleh ke arah Valery.
"Kamu sudah bangun ternyata," ucap Dirga.
"Iya. Kamu sendiri sejak kapan berada di sini?" tanya Valery.
"Sejak tadi malam," jawab Dirga.
"Tidur dengan posisi duduk seperti itu?" Valery memastikan sekali lagi membuat Dirga menganggukkan kepala.
"Kenapa tidak tidur di sana dan berbaring yang mungkin lebih nyaman daripada harus disini?" tanya Valery.
"Hmm.." Dirga tanpa gugup menjawab bahkan sampai menggaruk kepalanya menggunakan satu jarinya.
"Aku bermain game dan mataku benar-benar mengantuk sampai tidak menyadari bahwa aku tertidur di sini," jawab Dirga memberi alasan.
"Kamu itu kebiasaan selalu saja fokus sama game dan lihatlah akhirnya kamu tidur sembarangan," oceh Valery.
"Valery kamu berbicara seperti ini seolah-olah aku adalah laki-laki yang sangat lemah. Apa yang salah dengan diriku hah! tidur dengan posisi seperti itu tidak akan membuatku langsung lemah atau masuk rumah sakit. Kamu kadang-kadang terlalu beranggapan berlebihan," ucap Dirga.
"Sudahlah kalau begitu lupakan saja!" ucap Valery langsung berdiri dan memasuki kamar mandi.
Dirga membuang nafasnya perlahan ke depan.
"Lagi pula apa susahnya aku mengatakan hal yang sebenarnya, jika aku memang tidur di sini dan memang sengaja untuk tidur di sampingnya," ucap Dirga ternyata menyesal untuk berbohong.
Tidak lama Valery Kembali keluar dari kamar mandi.
"Aku cari sarapan sebentar," ucap Valery.
"Biar aku yang melakukannya dan kamu lebih baik di sini saja," ucap Dirga.
"Tetapi...."
"Aku juga bisa melakukannya dan jangan mentang-mentang kamu adalah manajerku dan semua harus kamu yang mengurusnya. Kamu tunggu di sini saja dan aku akan membeli sarapan," ucap Dirga kemudian langsung pergi tanpa ingin mendengar protes dari Cilla.
"Ada apa dengannya belakangan ini? benar apa yang dia katakan dia tidak memiliki keuntungan apapun untuk bersandiwara di depanku, saat ini dia membantuku dengan penuh ketulusan dan aku bisa melihat hal itu. Tetapi menurutku itu sangat aneh jika sikapnya tiba-tiba saja berubah seperti itu," gumam Valery dengan kebingungan yang tidak mengerti apapun.
Valery tidak terlalu ingin memikirkan dan kemudian menghampiri ibunya yang tetap saja tidak sadarkan diri.
"Mama jangan pernah khawatir, Valery akan terus berusaha untuk memberikan pengobatan untuk Mama. Hanya Mama satu-satunya orang yang Valery miliki. Jika Mama masih bertahan dan maka Valery akan tetap berusaha," ucap Valery.
*****
Valery dan Dirga sudah kembali ke Indonesia lagi. Dirga bahkan sudah menjalankan aktivitasnya seperti biasa di lokasi syuting dengan banyaknya jadwal yang padat. Valery tetap meminta Jensen untuk mengawasi agar kejadian sebelumnya tidak terulang kembali.
Dirga belakangan ini memberi perhatian yang cukup banyak kepada Valery, dari cara bicaranya yang lembut dan bahkan tidak suka berbicara yang aneh-aneh atau memberi tuduhan yang lagi.
Dia juga sering menanyakan kondisi ibunya Valery. Hubungan mereka berdua benar-benar sangat baik belakangan ini.
Lain dengan Thalia berada di rumahnya dengan salah satu anak buahnya yang seperti biasa memberi laporan.
"Kamu yakin Valery tidak terlibat penggelapan dana sedikitpun di Perusahaan?" tanya Thalia tampak begitu ragu ketika anak buahnya itu memberikan informasi.
"Nyonya bisa mengecek sendiri semua dokumennya dan saya bisa jamin 100% tidak adanya kecurangan atau penggelapan dana yang telah dilakukan Nona Valery, sejak awal berada di perusahaan dan sampai hari ini," jawab pria tersebut dengan sangat yakin.
"Lalu dari mana dia mendapatkan uang sebanyak itu untuk membawa ibunya ke rumah sakit. Apa mungkin dia meminjam kepada seseorang?" tanya Thalia.
"Untuk hal itu saya tidak tahu dan juga tidak mungkin saya tanyakan langsung kepada Nona Valery, yang saya ketahui Ibunya sudah berada di rumah sakit dan semua pengobatannya berjalan dengan baik," jawab pria tersebut masih saja membuat Thalia tampak begitu penasaran.
"Lalu bagaimana dengan Dirga? apakah dia masih syuting dengan menggunakan pemeran pengganti?" tanya Thalia.
"Beberapa sin dalam waktu dekat ini tidak ada berurusan dengan laut dan sampai saat ini tuan Dirga melakukan shooting tanpa menggunakan pemeran pengganti, tetapi tidak tahu bagaimana kedepannya. Tuan Dirga juga lagi kejar syuting karena sudah terlalu lama libur," jawab pria tersebut.
"Dia berada di rumah sakit 2 hari, dan saya juga sudah membicarakan semua dengan sutradara. Kenapa kamu mengatakan cukup lama libur," ucap Thalia mengambil secangkir kopi yang setiap hari berada di atas meja dan kemudian meneguknya.
"Tuan Dirga libur hampir 5 hari karena pergi ke Jerman," ucap pria tersebut membuat Thalia melihat dengan serius.
"Kamu mengatakan apa barusan?" tanya Thalia.
"Dirga pergi ke Jerman?" Thalia bertanya sekali lagi yang benar-benar memastikan.
"Benar Nyonya. Untuk hal kepentingan apa tuan Dirga ke Jerman saya juga tidak tahu dan mungkin saja ada pekerjaan atau pertemuan dengan klien. Tetapi beliau berada di Jerman 2 hari," jelas pria tersebut semakin membuat Thalia memikirkan sesuatu tetapi belum bisa dia simpulkan begitu cepat.
"Tidak mungkin anak itu liburan sementara masih banyak pekerjaan di sini? untuk apa dia ke Jerman," batin Thalia
Bersambung....