NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Si Kembar

Mengejar Cinta Si Kembar

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Keluarga / Angst / Tamat
Popularitas:62.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nita.P

Dia Erland dan Erlita.. Mereka terlahir hanya berbeda beberapa menit saja. Si kembar dengan sikap dan sifat yang sangat berbeda. Jika bukan ada kemiripan di wajah mereka. Mungkin tidak akan ada yang menyangka jika mereka adalah saudar kembar.

Hingga suatu saat Erland dan Erlita harus bertemu dengan lawan jenis mereka yang tiba-tiba mengejar mereka dengan alasan cinta.

Mungkin Erland akan jatuh cinta lebih dulu dari Erlita? Atau bahkan sebaliknya.. Ikuti kisahnya hanya di Mengejar Cinta Si Kembar

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencintai Ternyata Sesulit Ini

Erlita merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dengan mata yang menatap ke langit-langit kamarnya. Dia baru saja selesai mandi. Fikirannya melayang pada kejadian di kampus tadi siang. Entah bagaimana Erlita harus menyikapi semua ini. Karena dia belum siap untuk memulai sebuah hubungan dengan lawan jenis. Dia masih ingin sendiri. Ucapan Pendy tadi siang, membuat Erlita langsung pergi dari sana. Dia lebih baik menghindar untuk saat ini. Daripada malah menyakiti hati Pendy.

Pintu kamar yang terbuka tidak membuat Erlita mengalihkan pandangannya. Dia tahu siapa yang datang, jika bukan Mami ya pasti Erland atau Papi.

"Kau baik-baik saja?" Erland duduk di pinggir tempat tidur. Mengambil buka yang ada di atas nakas samping tempat tidur Erlita. Membukanya meski dia tidak tertarik sama sekali untuk membaca buku itu.

"Apa kamu juga mencintainya?"

Pertanyaan itu membuat Erlita bangun seketika. Dia tidak menoleh ke arah Erland dan menatapnya dengan lekat. "Aku tidak tahu, yang jelas aku nyaman saja bersama dia"

Erland menghembuskan nafas kasar ketika dia sadar jika perasaan saudaranya ini sudah melampaui batas. Meski Erlita tidak sadar dengan apa yang dia rasakan. Tapi, Erland tahu benar jika apa yang di rasakan Erlita adalah cinta.

"Pikirkan dan yakinkan saja perasaanmu, jika kau yakin maka aku juga tidak bisa berbuat apa-apa. Setidaknya aku sudah meyakinkan jika dia tidak akan membuatmu terluka dalam  hal apapun" Erland berdiri dan keluar dari kamar Erlita.

Itu hanya sebuah kecelakaan. Aku jamin aku tidak akan membuat Erlita celaka, karena aku mencintainya.

Erland melirik Erlita yang mematung di tempatnya. Namun beberapa detik kemudian, dia langsung pergi begitu saja. Erland mencengkram baju Pendy dengan tatapan penuh amarah.

"Kau! Berani sekali kau mengungkapkan kata cinta pada saudaraku"

Pendy terlihat santai dan biasa saja saat Erland menatapnya dengan begitu tajam. Seolah dirinya yang ingin melahap Pendy hidup-hidup saat ini. Namun, Pendy tetap terlihat tenang.

"Aku hanya mengungkapkan apa yang aku rasakan. Karena apa yang aku rasakan saat ini, benar-benar tulus pada Erlita"

Mendengar itu membuat Erland semakin erat mencengkram kerah baju Pendy. "Mencintainya? Apa kau yakin tidak akan membuat Erlita terluka dengan cintamu itu, Hah?"

"Ya, aku yakin. Sedikit pun aku tidak akan membuat Erlita terluka. Karena aku benar-benar mencintainya!" Ucapan Pendy yang begitu lantang dan penuh dengan keyakinan membuat Erland melepaskan cengkraman tangannya di kerah baju pria itu.

Mendengar Pendy begitu yakin mencintai Erlita, sebenarnya membuat Erland sedikit tenang. Karena dirinya tidak perlu lagi ketakutan jika Adriana akan berpaling darinya pada pria itu yang memang sudah dekat dengannya sejak dulu.

"Buktikan perkataanmu itu!" Erland berbalik dan berjalan meninggalkan Pendy disana.

...⭐⭐⭐⭐⭐⭐...

Pagi ini Adriana sedang menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Ayahnya. Setelah masalah dengan Erland selesai. Dia terlihat lebih ceria. Adriana yakin jika cinta pria itu memang hanya untuk dirinya. Karena kedatangan Yola, mantan kekasihnya itu saja tidak membuat cintanya goyah pada Adriana. Bahkan Erland begitu tegas memutuskan hubungan dengan Yola di depannya.

"Ri, kuliah hari ini?"

"Iya Pa, ayo sarapan dulu. Papa juga harus ke kantor 'kan sekarang"

Papa berjalan mendekati anaknya, duduk di atas kursi kayu seadanya dengan meja makan bundar yang tidak terlalu besar. Hanya cukup untuk 4 orang saja. Dapurnya yang sempit tidak akan muat jika memasang meja makan yang terlalu besar seperti di rumah mereka dulu.

"Ri, apa kamu sudah memikirkan ucapan Papa waktu itu?"

Adriana langsung menghentikan gerakan tangannya yang sedang mengambil makanan untuk dirinya sendiri. "Ucapan yang mana ya Pa?"

Adriana tahu apa maksud Papa, tapi dia sengaja berpura-pura lupa. Berharap Papa tidak akan membahasnya lagi jika dia berpura-pura lupa seperti ini.

"Papa tahu jika kamu menyukai Erland, tapi tolong kamu fikirkan lagi Ri. Kalian berbeda, dengan latar belakang keluarga kita apa kamu yakin jika Erland akan menerimanya?"

Adriana terdiam, dia menatap Ayahnya dengan tatapan yang bingung. Saat ucapan ini kembali terucap dari bibir Ayahnya, membuat Adriana semakin bingung harus melakukan apa. "Erland pasti menerimanya Pa, dia sudah pernah bilang padaku jika dia akan menerima aku dan segala masa laluku"

"Lalu apa keluarganya akan benar-benar menerimamu?"

Entahlah, untuk pertanyaan satu ini Adriana juga tidak bisa memastikan. Melihat saat dia bertemu dengan keluarga Erland, memang mereka terlihat begitu lapang menerima kehadiran Adriana dalam keluarga mereka. Tapi, di balik itu semua Adriana juga tidak tahu apa mereka akan benar-benar tulus menerimanya atau hanya karena di depan Erland dan Kak Tyas saja. Adriana tidak tahu.

"Menurut Papa, lebih baik kamu cari saja yang setara dengan kita saat ini. Ingat Ri, kita bukan keluarga kaya yang terpandang lagi seperti dulu. Tapi, sekarang kita sudah menjadi keluarga yang sederhana yang bahkan tidak mempunyai apa-apa. Kita sudah tidak setara dengan keluarga Aditama"

Deg..

Benar, seharusnya Adriana sadar akan hal itu. Tapi dia seolah melupakan satu hal saat dia mendekati Erland. Saat dia dengan beraninya menyatakan cinta pada pria itu. Adriana tidak memikirkan tentang apapun saat itu. Ketika cintanya yang tak bisa lagi dia pendam, saat hati tidak bisa lagi di ajak kompromi. Dan sekarang Adriana baru menyadari tentang perbedaan yang terlalu jauh di antara keduanya.

"Pa aku pergi dulu ya, takut kesiangan" Adriana berdiri dan menyalami tangan Papa. Bahkan Adriana tidak jadi memakan sarapannya. Dia sudah kehilangan selera makannya.

Pagi ini Adriana berangkat ke kampus dengan angkutan umum. Erland mengirimnya pesan jika dia tidak masuk kuliah hari ini karena ada pekerjaan di perusahaan Ayahnya. Adriana berjalan menyusuri koridor kampus, dia terus memikirkan ucapan Papa tadi pagi. Memang seharusnya Adriana sudah siap dengan semua ini. Tentang perbedaan di antara dirinya dan Erland yang terlalu jauh. Tentang masa lalu dan latar belakang keluarganya yang sangat tidak pantas untuk menjadi pendamping Erland.

Hari ini benar-benar begitu melelahkan bagi Adriana. Bahkan sampai dia bekerja di kedai ayam goreng pun, perasaan dan fikiran Adriana masih terlalu kacau. Beruntungnya dia selalu berusaha tetap fokus pada pekerjaan karena tidak mau sampai mengecewakan Ibu pemilik kedai ayam goreng ini kecewa. Karena dia sudah sangat percaya dan juga banyak membantu Adriana.

"Makasih kerja kerasnya hari ini, Ri"

"Iya Bu, kalau gitu Riana pulang dulu ya"

"Iya hati-hati di jalan"

Di saat suasana hati dan fikirannya sedang tidak baik-baik saja. Maka Adriana selalu memilih berjalan kaki menuju rumahnya. Meski jaraknya tidak dekat, namun Adriana selalu merasa lebih tenang ketika merasakan angin malam dan berjalan seorang diri seperti ini.

Kita sudah tidak setara dengan keluarga Aditama.

Ucapan Papa tadi pagi benar-benar mengusik fikiran Adriana sampai saat ini. Dia tidak bisa terus berpura-pura baik-baik saja dalam berhubungan dengan Erland. Nyatanya ada sebuah penghalang besar di antara mereka. Adriana tidak bisa menjadikan alasan cinta saja dalam hubungan dirinya dan Erland. Karena sebuah pernikahan tetap menyatukan dua keluarga, bukan hanya dua orang saja.

"Entah apa yang akan aku lakukan sekarang? Semuanya terlalu sulit. Mencintainya ternyata sesulit ini"

Di bawah langit malam yang cukup cerah dengan bertabur bintang. Adriana mengeluh kesah pada takdirnya sendiri. Terkadang dia ingin marah pada kedua orang tuanya tentang apa yang terjadi pada hidupnya hari ini. Namun, Adriana ingat jika semua ini adalah takdir Tuhan yang harus dia terima.

Bersambung

1
Marya Dina
ini sekual de crita yg mana ya thor.
Nita.P: masama.. itu sequel dari dua judul ya.. semoga menikmati ceritanya 😊😊
Marya Dina: mksih y thorr.
total 3 replies
Nyi Arifin Bwi
Kejutan janda TPI masih perawan Ayah ...
Nyi Arifin Bwi
Suatu saat kmu sembuh harus ungkap kejahatan iparmu Land ,saudara kembarmu tertekan , TPI dia juga mau berkorban demi ginjalmu, TPI itu juga akal"an dia, bisa jadi kecelakaanmu juga atas ulah iparmu, biar dia keluargamu merasa berhutang Budi, semua karena dendam pribadinya sama pendy,
Nyi Arifin Bwi
Kenapa jadi egois , Land pacarmu itu cinta tulus, aiss
Nyi Arifin Bwi
Cepat ambil mic Land,nyatakan cinta, ...
arika
,ok
uyhull01
good kak , kusuka karyamu👍
Nita.P: mampir di noda dan luka yuk.. langsung klik profil author
total 1 replies
uyhull01
ehhh udah End tenyta , stlah lama gk bisa on pas on mlah tamat😢
uyhull01
special banget pokoknya Pen🤭
uyhull01
janda rasa prawan dong Lit🤭
uyhull01
yq serem juga Pen klo liat dgan mta kpla sendri,
uyhull01
posesif nya ini si Erland🙈
uyhull01
klo gak nyampe gtu gak bakalan puas Land🤭
uyhull01
kmu gak bakalan tp wanita itu kecentilan Erland,
uyhull01
di tantang gtu mah hayu aja ya Lit,
uyhull01
hayo apa itu yng tegang tegak tp bkan keadilan🤭🤭
otw bucin ni si Pendy,
uyhull01
kan mreka itu dah tau kmu istrinya Erland,
uyhull01
hahha itu mah jaman lebay dulu kali pcran pgil ayah bunda mama papa🤣🤣🤣
uyhull01
habis manis sepah d buang dong gtu mah,
uyhull01
wehhh mlah di bully lgi dia,,
Land kmu kmna sii ??
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!