NovelToon NovelToon
Kayla Anak Yang Tak Diinginkan

Kayla Anak Yang Tak Diinginkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Mafia / Murid Genius / Cinta Seiring Waktu / Pelakor jahat
Popularitas:53.9k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Kayla lahir dari pernikahan tanpa cinta, hanya karena permintaan sahabat ibunya. Sejak kecil, ia diperlakukan seperti beban oleh sang ayah yang membenci ibunya. Setelah ibunya meninggal karena sakit tanpa bantuan, Kayla diusir dan hidup sebatang kara. Meski hidupnya penuh luka, Kayla tumbuh menjadi gadis kuat, pintar, dan sopan. Berkat beasiswa, ia menjadi dokter anak. Dalam pekerjaannya, takdir mempertemukannya kembali dengan sang ayah yang kini menjadi pasien kritis. Kayla menolongnya… tanpa mengungkap siapa dirinya. Seiring waktu, ia terlibat lebih jauh dalam dunia kekuasaan setelah diminta menjadi dokter pribadi seorang pria misterius, Liam pengusaha dingin yang pernah ia selamatkan. Di tengah dunia yang baru, Kayla terus menjaga prinsip dan ketulusan, ditemani tiga sahabatnya yang setia. Namun masa lalu mulai mengintai kembali, dan cinta tumbuh dari tempat yang tak terduga…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3 Pemakaman dan pengusiran

Azan ashar berkumandang, menggema sayup. Beberapa orang lelaki kampung mengangkat peti dan menurunkannya ke dalam liang. Kayla menggigit bibirnya. Ia menggenggam erat gambar di tangannya.

Langkah-langkah kecil itu maju, pelan-pelan. Ia berdiri di tepi makam, menatap ke bawah. Peti itu sudah dalam tanah. Suara tanah pertama dijatuhkan. Dug. Kayla merintih pelan.

“Bu… jangan tinggalin Kayla. Kayla belum bisa sendiri. ibu belum ajarin semua. ibi belum liat Kayla sekolah…” tangis Kayla penuh kesedihan

Ia berlutut. Air matanya jatuh satu-satu ke tanah merah itu.

“Ibu janji, kalau Kayla nurut… Ibu nggak pergi. Tapi ibu pergi juga. ibu bohong… ibu bohong…” tangis kayna membuat orang orang yang disana juga merasakan kesedihan itu

Beberapa ibu-ibu mulai menahan air mata melihat Kayla seperti itu. Tapi tidak dengan Arman. Pria itu berdiri jauh di balik kerumunan, mengenakan kaca mata hitam. Bahkan sekilas pun ia tak melirik ke arah anak perempuannya.

Setelah makam ditutup dan para pelayat mulai membubarkan diri, Bu Marni menuntun Kayla pulang. Arman sudah lebih dulu berjalan cepat ke arah rumah. Wajahnya dingin, tidak ada bekas duka sedikit pun.

---

Sore mulai redup. Rumah itu kini lebih sunyi dari biasanya.

Kayla masuk perlahan. Ia menaruh gambar kupu-kupu itu di meja kecil di sudut rumah, dekat foto ibunya yang sekarang

“bu, Kayla di rumah. Kayla jagain rumah. Kayla janji… Kayla bersihin kamar ibu tiap hari…” ujar Kayla sembari menatap foto ibunya dengan sedih

Suara derap kaki terdengar dari belakang. Arman berdiri di pintu dengan kedua tangan menyilang.

“Beresin barang-barangmu.” ujar Arman tiba tiba

Kayla menoleh. “Maksudnya, Ayah?”n

“Kau pikir aku akan tetap pelihara anak sialan yang cuma bikin hidupku berantakan?” jawab Arman kasar

“Kayla bisa bantu di rumah… Kayla nggak rewel… Ayah nggak usah kasih uang…” ujar kayna

“Dengar, Retno sudah nggak ada. Dan aku nggak ada urusan lagi denganmu. Sekarang keluar dari rumah ini.” usir Arman pada Kayla

Kayla menatap mata ayahnya. “Tapi ini rumah ibu juga…”

Arman melangkah maju. “Dan sekarang dia udah mati! Ini rumahku. Dan kamu bukan siapa-siapa.”

Ia menarik lengan Kayla kasar.

“Ayah jangan gitu—” Kayla terhuyung. “ibu baru dikubur, Ayah!”

“Dan makin cepat kamu enyah, makin cepat aku tenang!” jawab Arman tidak punya hati

Kayla terjatuh ke lantai. Ia menangis diam-diam, seperti yang diajarkan ibunya.

Ia bangkit, masuk ke kamar kecil peninggalan Retno, dan mulai memasukkan pakaian ke dalam tas lusuh. Ia mengambil satu-satunya buku gambarnya, lalu berbalik. Sekali lagi ia melirik ke ranjang tempat ibunya biasa tidur.

“ibu … Kayla pergi dulu. Nanti kalau ibu lihat Kayla di mimpi, ibu peluk Kayla ya.” ujar Kayla sedih, air matanya mengalir deras tanpa suara

---

Senja sudah turun saat Kayla melangkah keluar dari rumah yang selama ini disebut rumah. Tanpa satu pun orang mengantar. Tak ada pelukan, tak ada pamitan.

Angin sore berhembus. Kayla memeluk tasnya. Ia berjalan menembus gang-gang sempit. Tak tahu ke mana. Hanya mengikuti langkah kakinya sendiri.

Ia berhenti di dekat taman kosong. Duduk di bangku kayu yang mulai lapuk. Langit berubah gelap.

“Ibu … malam pertama Kayla sendiri. Kayla takut. Tapi Kayla janji, Kayla kuat.” gumam Kayla

---

Malam semakin larut. Kayla berjalan mencari tempat berteduh. Ia berhenti di sebuah musala kecil. Ruang depan masih terbuka.

Ia mengetuk pelan. Tak ada jawaban. Ia masuk pelan-pelan dan duduk di pojok, memeluk lutut. Seorang bapak marbot melihatnya dari jauh, tapi tak mengusir.

Paginya, Kayla membantu menyapu halaman musala. Sebagai balasan, ia diberi roti sobek dan air putih.

“Terima kasih, Pak.” ujar Kayla sopan

“Kamu tinggal di mana, Nak?” tanya bapak itu

Kayla tersenyum kecil. “Di mana pun yang nggak digusur.”

---

Hari-hari berlalu. Kayla mulai dikenal oleh para pedagang pasar kecil. Ia membantu mengangkat barang, menyapu kios, atau menjaga lapak sebentar jika pemiliknya salat.

“Kayla, bantuin bawa ini ke ujung ya!” seru seorang ibu pemilik warung sembako.

“Iya, Bu!” jawab Kayla cepat

Meski kecil dan lemah, Kayla bekerja dengan semangat. Semua uang recehan yang ia dapat disimpan rapi. Separuh untuk makan, separuh ia simpan di kantong tersembunyi.

Setiap malam ia tidur di teras toko atau pos ronda. Kadang ada yang memberinya nasi bungkus. Kadang tidak ada sama sekali.

Tapi ia tidak mengeluh. Ia hanya memandangi langit malam dan berbisik:

“Ibu, Kayla baik-baik aja kok. Tapi… kalo ibu boleh turun… Kayla pengen dipeluk.” gumam Kayla

-----

Hari itu pasar lebih ramai dari biasanya. Suara tukang sayur bersahutan dengan pedagang ayam dan penjual kue tradisional. Kayla, dengan baju yang mulai kusam, masih menawarkan jasanya.

“Ibu, mau dibantu bawain belanjaannya?” ucapnya pada seorang wanita berusia sekitar empat puluh tahun yang sedang memilih tomat.

Wanita itu menoleh, memperhatikan Kayla dari atas sampai bawah.

“Namamu siapa, Nak?” tanya ibu itu

“Kayla, Bu.” jawab Kayla dengan sopan

“Kamu kerja bantu-bantu di sini?”tanya ibu itu lagi

“Iya, Bu. Kalau Ibu nggak keberatan, Kayla bisa bantu bawa belanjaan ke mobil, atau ke rumah.”

Wanita itu terdiam sejenak. “Kamu tinggal di mana?”

Kayla ragu menjawab. Tapi akhirnya menjawab jujur, “Tidur di musala… kadang di teras toko.”

Alis wanita itu mengernyit. “Orang tuamu?”

Kayla menunduk. “Nggak ada.”

Wanita itu—Bu Rika namanya—memandang Kayla dalam diam. Lalu mengangguk.

“Oke. Bantu bawa ke mobil ya. Tapi habis itu ikut Ibu makan dulu.”

Di dalam mobil, Kayla duduk kaku. Tangannya menggenggam buku gambar yang selalu ia bawa.

“Kamu umur berapa?”

“Delapan tahun, Bu. Kayla belum sekolah.”

“Kenapa?”

“Dulu sempat belajar sama ibu di rumah. Tapi ibu udah nggak ada. Terus… Ayah nggak mau urus.”

Bu Rika menoleh cepat. “Kamu diusir?”

Kayla hanya mengangguk. Tak ingin menceritakan semuanya.

---

Mereka berhenti di sebuah rumah kecil tapi nyaman di pinggir kota. Di dalamnya, aroma semur kentang dan nasi hangat menguar dari dapur.

“Masuk sini. Makan dulu.”

Kayla melangkah pelan. Ia belum pernah masuk rumah senyaman ini sejak ibunya meninggal.

Di meja makan, dua piring disiapkan. Bu Rika duduk di seberangnya.

“Makan yang banyak, ya. Jangan malu.”

“Terima kasih, Bu…”

Suapan pertama membuat air mata Kayla menetes. Ia tidak tahan. Rasa semur itu mengingatkannya pada masakan ibunya. Ia buru-buru mengusap wajahnya.

“Maaf… Kayla nggak sengaja…”

Bu Rika terdiam. “Sudah lama kamu nggak makan yang enak ya?”

Kayla hanya mengangguk pelan.

bersambung

1
Cindy
lanjut kak
Lisa
Sedih banget Kak..penyesalan dari ayah Arman..Tuhan sudah memanggilnya ampuni semua dosanya y Tuhan..utk Kayla tetap tegar & kuat y..
Mutiara Nisak
jd termehek2 kan mak,nyesek banget isi surat nya,dr kecil berjuang sendiri d bawah kaki sendiri ,bercucuran darah dan keringat,demi masa dpn yg jauh lbh baik,meski tanpa ada orang yg mendukung nya....trs lah jd kayla yg mempunyai semangat yg luar biasa...demi orang2 yg membutuhkan uluran tangan mu..
Noey Aprilia
Nyesek ga sih jd kayla???
dia emng hbat,tgar...tp d dlm htinya psti skit...antara mmaafkn,tp tak bs mlupakan....tp skrng,ayhnya jg udh prgi...
Wahyuningsih 🇮🇩🇵🇸
jd si triplets blm pernah ktmu kakeknya langsung ya thor???

btw istri dan anak2 nya bpk nya kayla kemana??
Noey Aprilia
Ya ampuuunn...
mkin hri mkin rme aja.....mkin pntr pula,bikn ortunya puyeng... /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Lisa: ya nih si kembar ada² aj y tingkahnya dewasa banget 😊
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
Eskael Evol
cerita dan gaya bahasa menjiwai banget 👍
good thor ❤👍
Eskael Evol
keren Kayla
keren thor❤❤❤❤👍👍👍
Eskael Evol
so sweet Liam ❤❤❤❤
Eskael Evol
luar biasa kakek Albert ❤❤❤❤
Adinda
sok banget kau arman emang kamu memberikan kayla apa dari bayi Saja kau tak menganggapnya Dan Tak sudi melihat anakmu
Eskael Evol
seruuuu 👍
Adinda
gak usah dimaafin Ayah seperti itu Kayla,kalau gak cinta ibunya sebaiknya pikirin anaknya darah dagingnya bukan anak sekecil itu diusir Dan dibuang
Eskael Evol
suka banget dg cara Liam pedekate
Eskael Evol
terharuuu
good thor👍
trmksh 🙏
Adinda
nangis aku bacanya thor😭😭😭
Eskael Evol
Luar biasa
Eskael Evol
Lumayan
Eskael Evol
hayo dokter gas poll
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!