Mengejar Cinta Si Kembar
"Jadi kamu lagi nabung buat kasih hadiah untuk ponakan kamu yang baru lahir itu?"
"Iya, makanya aku lagi semangat banget kerja. Aku belum ngasih ponakan aku apa-apa"
"Tapi yang enggak jadi pembantunya Erland juga Ri, kamu kok mau si di suruh-suruh oleh Erland. Lagian aneh, kamu bisa suka sama cowo dingin kayak kulkas seperti Erland si. Meningan sama Rama aja, dia baik banget sama kamu"
"Ya gak gitu Sil, kamu gak tahu si gimana awal mula aku jatuh cinta padanya"
*Adriana merasa canggung dengan keluarga Kakak iparnya. Jika bukan karena ini adalah acara syukuran kelahiran keponakannya. Adriana tidak akan datang juga. Tapi ada pemandangan menarik disana, sosok pria tampan yang sedang membantu Kakaknya menggendong ponakannya. Dia Erland.. Mahasiswa S2 di kampusnya yang juga sepupu dari Kakak iparnya. Erland yang sedang menggendong bayi Kakaknya dengan terus menimang pelan hingga bayi itu tenang dan terlelap dalam gendongan Erland.
Sejak saat itu, Adriana merasa jika dirinya harus menjadi istrinya Erland agar dia bisa memiliki suami yang rela menggendong anaknya*.
Begitulah awal dari cinta yang di rasakan Adriana pada Erland. Sepupu dari Kakak iparnya. Hingga dia selalu mengejar Erland dan selalu menuruti semua yang dia katakan. Bukan tidak sadar jika sebenarnya Erland sangat jengah dengan dirinya. Tapi Adriana tidak peduli, dia hanya ingin kenal lebih dekat dengan pria yang menjadi sosok inspiratif di kampusnya.
"Terserah kamu di Ri, memang orang kalau udah jatuh cinta udah gak bisa di ajak bicara serius deh. Udah gak bisa di larang lagi untuk gak jatuh cinta"
"Iyalah Sil, gimana mau kamu larang kalau aku saja udah terlanjur jatuh cinta"
"Terserah kamu deh, ayo sekarang kita ke kantin"
Prisilla merangkul bahu Adriana dan membawanya ke kantin kampus. Sampai di kantin Adriana langsung di hampir oleh Erlita, dia adalah saudara kembar Erland yang sifatnya sangat jauh berbeda dengan saudara kembarnya itu. Entahlah..
"Ikut aku, ayo" Erlita tiba-tiba menarik tangan Adriana dan membawanya keluar dari kantin.
"Ehh.. Mau dibawa kemana Adriana?" teriak Prisilla yang bingung dengan kelakuan Erlita pada sahabatnya itu.
"Udah kamu diem aja, aku ada urusan penting sama teman kamu ini" seru Erlita yang terus menarik tangan Adriana.
"Kak, kita mau kemana?" Adriana bingung dan juga takut. Erlita memang sosok yang baik hati, tapi rasanya mereka tidak sedekat itu hingga Erlita memiliki urusan dengannya. Memang urusan apa yang di maksud Erlita.
"Udah diem aja, aku mau bicara empat mata denganmu" Erlita membawa Adrian ke koridor kampus yang sedikit sepi. Memastikan jika pembicaraan mereka tidak akan terdengar oleh siapapun. Apalagi dengan orang-orang yang menjadi pengikut Erland.
"Kamu jangan gila deh Riana, sekarang kamu jawab jujur. Apa benar kalau kamu mengejar Erland karena kamu telah jatuh cinta pada Erland?"
Hah?
Adriana malah bingung sendiri untuk menjawab pertanyaan Erlita. "Maksud Kakak?"
Erlita mendesah kesal, dia mengusap wajahnya dengan frustasi. "Udah deh, gak usah berpura-pura lagi Riana. Video kamu yang menyatakan cinta lada Erland sudah tersebar di grup mahasiswa dan mahasiswi disini. Kamu gila ya, kenapa bisa suka sama cowok kayak Erland? Ya aku tahu si kalau dia itu keren, tapi ini Erland. Pria menyebalkan yang pernah aku kenal. Aku saja menyesal karena menjadi saudara kembarnya. Meski gak menyesal-menyesal amat si karena dia tampan dan pintar"
Ini maksudnya gimana si? Dia tidak suka kalau aku mendekati saudara kembarnya? Dan apa tadi, video aku menyatakan cinta pada Kak Erland terse.... Ya ampun.
"Kak, beneran video aku itu tersebar luas di kampus ini"
"Ck. Ya iya beneran, ngapain juga aku bohong. Nih kamu lihat sendiri..." Erlita membuka ponselnya dan menampilkan video yang sedang ramai di perbincangkan di grup mahasiswa mahasiswi di kampus ini. "...Bagaimana kamu bisa sebodoh ini si Riana? Ampun deh, suka kok sama kulkas beku"
"Mau apa kau terus mendekatiku?" kata Erland jengah, melihat gadis yang selalu berada di jarak aman di belakangnya. Bukan Erland tidak tahu kalau Adriana memang sengaja mengikutinya. Meski dia masih memiliki jarak aman untuk mengikuti Erland. Tapi, pria itu tidak bodoh, dia tahu jika gadis itu sedang mengikutinya.
Adriana terdiam, dia menunduk dengan takut karena tatapan tidak bersahabat dari Erland. Apalagi ada dua orang teman Erland yang sudah siap memegang ponsel di tangan masing-masing.
"A-aku..."
"Aku apa hah? Bisa tidak untuk tidak mengangguku. Aku terganggu dengan kehadiran kelinci kecil sepertimu"
Aa.. Dia mengataiku kelinci kecil. Apa aku memang menggemaskan ya.. Gila.. Bukan saatnya untuk tersipu Riana.
Erland sedang marah, tapi masih sempat-sempatnya Adriana tersipu dengan julukan kelinci kecil dari Erland untuknya. Dasar aneh.
"Jangan menggangguku lagi" Erland berbalik dan melangkah menjauh dari Adrian di ikuti kedua temannya, Beno dan Riki.
"Kak Erland, aku mencintaimu. Aku jatuh cinta padamu"
Erland langsung menghentikan langkahnya. Jantungnya berdebar karena Adriana, nafasnya naik turun karena memendam emosi dan juga malu dengan apa yang di lakukan Adriana. Erland berbalik dan berjalan ke arah Adriana. Beno dan Riki segera memasanga kamera ponsel mereka.
"Kau fikir kau pantas menjadi pacarku? Xileen saja aku tolok. Apalagi kau!"
Adriana menunduk mendengar ucapan dingin Erland. Ya, Xileen yang menjadi bintang kampus saja Erland tolak, apalagi dirinya yang hanya kelinci kecil yang berharap bisa bersanding dengan singa, si raja hutan. Jelas tidak mungkin. Tapi, Adriana tidak akan menyerah begitu saja. Karena kegigihan selalu membuahkan hasil dalam segala hal. Begitupun dengan cinta.
Erland tersenyum, Adriana langsung ikut tersenyum melihat senyuman Erland. Sementara Beno dan Riki langsung bergidik ngeri melihat senyuman devils dari Erland. Tapi bodohnya Adriana malah ikut tersenyum. Apa cinta telah benar-benar membutakan dirinya. Senyuman mengerikan seperti itu malah dia balasa dengan senyuman manis.
Gadis itu benar-benar sudah gila. Beno dan Riki yang berfikiran sama.
"Jadilah pembantuku maka kau akan lebih dekat denganku. Apa itu bagus?"
Pembantu? Lebih dekat dengannya..
"Oke, aku tidak masalah"
Adriana yang bodoh karena cinta sampai menyetujui keinginan gila dari Erland. Adriana benar-benar telah di butakan oleh cinta.
Erland juga tentu terkejut, dia merasa gadis ini sangat aneh. Erland mengatakan itu hanya untuk menghentikan beberapa gadis yang selalu mengejarnya. Dan terbukti jika mereka akan langsung menjauh dan memaki Erland. Tapi kenapa kali ini, ada gadis yang dengan santai menerima tawarannya yang jelas-jelas sangat tidak masuk akal.
Apa dia gadis gila?
Beno dan Riki yang tahu jika yang di ucapkan Erland adalah kalimat andalan untuk membuat para wanita yang mengejarnya langsung mundur. Tapi kali ini mereka tertawa karena merasa lucu melihat wajah terkejut Erland.
"Akhirnya ada juga yang menerima tawaranmu itu Erl.." teriak Beno yang langsung terdiam saat Erland langsung menatap tajam ke arahnya.
Bersambung
Like komen di setiap chapter.. Kasih hadiahnya dan votenya.. Berikan bintang rate 5
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
uyhull01
aihh si Adriana ini emng Bner bener bucin yaa🤭
2023-01-03
0