"Aku rela memberikan segalanya, hanya untuk satu malam dengan mu. Aku rela membahayakan hidupku hanya untuk bersama mu. Aku mencintaimu Badai." __ Cheryl.
"Dari awal kau tahu kau bukan tipe ideal ku. Lagi pula, kau juga tahu aku sudah memiliki kekasih. Kejadian diantara kita satu malam tadi, just for fun!" __ Badai.
Berawal dari kenakalan remaja sampai melibatkan dendam masa lalu orang tuanya.
Hay gais cerita ini masih prekuel 'Second Wife' juga masih sekuel dari 'Sexy Little Partner' dan semoga menjadi bacaan yang mengisi waktu luang kalian.
Genre Teen-Angst, jadi siapkan jantung waras kalian karena setiap part nya mengandung desir degup yg tak biasa.
Happy reading Baby.... 🥳
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
[Kapan Papi datang?]
Badai sedang mengudara. Gelar doktor kini menjadi miliknya. Bukan hanya itu, ia juga berhasil menjadi pebasket yang mewakili London untuk beberapa kejuaraan.
Wajah tampan, kaya raya, berpawakan gagah, usia matang. Kurangnya hanya satu, status suami yang tak lagi jelas kini melekat padanya.
Orang-orang menyebutnya seorang ayah dari satu anak laki-laki, tapi dia sendiri tak pernah merasakan candunya wangi tubuh bayi. Terlebih, istri yang seharusnya mendampingi kesuksesannya, kini tak dapat ia sentuh.
Bicara soal has-rat bercinta. Tentu saja Badai masih menggebu-gebu. Seusia Badai sudah pasti lebih kacau saat mengeluarkan bibit keperkasaan. Apa lagi, dia sudah pernah merasakan candunya tubuh mulus wanita.
"Ahh, emmh, ini gila, sangat gila Badai!" Desah merdu perempuan kini memanjakan telinga Laki-laki itu.
"Enak kan hmm?" Keringat berbulir-bulir mengembun di seluruh lekukan tubuh kekarnya.
"Lebih dalam lagihh Sayang."
"Rasakan kalo begituhh."
"Ahh!" Teriakan keras mengakhiri pencarian surga dunia Badai Laksamana. Cairan putih kental itu menyembur tak beraturan.
Plung...
"Sial!" Badai mengumpat geram. Baru saja ponsel usang miliknya tercemplung ke dalam air. "Apa lagi ini?" Rutuknya kembali.
Setelah berhasil mengeluarkan benih-benih gerahnya. Turbulensi dari jet pribadi yang ia tumpangi menggoyang keseimbangan tangannya.
Dari dalam bathub Badai mengambil ponsel lawas itu, lalu meletakkannya di atas tumpukan handuk kering. "Ah sial, kenapa harus mati begini ponsel ku?"
Tak mau berlama-lama lengket, ia kemudian membersihkan diri sebelum keluar dari kamar mandi dengan handuk kimono dan membawa serta ponsel basah miliknya.
"Hey Presiden direktur." Lukas baru saja masuk ke dalam kamarnya. "Apa ini?" Tak sengaja laki-laki Casanova itu menemukan satu CD dan bra tipis milik perempuan di atas ranjang Badai.
"Lukas!" Badai sampai naik ke atas ranjang hanya untuk merebut kembali CD dan bra miliknya.
"Punya Cheryl?" Tanya Lukas menyengir.
"Bukan urusan mu!"
Lukas tergelak renyah bahkan terpingkal-pingkal. "Kau masih memujanya ternyata."
"Keluar lah, aku harus mengganti pakaian ku!" Seperti perangainya selama ini, Badai selalu ketus.
"Memangnya kenapa, kita sama-sama laki-laki. Aku normal, aku tidak akan pernah tertarik pada ular mu." Sanggah Lukas.
"Sial!" Badai merutuk sembari memasukan CD dan bra milik Cheryl ke dalam koper miliknya.
Bersamaan dengan itu, satu pria lagi masuk ke dalam kamar. Dia Jimmy asisten personal yang di utus Savira Li. "Tuan, sebentar lagi pesawat kita mendarat." Infonya.
"Hmm." Sahut Badai, baru akan pergi laki-laki berpakaian hitam itu Badai kembali bersuara. "Oya, Jimmy, ..."
"Ada apa lagi Tuan?" Kembali Jimmy menoleh.
"Kau tahu caranya menyalakan ponsel yang sudah mati tercemplung air?" Tanya Badai.
Jimmy mengangguk. "Tentu saja. Kita punya beberapa ahli di bidang itu Tuan. Jadi berikan ponsel rusak Tuan lalu saya sendiri yang akan memastikan ponsel itu kembali hidup."
"Kau sendiri?" Badai berkerut kening. Tunggu dulu, Badai berpikir keras. Masalahnya, di dalam ponsel tersebut, ada banyak video bercintanya bersama Cheryl Arsya, dan yah, ponsel rahasia itu tidak mungkin ia berikan pada siapa-siapa.
"Iya benar Tuan. Saya sendiri yang akan memastikan ponsel Tuan kembali hidup." Ulang Jimmy.
"Ti-tidak perlu saja kalau begitu. Kau pergilah." Usirnya. Badai tak jadi meminta bantuan. Persetan dengan ponsel itu, dari pada video Cheryl di nikmati mata laki-laki lain lebih baik enyah saja.
"Memang ada file apa?" Lukas menyengir menyebalkan. "Apa ada video bercinta mu dengan Cheryl? Bolehkah aku lihat?"
"Keluar aku bilang!" Bentak Badai. Lukas hanya terkikik sambil berlari keluar dari ruangan itu.
Badai mendengus kasar. "Ya Tuhan. Kenapa Lukas harus ikut ke Indonesia, merepotkan saja!" Gerutunya.
...✴️🔸🔸🔸✴️...
Dalam ruangan VVIP sebuah restoran sushi terkenal. Cheryl dan Ezra kini duduk berhadap-hadapan. Sushi matang adalah satu dari puluhan makanan kesukaan Ezra.
Setelah memborong banyak coklat, Ezra dan Cheryl memasuki tempat makan mewah tersebut.
Cheryl tersenyum menatap lekat wajah putranya. Sungguh dalam keadaan mulut penuh pun, Ezra selalu terlihat tampan.
Cheryl teringat masa-masa ia menyuapi suaminya dengan background salju yang turun begitu lembut.
Sup panas dan sushi juga sering ia buat untuk menyambut kedatangan Badai setelah seharian bekerja.
Acap kali kecupan manis setelah makan malam menjadi pengantar kegiatan panasnya di tengah derasnya salju yang melanda.
Sambil menikmati salju di luar jendela, Badai terus menghujam miliknya dengan gagah perkasa.
Pernah juga Badai mengajaknya bercinta di gang sempit yang sepi. Pengalaman bercinta mereka sangat liar, yang mana membuat Cheryl begitu sulit beralih. Ingatan manis itu terus terngiang.
"Mami akhir-akhir ini sering melamun." Ezra mencecar ibunya. Di mata Ezra, Cheryl seorang wanita yang begitu sempurna, cantik, penyabar, dan murah senyum. "Apa Mami rindu Papi?"
"Of course." Cheryl tersenyum manis saat mengatakan itu.
"Papi pebasket yang luar biasa. Eza bangga deh, kalo di sekolah temen-temen Eza ngomongin atlet Indonesia yang jadi tim inti terbaik di luar negeri, ternyata itu Papi Eza."
"Dia gigih seperti mu." Cheryl cubit pipi gemas putranya.
"Kapan Papi jemput kita? Kenapa lama sekali menuntut ilmu nya?" Meski sedang makan Ezra memang sekritis itu jika sudah ingin tahu.
"Secepatnya Sayang." Jawab Cheryl.
"Dari dulu Mami bilang secepatnya, secepatnya terus, tapi nggak ada datang-datang Papi nya." Sanggah Ezra.
Cheryl tak tahu lagi harus mengatakan apa pada putranya, alasan kebohongannya sudah terlalu banyak dan memuakkan.
"Eza kan tahu, Papi punya banyak kerjaan, pendidikan, tanggung jawab, dan lain-lain. Lihat baju yang Eza pakai, coklat yang Eza beli, kartu kredit yang Eza nikmati, itu semua dari Papi. Eza nanti kalo sudah besar pun begitu, banyak sekali tugas Eza sampai- sampai Eza lupa punya Mami."
Anak tampan itu menggeleng dengan cepatnya. "Nggak akan lupa. Kan Eza bilang, Eza yang nanti melindungi Mami dari semua penjahat." Katanya.
Cheryl terkikik. "Iya, Mami lupa. Maklum, Mami terlalu banyak urusan jadi suka lupa sama yang Eza bilang." Alibinya untuk mengalihkan pembicaraan.
Ezra mendengus sambil menggeleng.
"Sekarang lanjutkan makan. Setelah itu, kita main ke rumah Om Ansel. Kan Baby nya Om Ansel baru lahir." Cheryl kembali menemukan cara agar putranya tak lagi membahas Badai.
Benar saja, mendengar baby baru lahir, Ezra begitu antusias. "Iya, pasti lucu kayak Eza baby nya Om Ansel."
"Pasti dong. Makanya lanjutin makan, lalu kita langsung ke rumah Om Ansel. Apa lagi bayinya cewek. Kan Ezra mau liat baby cewek kan?"
"Iya." Segera Ezra melanjutkan makannya. Berharap bisa bergegas menyatroni rumah Om Ansel nya dan menjumpai adik sepupu yang baru lahir.
...📣 Huhu, terima kasih masih setia di sini kesayangan koh. Oya bagi yang tanya semua judul nopel koh, ada di profil yah. Bisa juga tulis di pencarian, Pasha Ayu....