Apa hal yang paling menyeramkan di dunia ini?
Mungkin jika Zahra ditanya hal itu maka ia akan menjawab bahwa pernikahan beda agama adalah yang paling berat sekligus menyeramkan. Jangankan untuk menjalani, bahkan untuk membayangkannya 'pun Zahra tidak mampu. Namun garis takdir berkata jika jalan ini memang harus Zahra lalui, yaitu menjadi pengantin pengganti untuk atasannya yang memiliki keyakinan berbeda dengannya.
Lalu akan seperti apakah kehidupan rumah tangga mereka berlayar? Apakah dalam pelayaran dalam biduk rumah tangga ini mereka akan menemui pelangi, atau justru rintangan badai yang akan mereka jalani? Ikuti kisah selengkapnya eksklusif hanya di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istriku
Zahra terbangun tengah malam saat merasakan perutnya yang terasa sangat lapar. Ia duduk di ranjang dan melihat ke arah sofa dimana Jo tertidur di sana. Karena merasa kasihan melihat Jo tidur tanpa selimut, Zahra membawa selimut yang tadi ia pakai dan memakaikannya pada Jo. Namun ternyata, karena perbuatan Zahra itu justru membuat Jo terbangun.
"Maaf, aku tidak berniat mengganggu tidurmu," ucap Zahra.
Jo melihat jam pada ponselnya yang menunjukkan pukul dua pagi. "Kenapa kau bangun sepagi ini?" tanya Jo.
"Mmm aku kelaparan."
"Aku sudah membangunkanmu tadi malam, tapi kau bilang kelelahan dan tidak mau makan." Jelas Jo.
"Benarkah?"
"Hm, lihat saja." Jo menunjuk sepiring nasi yang tadi malam ia taruh di atas nakas.
"Astaga, aku benar-benar tidak sadar kalau kau membawakanku makanan, maafkan aku."
"Tidak apa-apa. Sudah, ayo aku temani makan."
"Ehh tidak tidak, itu tidak perlu, aku bisa makan sendiri."
"Yakin?"
"Hm, aku ke dapur dulu." Zahra berlalu menuju dapur, sedangkan Jo kembali merebahkan dirinya sembari menarik selimut agar menutupi tubuhnya.
"Sudah tidur di kasur empuk, selimut juga senyaman ini, kurang apalagi hidupnya, sedangkan aku tidur di sofa kecil ini, nasib nasib." rutuk Jo.
Di dapur, Zahra membuka lemari tempat menyimpan makanan berharap menemukan sesuatu di sana, tetapi tampaknya ia kurang beruntung malam ini. Ia lantas mencari di lemari penyimpan barang-barang masakan untuk mencari mie instan, sebab jam dua pagi sepertinya bukan waktu yang tepat untuknya memasak makanan selain mie instan, tetapi sayangnya Zahra tidak menemukan satu bungkus mie instan 'pun di sana.
"Kau sedang mencari apa, Kakak Ipar?"
Zahra sedikit terkejut mendengar suara itu, tetapi begitu ia berbalik ternyata Jordan yang bertanya. "Aku sedang mencari mie instan," jawab Zahra seadanya.
"Kau tidak akan menemukan makanan itu di sana," Jordan membuka lemari kayu di bagian bawah meja, lalu menyerahkan sebungkus mie instan pada Zahra. "Itu milik pekerja di sini."
"Milik pekerja? Lalu, apa tidak masalah kalau aku memakannya?"
"Sebenarnya tidak masalah untuk pemiliknya, tapi suamimu yang akan mempermasalahkannya."
"Kenapa?"
"Karena dia tidak suka jika ada satu anggota keluarganya yang mengonsumsi makanan yang tidak sehat, apalagi kau adalah istri yang dicintainya, dia pasti akan melarang keras jika tahu kau memakannya."
"Tapi bagimana—"
"Ehem!"
Jordan dan Zahra melihat ke sumber suara, ternyata orang yang sedang mereka bicarakan telah memasuki dapur, dan kemungkinan besar Jonathan mendengar apa yang mereka ucapkan.
"Apa yang kau lakukan bersama istriku?" tanya Jo pada Jordan. Ia lantas melirik Zahra dan mendapati sebungkus mie instan yang coba Zahra sembunyikan, dengan cepat Jo mengambilnya. "Makanan ini tidak baik untuk kau konsumsi."
"T-tapi—"
"Aku akan memasak untukmu." Jo menuju dapur dan menyiapkan peralatan serta bahan yang ia butuhkan.
"Jo, buatkan dua porsi ya, aku juga lapar." ucap Jordan.
"Pergilah sebelum wajan ini melayang ke wajahmu." ucap Jo datar, bahkan ia masih tetap fokus mengumpulkan bahan-bahan yang ia butuhkan.
Jordan merengut sebal tentu saja, tetapi sedetik kemudian ia kembali melirik Zahra. "Aku sudah bilang 'kan dia tidak akan membiarkan orang yang dia cintai memakan yang tidak sehat."
"Aku akan melaporkanmu pada Alora karena sudah mencari perhatian istriku," ancam Jo yang kini menatap tajam Jordan.
Jordan menatap tak suka pada Jonathan, lalu pergi dari sana meninggalkan Jo dan Zahra sendiri. Setelah kepergian Jordan, Zahra mendekati Jonathan.
"Dia sudah pergi, jadi biarkan aku memakan mie instan saja." Zahra yakin bahwa perhatian Jonathan ini hanya bagian dari skenario yang mereka sepakati, oleh karena itulah Zahra berani mengatakan ini.
"Tidak ada satu 'pun anggota keluarga Fox yang boleh memakan makanan instan, termasuk kau istriku."
...****************...
Zahra, hati aman kan? wkwkw
double up