Joanna terbangun dari tidurnya dan seketika dia terjaga di masa sepuluh tahun ke depan, melintasi waktu dan mendapati dirinya harus menikahi pria beranak satu yang merupakan kakak iparnya bernama Javiero.
Mungkinkah pernikahannya akan bahagia dengan Javiero, sedangkan dia dikirim untuk mengemban misi rahasia dari organisasi pengendalian siluman.
Joanna datang ke masa depan karena dia mendapat tugas rahasia dari organisasi, mencari Kruze dan memburunya untuk ditangkap serta dibawa pulang kembali ke masa mereka hidup, sebab Kruze telah mencuri pusaka Luchnos milik organisasi pengendalian siluman yang ditakutkan Kruze akan menjadi siluman terkuat dengan tujuan untuk menguasai dunia ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 Hadirnya Carla Ashford
Pada saat Javiero Lincoln hendak mengejar kembali Joanna yang telah berlari mendahuluinya.
Terdengar suara memanggilnya dari arah belakang.
"Javiero...", panggil seorang wanita.
Tampak seorang wanita tengah berdiri dengan mengenakan gaun panjang warna biru tua, motif bunga mawar kecil hitam seraya memegang sebuah tas kecil warna hitam di tangannya.
Gaun panjangnya melambai-lambai tertiup angin saat dia berdiri diam, memandang serius ke arah Javiero Lincoln.
Javiero segera memalingkan wajahnya ke arah suara tersebut.
Terdiam sejenak, memandang lurus ke arah wanita cantik bertopi hitam yang berdiri tegap di hadapannya.
Wanita itu tersenyum tipis berusaha tetap terlihat tegar saat berhadapan dengan Javiero.
"Apa kabar mu, Javiero ?", sapa wanita itu dengan gugup.
"Ada apa kau kemari ?", tanya Javiero seraya mengernyitkan keningnya.
"A--aku mendengar kabar bahwa Luvena masuk ke rumah sakit dari pelayan yang bekerja di rumah mu", sahut wanita cantik itu.
Javiero terdiam sesaat lalu membalik badannya menghadap ke arah wanita bertopi hitam.
"Iya, Luvena masuk rumah sakit karena tenggelam di kolam depan", kata Javiero.
"Bagaimana kabarnya saat ini ?", tanya wanita itu sembari mengusap punggung tangannya yang memegang tas kecil.
"Masih terbaring di tempat tidur", sahut Javiero.
Javiero memalingkan pandangannya ke arah Joanna berlari tetapi saat dia melihat kembali, sosok Joanna telah menghilang dari pandangannya.
"Ck !", decaknya kesal.
Ketika mengetahui Joanna telah pergi jauh dan tak terlihat lagi.
Javiero lalu memutar tubuhnya hendak mengejar Joanna.
Namun, tangan wanita itu menahan lengan Javiero agar pria tampan itu tidak melanjutkan niatnya.
"Tunggu, Javiero !", ucap wanita itu dengan sorot mata tajam.
Javiero terdiam seraya menoleh ke arah samping.
"Ada apa, Carla ?", tanya Javiero.
"Siapa yang kau kejar ?", ucap wanita cantik itu.
"Joanna...", sahut Javiero tegas.
Wanita dengan topi hitamnya menghela nafas panjang, ekspresinya terlihat tidak senang.
"Untuk apa kamu mengejar perempuan yang tidak mencintai mu, Javiero", ucapnya.
"Carla Ashford !", panggil Javiero dengan nada tinggi lalu berbalik arah menghadap ke arah wanita bernama Carla Ashford.
Dagu Javiero terangkat sedikit ke atas dengan tatapan dinginnya memandang Carla Ashford yang berdiri tepat di depannya.
"Perlu kau ingat satu hal, Carla !", ucap Javiero sambil menahan nafas dalam-dalam.
Carla Ashford tersentak pelan dan menunggu kelanjutan ucapan Javiero Lincoln padanya.
"Bahwa Joanna adalah istri sah ku sekarang. Dan dia bukanlah orang asing lagi bagiku, Joanna Hamilton adalah istri ku", lanjut Javiero.
"Dan aku tahu itu, Javiero", sahut Carla Ashford.
"Jika kau tahu itu, maka kau harus mengingatnya bahwa aku berhak melakukan apapun sesuai kehendak ku, dan berbuat apa saja terhadap istri ku sesuai keinginan ku", ucap Javiero tegas.
Carla Ashford hanya terdiam seraya menatap sendu ke arah Javiero, sambil berkata.
"Meski posisi ku tidak lah ada artinya bagi mu sekarang tapi sebagai orang yang dulu dekat dengan mu, aku memahami perasaan mu", sahut Carla.
"Apa yang kau pahami ?", tanya Javiero.
"Bahwa kau tidak mencintai Joanna dan pernikahan yang kau jalani bersamanya hanya karena adanya paksaan", sahut Carla.
Javiero tersentak kaget lalu mendengus kesal, muak dengan ucapan Carla Ashford yang terdengar mengguruinya.
"Lantas siapa yang aku cintai saat ini !?", sambung Javiero dengan memicingkan kedua matanya.
"Aku tahu bahwa hati mu masih ada untuk ku dan tidak pernah akan berubah, Javiero", sahut Carla.
Javiero langsung tersenyum pahit seraya membuang muka ke arah lain.
Terdiam tanpa merespon ucapan Carla Ashford yang mencoba mengingatkan dirinya akan kenangan lama.
Memang sempat Javiero dan Carla menjalin hubungan dekat tetapi hanya sebatas rekan kerja, perusahaan milik Javiero bekerjasama dengan perusahaan tempat Carla bekerja sebagai arsitek, setahun yang lalu.
"Aku tahu bahwa kau menaruh hati pada ku, hanya saja cinta mu tak sempat tersampaikan karena adanya pernikahan mendesak ini", ucap Carla.
Carla mencoba berjalan menghampiri Javiero tetapi pria penuh pesona itu langsung melangkahkan kakinya mundur beberapa langkah ke belakang.
Menghindari jangkauan sentuhan tangan Carla Ashford.
"Sayangnya, semua yang kau ucapkan salah karena aku merasa pernikahan ini tidak menjadikan diri ku terpaksa", sahut Javiero.
"Kau berbohong !", ucap Carla.
Javiero menengadahkan pandangannya ke arah Carla lalu terdiam tertegun.
"Coba kau katakan alasan ku untuk berbohong, Carla !?", sahut Javiero tidak mengerti.
"Kau mencoba menutupi perasaan mu dengan membohongi diri mu sendiri bahwa kau saat ini benar-benar terpaksa menikah dengan Joanna", kata Carla.
Javiero menggelengkan kepalanya pelan lalu menjawab ucapan Carla.
"Tidak, Carla", sahut Javiero.
"Lagi-lagi kau berbohong, Javiero", ucap Carla Ashford.
"Coba lah kamu sadari bahwa aku telah menikah secara resmi dengan Joanna dan perlu kau ingat pernikahan kami tidak main-main", sahut Javiero.
Wajah Carla langsung berubah merah padam dengan kedua tangan menggenggam erat tas kecil berwarna hitam, mencoba bertahan dengan rasa malunya yang teramat besar.
"Maafkan, aku, Carla...", ucap Javiero.
Terlihat pandangan Javiero sedih serta prihatin saat memandang ke arah Carla yang bersikap gelisah.
"Jujur aku katakan pada mu bahwa aku tidak pernah menaruh hati pada mu, Carla", sambung Javiero.
Carla Ashford semakin bertambah malu, wanita dengan paras lembutnya itu hanya bisa menundukkan pandangannya, berusaha menyembunyikan wajahnya yang merah padam.
Kedua tangannya bergetar hebat, mencoba tetap berdiri tegak dengan kedua kakinya.
"Jika kau tidak mencintai ku. Apakah kau memiliki perasaan khusus pada Joanna ?", kata Carla.
Javiero tersenyum tipis lalu memalingkan wajahnya dari Carla yang menatapnya sendu.
"Katakan pada ku dengan jujur ! Bahwa kau memang mencintai Joanna dan jika kau benar-benar memiliki perasaan cinta itu maka aku akan terang-terangan mundur dari mu !", ucap Carla.
Desakan ucapan Carla Ashford menyentakkan Javiero dan memaksa pria casanova itu harus mengaku.
"Entah cinta atau hasrat tetapi aku merasakan kenyamanan saat bersamanya dan aku akui bahwa hati ku terasa damai bila dekat dengan Joanna", ucap Javiero jujur.
"Ucapan mu tidak membuktikan bahwa kau benar-benar mencintai Joanna", kata Carla.
"Tidak, itu bukan berarti ucapan ku ambigu, Carla", sahut Javiero.
"Apakah kamu memberikan kesempatan untuk ku agar masuk ke dalam hati mu, Javiero ?", ucap Carla.
Lagi-lagi Javiero menggeleng pelan seraya tersenyum tipis.
"Maaf, Carla... Aku tidak bisa memberi mu harapan yang tak menentu buat mu karena aku memang dan tidak mungkin bisa jauh dari Joanna...", sahut Javiero.
Carla Ashford bagai disambar petir di siang bolong setelah mendengar penjelasan Javiero mengenai luapan isi hati yang paling dalam dari pria tampan itu.
Mendadak kepalanya pening, pandangannya kabur dan keseimbangan tubuhnya mulai goyah.
Carla merasakan seluruh dunianya berhenti berputar saat itu juga seusai mendengar curahan hati Javiero tentang perasaan nya yang terdengar sangat mendambakan Joanna.
Dalam hitungan detik tubuh langsing Carla ambruk, jatuh terbaring tak sadarkan diri.
BRUK !
lanjut lah..
Good Job author ❤️