Pernikahan nya dengan seorang duda beranak dua,menyisakan luka yang setiap hari nya di rasakan oleh Fifian,,sang mantan istri yang selalu membayangi rumah tangga nya membuat sang suami tidak perhatian pada nya..Di tambah lagi pekerjaan yang selalu menyibukan diri nya..
Ketikan Fifian meminta cerai barulah Alexander sang suami menyadari akan kesalahan nya..
Akankah Fifian memaafkan Alexander..???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dada_1407, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maaf Mas,Tak Sengaja..
"Ya ampun,akhir nya aku bisa turun juga..terima kasih bi..untung ada bibi.."
"Sama-sama, Non."
Fifian lega sekali akhir nya dia bisa turun dengan bantuan pembantu nya.
"Bibi nggak usah khawatir Mas Alex nggak akan pecat bibi. Nanti aku yang ngomong, tenang aja bi.."
"Saya dipecat juga ga papa, Non. Setidak nya sekali saja saya bisa berbuat baik sama Ibu. Maaf selama ini saya diam saja ibu diperlakukan semena-mena sama Tuan Alex," ucap Bi yayan yang diikuti anggukan kedua pembantu yang lain.
Fifian sangat terharu mendengar ucapan pembantu nya itu.
"Makasih banyak, Ya. Tenang aja, saya pastikan kalian nggak akan dipecat."
"Terima kasih, Non. Kami permisi." mereka pun kembali ke dapur
"Iya."
Fifian tersenyum. Setelah pembantu nya pergi, Fifian memutuskan untuk rebahan. Punggung nya pegal sekali tadi pagi mondar mandir dari perusahaan satu ke perusahaan lainnya menggunakan ojek. Lalu berdebat dengan suami nya dan benar-benar menguras tenaga.
Saking lelah nya Fifian pun tertidur, begitu pulas sampai suami dan anak-anak nya pulang, dia tidak menyadarinya.
"Mommy."
Gani langsung merapatkan bibir saat membuka pintu dan melihat mommy-nya sedang tidur.
"Apa Daddy bilang, jangan berisik, sana masuk ke kamar kamu. Gina aja nggak bandel kayak kamu dan langsung masuk kamar."
"Gina nggak sayang sama Mommy maka nya cuek, beda sama Gani yang sayang sama Mommy. Gani mau tiduran samping Mommy."
Gani ingin masuk ke dalam kamar, tapi Alex menarik tas punggung nya.
"Balik ke kamar kamu Gani,ganti pakaian dulu."
"Nggak mau. Gani mau sama Mommy." paksa Gani
Alex benar-benar tak habis pikir dengan putra nya ,Gani. Bagaimana bisa putranya yang dingin dan super bandel ini semanja itu dengan Fifian.
"Eughh, suara apa ini? Berisik sekali."
"Kan kan Mommy jadi bangun. Sana balik ke kamar, cepet."
Dengan berat hati karena tidak ingin mengganggu tidur mama nya, Gani pun mengalah.
"Nanti malam Gani mau tidur sama Mommy," ucap
Gani penuh ultimatum.
"Enak aja. Mommy istri Daddy dan Daddy yang akan tidur sama Mommy."
"Mommy memang istri Daddy, tapi siapa yang selalu ada untuk Mommy selama ini. Ya Gani. Terus siapa yang meluk mommy waktu mommy sedih. Ya Gani. Terus siapa yang hibur mommy waktu mommy kesepian. Ya Gani. Terus siapa yang usap air mata mommy waktu Mommy nangis. Ya Gani. Semuanya Gani yang lakukan Daddy. Jadicyang lebih berhak deket sama Mommy. Bukan Daddy."
Alex terheran-heran dengan kelakuan anaknya. Semakin gede bukan nya semakin nurut malah semakin bandel. Parahnya, Gani seolah ingin bersaing dengan nya merebutkan perhatian Fifian.
"Lebih baik kamu masuk kamar sekarang." Gani langsung melengos,
"Pokok nya nanti malam Mommy tidur sama Gani," Gani menjulurkan lidah pada nya.
Begitu Alex melepas sepatu nya, Gani langsung lari sambil tertawa.
"Aishhh anak siapa sih itu bandel banget. Oh iya anak gue. Kok bisa ya gue punya anak kayak gitu."
Alex menggeleng-gelengkan kepala, masih tak habis pikir dengan kelakuan putra nya..
Dia pun masuk ke kamar dan mengunci dari dalam, takut tiba-tiba bocil itu Nyelonong masuk.
Alex pun melepas kemejanya sambil memperhatikan wajah istrinya yang lelah.
"Gimana dia bisa turun? Apa dia loncat."
Alex Meletakkan kemeja nya di pinggir sofa dan bertelanjang dada, Alex menghampiri istrinya. Duduk di tepi kasur dan meraba-raba kaki serta tangan istrinya untuk memastikan Fifian apa ada yang terluka atau tidak.
"Syukurlah, tidak ada luka." ucap Alex yang merasa lega
"Eugghh," Fifian menggeliat dan mengganti posisi miring ke arah Alex. Dia membuka mata sesaat, lalu memejamkan mata lagi. Begitu otaknya mencerna laki-laki yang duduk di samping nya adalah suami nya, Fifian langsung membuka mata lagi.
"Mas Alex."
Fifian ingin bangun, tapi Alex menahan lengan nya.
"Tiduran aja kalau capek." ucap Alex pada Fifian yang kembali tiduran, tapi tidak menutup mata.karena Kantuk nya sudah hilang dan berganti rasa kesal.
Karena Alex sudah Mendudukkan diri nya di atas lemari, Fifian tidak akan melupakan kelakuan menyebalkan suaminya itu.
"Apa? Kenapa menatap aku begitu?" Alex tertawa, dia gemas dengan istrinya yang memicingkan mata. Fifian pasti merasa dirinya seperti singa betina saat marah, tapi dimata Alex, fifian seperti kucing rumahan. Lucu dan menggemaskan.
Ah sejak kapan istrinya selucu dan semenggemaskan ini. Kemana saja Alex selama tiga tahun ini sehingga baru menyadari hal itu.
"Berhenti sinis begitu atau aku angkat tubuh kamu lagi dan meletakkan nya di atas lemari."
"Nyebelin."
"Emang... Ngomong-ngomong gimana cara kamu turun? Kamu loncat ?" tanya Alex penasaran
"Kepo!" Fifian pun turun dari ranjang.
"Mau kemana?" Alex menahan tangan isrtrinya.
"Mandi. Suntuk banget."
"Kebetulan aku juga belum mandi," Alex tersenyum. Senyum manis yang biasa playboy tunjukkan untuk menjerat perawan lugu.
"Ya udah sana mandi. Nanti baru aku."
"Bareng kan bisa." ajak Alex pada Fifian
"Nggak bisa. Aku-ARGG MAS."
Fifian tersentak saat tiba-tiba Alex menggendong nya ala bridal style. Kedua tangann ya terus memberontak dan memukul dada suami nya, tapi Alex tetap berjalan menuju ke kamar mandi.
"Mas turunin aku."
"Oke."
Alex menurunkan istrinya di bathup. Fifian ingin berdiri, tapi Alex menahan bahu istrinya dan menyiram dengan air dari shower.
"Mas."
Fifian terus memberontak, tapi Alex tetap menahannya dan mengarahkan air ke wajah nya.
"Mas, udah."
"Kita kan mau mandi bareng."
"Aku nggak mau,"
Fifian gelagapan karena air shower mengucur deras mengenai wajahnya.
Fifian semakin tak kuat memberontak, lalu dia mengerahkan seluruh kekuatan nya dan mendorong dada suami nya dengan kencang..
Brukkk.
"MAS," Fifian berteriak saat melihat suaminya terjatuh dan kepala nya membentur dinding.
"Kamu ga papa, Mas."
"Sakit!"
"Maaf. Kamu sih."
Alex menatap kesal istrinya, dahi nya benar-benar sakit membentur tembok. Untung nya tadi dia sempat menahan tubuh nya sehingga saat dahinya terbentur tembok tidak terlalu kuat. Tapi tetap saja sakit dan memberi efek pusing.
"Ya udah kita keluar," ajak fifian
"Aku nggak mau," Alex justru duduk di lantai sambil memegang kepalanya dengan dramatis.
"Mas, nggak usah kayak bayi deh. Ayo cepat keluar."
"Aku mau mandi."
"Kan kepala kamu sakit, mandinya nanti dulu."
"Pasti sembuh kalau berendam di bath up."
"Ya udah sana berendam."
Fifian lama-lama jengkel juga, dia pun melangkah pergi.
"Ohh gitu ya, berani berbuat tapi nggak berani tanggung jawab," sinis Alex
Fifian menoleh dengan mata memicing.
"Apa maksud kamu?"
"Kamu mendorong suami kamu sampai dahinya membentur tembok, terus kamu langsung pergi gitu aja."
****
Padahal lagi seru-serunya🥺🥺