"Segera tangkap dia,aku tidak ingin pernikahan ini gagal!"Ucap seorang laki-laki paruh baya dengan stelan jas hitam dan sangat rapi.
"Tapi tuan saya sudah berusaha nona Sena telah kabur bersama seorang laki-laki."Ucap seorang yang seperti nya adalah pesuruh dari laki-laki berpakaian rapi tadi.
Laki-laki paruh baya itu terdiam wajah nya memerah menahan amarah yang saat ini sedang ia rasakan.
Penasaran kan sama ceritanya hehe ayo ikuti kisah-kisah selanjutnya dari novel author yang kesekian ini, semoga suka ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
"Mas, kalau begitu kita ke kompleks (B) saja."Ucap Ariana memegang tangan Nevan.
"Sayang, kompleks (B) Sangat lah banyak rumah mana mungkin kita akan mengetuk satu persatu pintu rumah orang di malam hari seperti ini."Jawab Nevan kepada Ariana.
"Nyonya,tuan, apa ada hal yang bisa saya bantu? Atau kalian ingin menitipkan pesan untuk Zia, besok dia akan ke sini lagi setiap pagi aku akan menyampaikan nya."Ucap nenek tua itu.
"Tidak usah nek, aku ingin bertemu dan berbicara secara pribadi dengan nya."Jawab Nevan terlihat sedih karena gagal bertemu dengan Zia hari ini.
"Nek apa kau miliki nomer telpon nya?"Tanya Ariana dengan pintar nya.
"Ah iya, aku baru ingat jika dia meningal kan secarik kertas saat ia ingin pulang,dan ia bilang itu adalah nomer telpon nya."Ucap nenek tersebut sambil mengeluarkan secarik kertas dari dalam saku celana nya kemudian memberikan kertas tersebut kepada Ariana.
"Akhirnya, sayang kita bisa menelpon nya."Ucap Ariana semangat.
"Sukur lah, terima kasih banyak nek, kalau begitu kami pamit dulu."Ucap Nevan kepada nenek pemilik toko bungga tersebut.
Nevan dan Ariana pun akhirnya kembali masuk ke dalam mobil dan melaju menuju komplek (B) yang tidak jauh dari sana.
Tidak butuh waktu lama akhirnya mereka pun tiba di komplek (B).
"Mas coba hubungi nomer yang tertera di kertas ini."Ucap Ariana kepada Nevan.
"Baik lah."Ucap Nevan sambil merogoh saku kemejanya mengambil ponsel nya.
Ia mulai menyalin nomer tersebut dan menelpon nya.
Call on.
"Hallo."Jawab dari sebrang telpon.
"Iya hallo, apa ini benar dengan Zia?"Tanya Nevan.
"Iya benar."Jawab Zia sambil merasa bingung dengan orang yang menelpon nya.
"Apa benar rumah mu berada di komplek (B) ?"Tanya Nevan sambil terus menempelkan ponsel tersebut ke kuping nya.
"Iya bentar, tapi tunggu, aku sedang berbicara dengan siapa?"Ucap Zia semakin kebingungan.
"Apa kau bisa memberitahu aku nomer rumah mu?"Tanya Nevan lagi.
Zia terdiam, ia gemetar, mengapa tiba-tiba saja ada orang yang menelpon dan menanyakan nomor rumah nya.
"Hallo, ha-llo."Ucap Nevan yang mengira jika telpon nya sudah mati.
"Ah,em iya, nomer (09)" Ucap Zia reflek menyebutkan nomer rumah nya.
"Aku akan segera tiba."Ucap Nevan yang kemudian mematikan telepon secara sepihak.
Call of.
"Mas, apa dia menyebutkan nomer rumah nya?"Tanya Ariana kepada Nevan.
"Iya sayang,rumah nomer (09)."Ucap Nevan kepada Ariana.
"Baik lah kalau begitu ayo cepat cari rumah nya."Ucap Ariana kepada Nevan.
"Baik lah."Jawab Nevan kembali menyalakan mesin mobil nya dan melaju pelan.
Sementara itu di sisi lain.
"Astaga,apa yang aku katakan,bodoh Zia bodoh, bagaimana kalau itu laki-laki jahat? Dengan kondisi ku yang seperti ini bagaimana aku bisa kabur?"Ucap Zia sambil menepuk beberapa kali jidat nya.
Namun tidak lama setelah itu terdengar bunyi mesin mobil yang berhenti tepat di depan rumah nya.
"Huh, seperti nya itu mereka,apa aku harus diam dan bersembunyi? Atau berteriak minta tolong?"Batin Zia mulai berjalan mendekati pintu masuk rumah nya.
Tok ... tok ... tok.
Suara ketukan yang mulai terdengar di depan pintu rumah Zia.
"Ya Tuhan,aku pasrah kan kehidupan ku pada mu malam ini."Batin Zia yang dengan gemetar memegang gagang pintu dan membuka pintu tersebut.
Pintu pun terbuka, terlihat Nevan dan Ariana berdiri di depan pintu tersebut.
"Ka-kalian siapa?"Tanya Aruna yang tidak bisa melihat orang yang berdiri di depan nya.
Mata Nevan menatap dari ujung kaki sampai ujung rambut Zia yang memang benar-benar sangat mirip dengan dirinya.
"Boleh kah kami masuk?"Tanya Ariana kepada Zia.
Mendengar suara Ariana Zia pun mengenali nya.
"Kau, apa kau wanita yang tadi membeli bunga mawar bersama anak kecil itu?"Tanya Zia kepada Ariana sambil tersenyum manis.
Zia lega karena ternyata itu adalah Ariana dan bukan orang jahat.
"Iya aku Ariana."Jawab Ariana memegang tangan Zia.
"Baik lah ayo masuk, di mana gadis kecil itu?"Ucap Zia sambil memegang tongkat nya.
"Dia ada di rumah dan tidak ikut bersama mu."Ucap Ariana mengikuti Zia dari belakang.
"Ah, begitu, silahkan duduk."Jawab Zia sambil meraba-raba sofa dan duduk.
"Sayang? Ucap Nevan menatap Ariana dengan penuh tanda tanya.
"Suut, mas dia tidak bisa melihat."Ucap Ariana kepada suaminya.
"Apa kau bersama suami mu?"Tanya Zia tersenyum.
"Iya, kenal kan ini suamiku Nevan."Ucap Ariana kepada Zia.
"Ah iya, salam kenal, apa yang tadi menelpon ku itu kalian?"Ucap Zia penasaran.
"Benar, itu aku."Ucap Nevan kepada Zia.
"Kalau boleh tau ada keperluan apa?"Ucap Zia kepada kedua orang yang baru ia kenal itu.
"Aku ingin mengetahui dari mana asal mu?"Ucap Nevan tudepoin.
"Apa? A-Aku? Asal ku?"Ucap Zia bingung dengan pertanyaan tiba-tiba tersebut.
"Iya, dan maaf sebelumnya apa kau tidak bisa melihat sejak kecil atau kau mengalami suatu kecelakaan?"Ucap Nevan tak sabar ingin mengetahui lebih banyak tentang Zia.
"Mas, tidak begitu caranya bertanya,kau membuat nya bingung."Bisik Ariana kepada Nevan.
"Ah,maaf aku terlalu banyak tanya."Ucap Nevan yang mendengar ucapan istri nya.
"Sebelumnya kita baru kenal, aku tidak tau banyak tentang kota ini dan siapa kalian dan apa tujuan kalian ingin mengetahui informasi pribadi ku, jika ada alasan makan aku akan menjawab nya dengan detail."Ucap Zia dengan sopan.
"Maaf Zia,maaf kan suamiku, dia hanya ingin mengetahui informasi mengenai dirimu, karena kau begitu mirip dengan dirinya,ia pernah kehilangan seorang adik."Ucap Ariana yang kini tak bisa menyembunyikan alasan mereka mengintrogasi Zia.
"Adik?"Ucap Zia bingung.
Mereka pun akhirnya menceritakan semua yang terjadi dua puluh tahun yang kalau saat kecelakaan keluarga mereka.
"Ah, begitu ya, seperti nya kalian salah orang, aku bukan orang yang kalian cari, aku buta sejak kecil dan aku ke sini hanya karena pindah kota untuk mencari pekerjaan yang lebih baik lagi dan kedua orang tua ku juga masih hidup dan sekarang berada di kota lain."Jawab Zia berbohong.
"Sudah ku duga,ini hanya akan mengecewakan."Jawab Nevan yang kemudian menarik tangan Ariana keluar dari rumah Zia dan masuk ke dalam mobil mereka.
Zia terdiam tak bersuara, ia tidak ingin ada satu orang pun yang tau tentang keberadaan nya sekarang, dan keluarga Nevan adalah keluarga kaya ia juga merasa tidak mungkin jika dirinya adalah adik dari Nevan karena keluarga angkat nya mengambil nya dari pantai asuhan.
Bersambung ....