"Kau mengundang suami sah mu untuk menyaksikan istrinya dinikahi pria lain? lelucon apa yang sedang kau buat?. Dirimu, tubuhmu, bagian terdalam mu, hanya milikku. Ariana Raj Wallace." (Caesar Castillo Grayson).
Hawaii, tempat indah yang menghantarkan Ariana pada kehidupan baru. Ia mengalami kejadian apes yang membuatnya mendadak jadi istri seorang pria asing bernama Caesar selama 21 hari.
Setelah semuanya selesai, Ariana pergi tanpa memikirkan bahwa dirinya masih seorang istri dari seorang Caesar. Seiring berjalannya waktu, keduanya dipertemukan kembali. namun status pernikahannya harus disembunyikan.
.
.
Penasaran?
SIMAK KISAH SELENGKAPNYA>>
Note: Dilarang mencomot karya orang/plagiasi, silahkan keluar dengan aman!.
HAPPY READING^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 7
Mendapati Caesar putar badan dan berkata demikian, Ariana menelan saliva. Apa alasannya sehingga ia tiba-tiba mengurungkan niat untuk pergi?. Ariana tahu bahwa barusan ia telah kelewatan, nada bicaranya tinggi karena rasa tak terima di cap tubuhnya sudah sering di pakai pria lain.
Ariana seharusnya kau bisa lebih menahan diri, bagaimana ini? Bagaimana jika dia tiba-tiba mencekikmu karena berani memakinya.
Di balik keberanian Ariana ia masih memiliki rasa takut yang tak ditunjukkan. Masalahnya Caesar seorang agen, sangat mudah baginya melenyapkan sesuatu yang mengganggu.
Pria itu berjalan ke arahnya, Ariana sedikit mundur untuk beberapa langkah. Namun tubuhnya mentok saat mengenai dinding.
Caesar kini telah berdiri di hadapannya, mencondongkan tubuh tinggi itu hingga wajah keduanya sejajar. Ia menatap kedua mata indah Ariana bergantian.
"K-kenapa?." Sergah Ariana.
"Kau semarah itu?."
"Jelas! Aku tak terima seolah direndahkan."
Caesar tak langsung menjawab. "Jadi itu benar?."
"Menurutmu?." Sinis Ariana.
Sudut bibir Caesar terangkat, ia tersenyum tipis. Ada rasa senang juga bangga yang sulit diungkapkan saat mengetahui istrinya masih virgin. Pantas saja saat berciuman di altar, Ariana cukup kaku.
"Sayang sekali aku telah merusak dengan mengambil ciuman pertama mu, mau ku kembalikan lagi?." Lirih Caesar.
Mendengar itu Ariana segera mengalihkan pandangan, yang benar saja. Jantungnya mulai tak karuan dengan perasaan gelisah yang aneh. "Kau benar-benar tak mengindahkan kesepakatan yang ku minta ya? Tawaran macam apa itu?."
"Bukankah kau ada urusan di luar? Kenapa malah kembali lagi?."
Caesar terdiam, benar juga apa yang dikatakan Ariana? Kenapa ia malah kembali lagi?.
"Ariana.." Tangan Caesar meraih wajah cantik itu untuk menatapnya.
"Jika aku menerima kesepakatan mu sepertinya itu sebuah kebohongan. Kau akan marah."
Ariana mengerutkan kening. Maksudnya Caesar tak bisa menerimanya? Ia rasa tidak melakukan kontak fisik dalam pernikahan kontrak adalah hal wajar. Ada apa dengan pria ini?.
"Apa maksudmu?." Ariana ingin jawaban.
Wajah tampan itu terlihat sedikit gelisah akan sesuatu, berbeda dengan sebelumnya.
Tangan kekar Caesar turun menyusuri leher jenjang Ariana, mengelusnya seolah memberi tanda. Mendapati itu pikiran Ariana mulai kemana-mana? Ini terjadi pasti karena sebuah alasan. "Caesar..."
Tuk..
Mata indah Ariana membulat saat pria itu menyenderkan kepalanya di antara pundak dan leher jenjang Ariana.
Dahi Ariana mengernyit. "T-tanganmu, geli.. Ada apa sebenarnya? kurasa kau tidak mabuk."
Caesar terdiam, hidung mancungnya mengenai kulit area dada Ariana. Wangi yang sangat manis dan memikat. Seolah memanggilnya untuk berbuat lebih. "Siapa dirimu sebenarnya? Kenapa kau mampu membuatku ingin lebih lama berada di rumah."
Ariana mematung. Ini mulai tak beres bahkan mungkin dirinya juga. Sebagai wanita dewasa, Ariana cukup tahu dengan perubahan sikap pria di hadapannya ini karena apa. "Caesar.."
Rahang Caesar mengeras, ia sadar sudah melewati batas dan kini sedang berkelahi dengan diri untuk menahan kendali. Tak seharusnya ia begini, semuanya karena wanita yang jatuh dari langit ini.
"Sial.. Ada apa dengan diriku?."
"Caesar jangan bilang kau!..."
Deg.
Jantung Ariana seolah berhenti berdetak saat tangan pria itu menarik resleting gaunnya. "Caesar!??."
"Kenapa? Apa yang kau pikirkan?." Pria itu menjitak dahi Ariana tiba-tiba. "Aku kembali hanya untuk membantumu melepas resleting gaun pengantin."
Ya, sikap yang tiba-tiba berubah.
"Ha?." Ariana benar-benar tak paham. Ia menahan gaunnya yang hampir jatuh.
Sudut bibir Caesar terangkat mendapati ekspresi Ariana. "Mana mungkin aku menyentuhmu, aku tak tertarik sama sekali."
"Ingat itu."
Selepas berkata demikian, Caesar pun berlalu pergi dari apartemen meninggalkan Ariana yang masih mematung. Wanita cantik itu seketika terduduk di lantai. Ini pikirannya yang salah? Atau Caesar yang sengaja?.
Ariana sama sekali tak paham, namun yang jelas sepertinya Caesar setuju dengan kesepakatannya setelah apa yang ia ucapkan barusan. "Tak tertarik menyentuhku ya? Tapi kau menunjukkan signal lain pria kejam."
Ariana memilih tak mau ambil pusing, setelah kembali tenang ia segera masuk kamar. Ia melepas gaun pengantin dan membersihkan diri. Rasa lelah yang dirasa, membuat Ariana istirahat dengan cepat menjelajahi alam mimpi.
...~...
02.00 Dini hari
"Lakukan sesi pelatihan terakhir ini dengan baik!." Ujar Luke keras pada anggota training.
Di tengah dinginnya malam dan air, para anggota pelatihan berusaha bertahan ditambah mereka sudah melihat sosok yang paling ditakuti saat pelatihan muncul.
Luke mengerutkan kening, ia pun menoleh ke belakang. "Kau sudah datang? Tuan?."
"Ya." Lirih Caesar sambil memperhatikan semuanya.
Melihat raut wajah sahabatnya yang terasa berbeda, Luke mengerutkan kening. "Apa ada sesuatu? Apa malam pertama mu terganggu karena harus ke sini?."
Mendapati tatapan tajam Caesar, Luke terkekeh. "Lupakan, jangan menghukum ku."
"Katakan, bagaimana dengan perusahaan?." Lanjut Caesar serius.
Luke menunjukkan iPad nya, memperlihatkan data dan jadwal. "Ada beberapa pertemuan penting yang harus kau hadiri langsung. Proyek besar ini melibatkan kerja sama dengan perusahaan mitra, dan kehadiranmu sangat krusial, mereka butuh diyakinkan, dan hanya kau yang punya pengaruh sebesar itu."
Caesar tak langsung menjawab, bagaimana pun juga ia kini direktur dari Grayson Company. "Baiklah, sesuaikan jadwalnya dengan tepat."
"Iya." Luke segera mengatur untuk menjalankan semua.
"Ah dan satu lagi, ada yang ingin ku sampaikan.." Lanjut Luke seraya memperlihatkan sesuatu.
Sorot mata Caesar berubah.
"Signal luar berhasil meminta akses untuk mengetahui keberadaan Ariana." Jelas Luke.
"Mantan kekasihnya itu?."
"Bisa dibilang, tetapi pelacakan bukan dilakukan dari area sini."
"Beritahukan saja setelah itu putuskan akses!." Ujar Caesar.
"Ya?." Luke tak paham. "Bukankah itu sama saja menyerahkan Ariana?."
Caesar tak langsung menjawab. "Tidak, kau salah. Karena bagaimanapun Ariana tetap akan memutuskan untuk bertemu dengannya lagi."
Luke terdiam mendengar itu.
"Apa yang kau rencanakan Caesar?.."
semoga kebencian kedua keluarga bisa bersatu krn cinta mereka berdua
Tapi rindu kan.........
pasti ide dari caesar...wah mereka akan bertemu d sana